Hanya kumpulan cerita iseng, bisa jadi remake atau cerita milik sendiri. Dan kemungkinan akan lebih banyak versi lokal.
Dengan cast utama wanita sudah pasti Im Nayeon^^
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
.
.
.
Gadis itu menatap benda kecil ditangannya tidak percaya, tangannya bergetar dan tubuhnya lemas- membuat ia harus bersandar pada dinding kamar mandi. Dua garis biru yang muncul pada alat tes kehamilan itu seakan meruntuhkan seluruh dunianya. Bagaimana tidak? Umurnya baru menginjak 20 tahun, ia masih mengenyam pendidikan dibangku kuliah, namun kenyataan pahit harus ia dapatkan.
Bagaimana caranya ia mengatakan ini pada kedua orang tuanya dan juga kakak laki-lakinya? Gadis itu- Nayeon, tidak bisa membayangkan bagaimana raut kecewa kedua orang tua dan kakaknya saat mengetahui ia hamil diluar nikah. Nayeon menangis kencang dikamar mandi kostnya, ia merasa takut.
Tok
Tok
Tok
"Nay lo didalem?"
Panggilan dari Jisoo teman satu kostnya itu menggema sebari mencoba untuk membuka pintu yang terkunci, "Nay udah hampir satu jam lo dikamar mandi, lo kenapa?! Nayeon jawab gue!" Jisoo masih mencoba untuk membuka pintu kamar mandi tersebut, ia khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
Clek
Jisoo bernafas lega saat pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan sosok Nayeon yang menatap Jisoo penuh dengan air mata.
"Jis" lirih Nayeon, Jisoo mendekat kepada Nayeon, "Lo kenapa? Pliss Nay gue hampir aja manggil Yuta buat dobrak pintu kamar mandi kalau lo ngga keluar".
Nayeon mengulurkan benda kecil tersebut kearah Jisoo, Jisoo mengambil benda kecil tersebut dengan mata yang membola sempurna.
"Nay, ini?"
Nayeon mengangguk lemah, "Gue hamil, Jis...hiks..." tangis Nayeon kembali pecah, Jisoo menarik Nayeon kedalam pelukannya, mencoba memberikan ketenangan pada Nayeon yang terisak kencang.
"Hiks...gue takut Jis, gue ngga berani bilang sama bokap dan nyokap gue hiks...g-gue harus gimana?" Jisoo mengelus lembut bahu sahabatnya, tangisan pilu Nayeon itu benar-benar sangat menyakitkan bagi Jisoo.
