17-an (2)

195 30 4
                                    

Hari dimana lomba digelar pun tiba, mereka semua yang terlibat dalam perlombaan sudah berkumpul di lapangan bulu tangkis. Dan mengenai usulan Lilis tentang Permata Fashion Week setelah dibicarakan oleh Tama dengan pak Kadir selaku ketua RT di komplek itu, rupanya pak Kadir tidak memberikan izin. Jadi mereka semua berkumpul memakai pakaian biasa, sedangkan para panitia berkumpul dengan pakaian berwarna putih untuk membedakan.

Lapangan bulu tangkis itu terasa sangat ramai karena suara tawa yang menggema dari para penghuni komplek saat melihat tingkah anak-anak mereka yang sedang mengikuti lomba. Lomba 17-an tidak pernah luput dari kejadian-kejadian lucu yang selalu terjadi setiap tahunnya, rasanya ada saja tingkah warga negara Indonesia ini.

Nadia tertawa terbahak sebari memukuli Tama yang berada disebelahnya karena tidak kuat menahan tawa saat melihat adiknya- Nabil, menabrak Ehsan yang berada tepat didepannya membuat dua anak kecil itu berguling kesamping, sedangkan Jean dan Reyhan terlihat memimpin dalam lomba balap karung pakai helm itu.

"Duhsakit, Nad" pekik Tama saat mendapatkan pukulan dari pacarnya itu.

Sedangkan Nadia masih terbahak disebelahnya tidak peduli pada Tama yang kesakitan karena pukulannya.

"Ngakak banget, hadeeeuhh" ujar Nadia sebari mengusap sudut matanya yang berair.

Johan dan Jeremi yang juga mengatur jalannya lomba itu tidak tahan menahan tawanya saat anak-anak itu jatuh berguling kesamping, dibantu oleh Willy dan Handoko hingga akhirnya Nabil dan Ehsan dapat berjongkok dengan sempurna dan melanjutkan lombanya.

Sedangkan Yudha merasa bangga pada dirinya karena berhasil mengabadikan momen tersebut dikameranya, Yoel juga berhasil merekam momen tersebut dengan baik. Sera, Jessi, Joy dan juga Lilis hanya tertawa sebari duduk di tempat pendaftaran, berjaga kalau-kalau ada yang ingin mendaftar lagi untuk mengikuti lomba.

"Okeeee, pemenangnya Jean yaaaa" ujar Bondi dengan mic ditangannya selaku MC.

Suara tepuk tangan riuh untuk anak berumur 7 tahun itu, membuat sang anak malu dan berlari kearah ayahnya.

"Selamat Jean anaknya bapak Dimas" tambah Jepri partner MC Bondi.

"Nah abis ini, buat para bapak kece sekomplek permata siap-siap ya, jangan lupa buat pinjem istri- eh salah maksudnya pinjem daster istrinya" ujar Bondi, membuat para ibu dan bapak disana tertawa.

"Abis ini lomba bola pake daster ya bapak-bapak sekalian" tambah Jepri.

Dirga dan Mahen masuk kedalam lapangan sebari membawa gawang yang ukurannya tidak terlalu besar itu untuk ditaruh disatu sisi kanan dan kiri.

Nadia menyembunyikan wajahnya dibelakang punggung Tama, Tama yang melihat pacarnya itu hanya tertawa.

"Hei kenapa sih?" tanya Tama masih dengan sisa tawanya.

"Malu banget, astaagaaa" ujar Nadia.

Ya Nadia merasa malu saat melihat ayahnya bersama dengan bapak-bapak yang lain masuk kedalam lapangan memakai daster milik bundanya.

"Lucu tau, Nad. Liat tuh, papa aku juga pake daster si mama" tunjuk Tama pada ayahnya.

Berbanding terbalik dengan Nadia. Bundanya, Nabil dan Samudra justru terlihat antusias dan heboh memberi semangat pada tim ayahnya. Bahkan Samudra mengangkat tinggi-tinggi Nabil, lalu ia dudukkan adiknya itu diperpotongan leher.

Nadia yang melihat itu meringis, "Udah kaya nonton konser Slank anjiirrr, abang sama adek gue" ujar Nadia.

"Kamu mau digendong kaya gitu juga ga? Kalau mau sini sama aku" ledek Tama.

"Dih ga usah so kuat, gotong sound system aja masih berdua sama Dirga"

"Astaga, ya beda itu mah berat. Kamu kan ringan seperti kapas"

MixedWhere stories live. Discover now