5

64.5K 13.8K 5K
                                    

Di pagi hari, Azalea baru saja selesai berpakaian dan keluar dari kamar mandi. Melihat Nakusha sendiri di sana, alisnya terangkat dengan sedikit kegembiraan di hati. “Tumben lo gak ke sekolah duluan?”

Padahal biasanya dia orang terakhir yang pergi.

Nakusha berbalik dan menatapnya. Melihat rambutnya basah, keningnya mengerut samar. “Tadi ketinggalan sesuatu. Rambut lo basah, keringin dulu.”

Azalea mengusap rambutnya asal-asalan lalu membuang handuk kecilnya ke atas meja belajarnya. Melihat air masih menetes membasahi seragamnya, Nakusha terdiam sesaat sebelum mengambil handuk tadi dan membantunya mengeringkan rambut.

“Eh....” Azalea mendongak dengan tatapan shock. Melihat ekspresi lembut dan fokus Nakusha kepada rambutnya, dia melongo sejenak. “Ehan?”

Gerakan Nakusha menjadi terhenti. Wajahnya menegang sejenak sebelum sepasang matanya bertemu tatapan Azalea. “Lo panggil gue apa?”

Azalea memiringkan kepala dan dengan serius mengucapkan namanya. “Ehan. Gue rasa namanya lebih bagus daripada Nakusha. Kenapa?”

Nakusha menipiskan bibir dan kembali menggosok rambut gadis itu. “Gak. Panggil Nakusha.”

“Gue lebih suka Ehan.”

“Gue gak suka.” Nakusha lalu berhenti mengosok rambutnya begitu melihat air tidak menetes lagi. “Makan sarapan di meja. Gue berangkat duluan.”

Melihat laki-laki itu keluar dan menutup pintu menyisakan dirinya sendiri di sana, bibir Azalea menekuk ke bawah. “Siapa yang peduli? Mulut gue kok! Ehan, Ehan, Ehan!”

Lalu ketika berbalik dan menatap dirinya di cermin lemari, dia tertegun sejenak sambil menyentuh rambutnya. “Tadi Ehan bantu keringin rambut gue? AAAAA!!!”

Dengan riang gadis itu melompat-lompat hingga wajahnya memerah. “Ehan! Walau sekarang gue cuma suka lo dikit, pasti bakal mengembang di masa depan! Gue janji!!”

Dibanding Azalea yang memekik gembira di dalam kamar, Nakusha yang bersandar di pintu mengernyitkan dahi.

Suka? Dalam konteks apa? Pikirnya bingung.

Mengurungkan niat kembali masuk, dia berjalan keluar asrama. Dalam perjalanannya dia dihadang seorang gadis cantik dengan rambut ombre ungu yang memandangnya dengan cinta di matanya.

“Nakusha, udah sarapan belum?” tanya gadis itu malu-malu.

Nakusha menatapnya sedetik sebelum melangkah melewatinya. Gadis itu nampaknya sudah terbiasa karena setelah itu dia dengan wajah tebal mengikuti.

“Nakusha, akhir pekan kita ke bioskop yuk? Aku udah ada dua tiket!” ajak gadis itu, pantang menyerah.

Langkah Nakusha terhenti. Dia melirik gadis itu, menaikkan posisi kacamatanya sebelum tersenyum datar. “Lo siapa?”

Gadis itu tertegun, jelas tidak percaya pertanyaan itulah yang terlontar dari mulut Nakusha. “Aku Vanilia! Kamu gak inget?”

“Maaf Vanilia, gue ada pekerjaan.” Nakusha dengan lembut meminta maaf sebelum kembali melangkah.

Wajah Vanilia memerah melihat kelembutannya dalam menghadapinya lalu menatap punggung Nakusha yang semakin menjauh.

“KARENA AKU SUKA KAMU, AKU GAK BAKAL NYERAH, SHA!”

Nakusha yang berada jauh darinya memasukkan tangan ke saku celananya. Mendengar pengakuan kesekian kalinya Vanilia, mau tak mau dia membandingkannya dengan Azalea.

