Leon 3

234 32 18
                                    

Athena memasuki apartmen miliknya yang sangat gelap, dirinya membuka sepatunya terlebih dahulu kemudian menyalakan semua lampu apartmennya.

"ASTAGA" Athena memekik kaget saat melihat seseorang berdiri beberapa meter darinya dengan posisi bersidekap dan menatapnya menyelidik.

Athena mengelus dadanya karena jantungnya yang berdegup sangat kencang itu, "Kemana aja kamu baru pulang jam segini, Na?" tanya orang tersebut yang masih betah dengan posisinya.

Athena memutar bola matanya malas lalu berjalan melewati orang tersebut, "Athena, abang nanya bisa dijawab dulu kan?" orang tersebut mengeluarkan suara tegasnya.

Athena yang mendengar itu berbalik lalu menatap kakaknya malas, "Sekarang aku tanya, gimana caranya abang bisa masuk apartmenku?" tanya Athena.

Morpheus, atau yang sering disapa Mor itu hanya mengedikkan bahunya acuh lalu berjalan kearah sofa kecil yang terdapat diapartmen kecil adiknya. Mor duduk dengan gagahnya disana, membuat sang adik menatap jengah dengan kelakuan kakaknya.

Mor mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya, Athena berjalan mendekat kearah kakaknya sebari bertolak pinggang.

"Bang, jawab pertanyaan aku ih" sebal Athena.

Mor menghela nafas, "Ngga susah buat dapet akses kesini, gedung apartmen ini milik temen abang" jawab Mor dengan santainya.

Seharusnya Athena tidak perlu bertanya lagi dari mana kakaknya itu mendapatkan akses untuk masuk ke unitnya. Yang sulit akan terasa mudah untuk Mor, bahkan yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin untuk kakaknya.

"Jawab juga lah pertanyaan abang, kamu abis dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Mor menyelidik.

"Baru pulang kerja, terus mampir makan dulu" jawab Athena.

Mor yang mendengar itu segera berdiri dari duduknya, "Astaga Na, selama ini daddy sama mami tuh kurang ngasih uang jajan? Kenapa kamu ngga bilang ke abang sih?" ujar Mor bertubi-tubi.

"Apa sih bang? Ngga ada yang kurang, daddy sama mami ngasih lebih dari cukup, emang aku yang mau kerja"

Mor menatap adiknya itu lalu merangkul bahu sang adik, "Kamu tuh ngapain sih kerja begitu? Kalau kamu kenapa-napa gimana? Kalau ada yang jahatin kamu ditempat kerja gimana?" Athena yang mendengar itu hanya bisa mendengus sebal, Mor dengan jiwa posesifnya yang tidak bisa dipisahkan, pikir Athena.

Athena melepaskan rangkulan kakaknya, "Buktinya aku baik-baik aja" ujar Athena.

"Kamu tuh ya kalau dibilangin ngga ngerti banget sih, lagian abang tuh heran ya sama kamu. Kamu terlahir kaya kenapa jiwa kamu dari kecil tuh jiwa jiwa melarat sih?" ujar Mor tidak habis pikir dengan adiknya.

"Yang kaya kan daddy sama mami, bukan aku" sahut Athena, setelah mengatakan itu Athena berlalu meninggalkan Mor seorang diri. Athena memilih untuk masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri. Mor yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, lalu memilih duduk kembali di sofa kecil milik adiknya itu.

Mor menatap ke penjuru unit apartmen milik adiknya yang jauh dari kata mewah, dirinya menghela nafas.

Beberapa menit akhirnya Athena kembali keluar dari kamarnya, dirinya melihat sang kakak yang sudah terlelap dengan tidak nyaman disofa kecil miliknya. Athena sudah bisa menebak jika esok hari kakaknya itu pasti akan terbangun dengan keadaan sakit badan, mengingat tubuh kakaknya yang tinggi itu harus meringkuk disebuah sofa kecil.

Athena kembali kedalam kamarnya, setelahnya dirinya keluar dengan sebuah bantal dan juga selimut. Athena sedikit membenarkan letak kepala sang kakak dan menyelipkan sebuah bantal tidak lupa menyelimuti tubuh kakaknya.

MixedWhere stories live. Discover now