Shadow of Mind

267 32 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


.
.
.

Kala itu langit sore hari di kota hujan- Bogor, terlihat berawan. Pukul setengah 6 sore yang merupakan waktu ramai karena dipenuhi oleh para budak korporat yang telah usai berurusan dengan tugas dunianya, membuat beberapa tempat di kota tersebut terlihat ramai. Terlebih distasiun kota- beberapa manusia berdesakan tidak nyaman namun terlihat terbiasa dengan hal tersebut. Sangat kontras dengan lelaki yang separuh wajahnya tertutupi oleh masker, yang sepertinya belum terbiasa dengan ramainya kereta dijam-jam pulang kantor.

Lelaki yang memakai jaket denim dengan ransel yang menggantung dipunggungnya itu sesekali menghela nafas berat, ia merasa menyesal karena menolak tawaran temannya yang ingin mengantarnya ke kota yang dijuluki sebagai kota hujan tersebut. Ia melangkahkan kakinya keluar dari gerbong kereta yang terasa sesak tersebut, sedikit mengeratkan genggamannya pada tali ransel sebari menoleh ke sana kemari. Maklum saja ini adalah kali pertamanya menggunakan transportasi umum seperti kereta.

Setelah bertanya pada petugas stasiun, ia bergegas melangkah menuju pintu keluar, ia kira setelah keluar dari stasiun ia akan disuguhkan dengan pemandangan lengang jalanan, namun harapannya itu pupus saat melihat padatnya jalanan yang didominasi oleh angkutan umum. Hembusan nafas kembali terdengar, ia sudah lelah. Pada akhirnya ia mengeluarkan ponsel dari saku jaket denim yang dipakainya, menarikan jari jemarinya diatas layar ponsel miliknya. Sepertinya memilih ojek online adalah pilihan yang tepat untuk saat ini, ia tidak akan pernah memilih angkutan umun yang bernama angkot itu, untuk menjadi salah satu pilihan transportasi yang akan ia gunakan, ia benci kemacetan.

Setelah menunggu beberapa menit ojek online pesanannya tiba, dan dengan segera mengantar lelaki tersebut menuju tempat yang ia tuju, membelah padatnya jalanan kota tersebut. Menghabiskan waktu cukup singkat sampai akhirnya lelaki tersebut dapat sampai ditempat tujuannya, tidak terlalu lama, karena sang driver sudah sangat hafal jalan. Setelah mengucapkan terima kasih pada sang driver lelaki itu segera melangkah kearah pagar rumah minimalis dan membukanya perlahan.

"Loh? Lo kok pulang sendiri?! Harusnya lo kabarin gue, bahaya anjir!"

"Loh? Lo kok pulang sendiri?! Harusnya lo kabarin gue, bahaya anjir!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MixedWhere stories live. Discover now