Kata 'suka' Vanilia jelas berhubungan dengan asmara. Sedangkan 'suka' Azalea? Ini yang masih dibingungkan Nakusha. Mungkin... suka sebagai teman?

***

“Niat banget ya lo sampe sekarang jadi cowok.” Yelin menjejalkan satu roti isi ke tangan Azalea yang menunggu di kelas. Karena sahabatnya tidak ingin pergi keluar, pada akhirnya dia harus ke kantin dan memesan makan siang untuk dibawa ke kelas.

“Tapi seru loh, Lin. Cobain deh.” Azalea menyengir sebelum menggigit roti isi.

Yelin memutar bola matanya. “Btw gimana rasanya liat Kak Naku 24 jam?”

Kunyahan Azalea jadi diperlambat mendengar pertanyaan Yelin. Memikirkannya, dia jadi cemberut. “24 jam muka lo! Gue cuma bisa liat dia malem doang. Pagi aja pas gue bangun, dia udah gak ada.”

“Namanya juga siswa teladan! Idaman banget gak sih?” Yelin senyam senyum tak jelas setelah mengatakan itu.

Azalea menyenggol lengannya. “Gak boleh bayangin pacar masa depan gue!”

“Ih, gak bisa gitu dong. Kak Naku milik bersama!” Yelin memelototi Azalea.

“Lo suka Kak Alga aja. Kak Alga kan seangkatan sama dia. Udah ganteng, pinter, sultan lagi. Gak bakal kalah deh!” Dengan antusias Azalea mempromosikan kakaknya.

“Kak Salga?” Yelin bergidik. “Gak deh. Kak Salga susah dicapai. Seleranya kayak Aunty Skaya. Susah! Aunty Skaya orangnya lembut. Lah gue kan sama kek elo, bobrok.”

“Kata siapa gue bobrok? Gue cewek yang lemah lembut juga kali!” seru Azalea tidak terima.

“Iya lembut, dalam imajinasi lo aja.”

“Fitnah lebih kejam dibanding pembunuhan.” Azalea memperingati dengan serius.

“Serah deh serah.” Yelin mengangkat tangan menyerah. “Oh ya, Le. Lo kan mau ikut nyokap elo nyari jodoh pake acara nyamar jadi cowok di sekolah. Masa iya gue harus kayak nyokap gue? Jadi buaya betina, gonta ganti pacar, terus pada akhirnya nyuruh dua sahabat yang suka gue buat suten, siapa yang menang dia yang gue nikahi?”

Azalea tertawa renyah mendengarnya. “Tante Cici terbaik! Pada akhirnya Om Zahair yang menang. Kalo enggak, lo masih jadi embrio kali.”

“Bangsul lo!” Yelin mencaci, kesal.

Ketika mereka sedang bercanda ria, seorang laki-laki masuk. “Azel?”

Sontak kedua gadis itu menatap laki-laki asing tersebut penasaran.

“Gue. Kenapa?” Azalea menatap laki-laki tersebut bingung. Sepertinya laki-laki ini bukan dari kelas mereka.

Laki-laki itu menatap Azalea intens. “Bisa keluar? Gue mau bicara sama lo doang.”

“Eh, biar gue yang keluar aja. Kebetulan mau ke toilet.” Yelin mengajukan diri sebelum pergi dari sana.

Saat ini kelas sangat sepi, kecuali Azalea dan laki-laki itu, tidak ada orang lain di sana.

“Mau ngomong apa?” Ditatap lekat tanpa berkedip oleh laki-laki itu, Azalea bergerak risih.

“Boleh minta kontak lo?” Dengan gugup laki-laki itu menyerahkan ponselnya.

Azalea semakin menjadi heran. “Buat apa?”

“G-gue....” Wajah laki-laki itu memerah. “Sejak lo pindah, gue langsung jatuh cinta sama lo. Lo mau pacaran sama gue?”

.... sial.

TBC

September 6, 2021.

Salga milik aku. Gak ada yang boleh embat😡

3K komen yaw.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now