Bintang & Sinarnya (2)

193 34 5
                                    

Xavier mengantar Anna sampai depan rumah mewah kekasihnya tersebut, ia benar-benar memegang ucapannya yang mengatakan akan mengantar Anna sebelum tengah malam. Xavier terlihat menatap kearah rumah mewah Anna, terlihat mencari seseorang dan itu membuat Anna menatap kearah sang kekasih dengan tatapan heran.

"Kamu ngapain?" tanyanya.

"Nyari Kak Juna" jawab Xavier seadanya.

Anna menghela nafas, "Dia ngga akan buang-buang tenaganya cuma buat nyamperin kamu, Xav. Lagian Kak Juna belum pulang, mobilnya ngga ada" tutur Anna sebari membuka sabuk pengamannya.

"Iya juga sih"

"Kalau gitu aku masuk ya, kamu hati-hati dijalan, dan kabarin aku kalau udah diapart" ujar Anna.

Xavier tersenyum, "Iya sayang" ujarnya sebari mencium kening Anna.

"Kamu masuk gih, aku pulang kalau udah mastiin kamu masuk rumah dengan aman"

Anna memutar bola matanya malas, "Lebay ah" cibirnya.

"Ini tuh namanya perhatian, sayaang"

"Iya iya ganteng, makasih loh atas perhatiannya, aku masuk ya" setelahnya Anna benar-benar keluar dari mobil milik Xavier.

Sebelum benar-benar masuk kedalam rumah, Anna menyempatkan diri untuk melambai kearah Xavier dan tentu saja itu membuat senyum terbit diwajah tampan Xavier. Setelah memastikan Anna sudah masuk kedalam rumah, barulah Xavier kembali menyalakan mesin mobilnya dan kembali ke apartment miliknya.

.
.
.

Dua pria berkarisma itu duduk berhadapan dengan pakaian mereka yang terlihat masih sangat rapi, keduanya masih sama-sama mengenakan setelan jas semi formal yang melekat ditubuh atletis masing-masing. Ditengah-tengah meja terdapat dua botol minuman berakohol dengan harga yang tidak bisa dikatakan murah itu menemani dua orang teman menghabiskan malam dengan berbincang.

"Tadi siang gue ketemu sama adik lo" tutur Seno.

Arjuna yang mendengar itu sebenarnya sedikit terkejut karena tidak mengira teman dekatnya itu bergerak sangat cepat, namun setelahnya ia hanya mengangguk sebagai respon. Arjuna mengamati Seno yang menuangkan whisky kedalam sloki miliknya.

"Anna...dia benar-benar menarik ya, Jun" ujar Seno dengan senyum tipisnya sebelum ia meminum minumannya dengan satu kali tenggak.

Arjuna masih setia mendengar apa yang sekiranya ingin temannya itu sampaikan padanya, ia tahu temannya itu sudah jatuh hati pada sang adik dari lama. Dan ia ingin memberikan kesempatan pada temannya tersebut untuk bisa masuk kedalam hati sang adik.

"Tapi kayanya gue ngga bisa deh, Jun" lanjut Seno, ia menatap slokinya yang sudah kosong, tidak berniat mengisinya kembali. Wajahnya menyendu saat mengatakan itu, binar matanya meredup.

"Kenapa?" tanya Arjuna.

Seno tersenyum, senyum miris lebih tepatnya.

"Mau gue mencoba sekeras apa pun kalau Anna ngga cinta sama gue, gue bisa apa? Di pertemuan pertama kita bahkan dia langsung bilang kalau dia udah punya Xavier" jelasnya.

Arjuna menghela nafas, adiknya itu benar-benar.

"Tapi gue seneng, Jun. Karena gue bisa menunjukkan diri gue secara langsung dihadapan dia, ngga perlu sembunyi kaya dulu, kita juga mutusin buat berteman, dan gue rasa itu lebih baik"

"Gue masih berharap lo bisa berjuang sekali lagi buat adik gue, Sen. Gue belum sepenuhnya percaya sama aktor itu" ujar Arjuna.

Seno menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, ia menatap teman dekatnya itu.

MixedWhere stories live. Discover now