My Wedding Planner (2)

182 24 33
                                    

Setelah kejadian dimana Dikta menangis dihadapan Nala, hubungan keduanya kini berangsur membaik meskipun perdebatan kecil terkadang tidak bisa dihindari. Namun mereka kini terlihat seperti seorang teman, melupakan fakta seperti apa mereka 10 tahun yang lalu. Dikta juga kini selalu menaruh perhatian lebih pada Nala, atau memang sedari dulu ia telah menaruh perhatian lebih pada wanita itu?

Contohnya seperti saat ini, Dikta yang sibuk di perusahaannya masih menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada Nala. Hanya sekedar mengingatkan Nala untuk memakan makan siangnya.

Dikta tertawa kecil saat melihat balasan terakhir yang Nala berikan untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dikta tertawa kecil saat melihat balasan terakhir yang Nala berikan untuknya. Ia menatap arlojinya, rasanya masih ada waktu untuk makan siang diluar. Dikta berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangannya, ia berjalan kearah meja sang sekretaris.

"Saya makan siang diluar, mungkin aga telat sampai kantor setelahnya" tutur Dikta pada sekretarisnya.

"Baik pak"

Setelahnya Dikta segera pergi dari sana, beberapa pegawainya terlihat menyapa dan hanya diangguki oleh Dikta sebagai balasan.

~

Nala dengan cepat turun ke lobby untuk menemui Dikta, rasanya ia seperti deja vu karena pernah merasakan hal yang sama sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nala dengan cepat turun ke lobby untuk menemui Dikta, rasanya ia seperti deja vu karena pernah merasakan hal yang sama sebelumnya. Dikta yang melihat kehadiran Nala segera menyunggingkan senyumnya sebari melambai kearah Nala.

Nala yang melihat itu berdecak sebal, rasanya beberapa waktu belakangan ini Dikta selalu tersenyum kearahnya. Memang sih mereka sudah memutuskan untuk berteman, namun rasanya masih sangat asing ketika melihat sisi lain dari Dikta.

"Besok-besok kalau kaya gini lagi gue ngga akan mau temuin lo" tutur Nala dengan sebal.

Dikta tertawa, "Dih, ngambek" goda Dikta.

"Bukan ngambek, Ta. Gue cuma kesel aja" ujar Nala sebari melangkah kearah pintu keluar lobby, sedangkan Dikta hanya mengekori dari belakang sebari tersenyum menatap punggung kecil Nala.

Mereka berdua berjalan beriringan kearah mobil Dikta terparkir, dan tentu saja ditemani dengan dumelan kecil dari Nala yang sedari tadi tidak berhenti.

"Iya deh iya, maaf. Gue udah laper banget ini, tega banget lo bikin gue kelaperan" ujar Dikta pada akhirnya, setelah disepanjang mereka jalan Nala terus saja menunjukkan protesannya.

MixedWhere stories live. Discover now