33

58.6K 13K 6.3K
                                    

“Oke, anak-anak.” Tiga guru wanita berdiri di depan mereka mengambil atensi. Salah satu dari ketiga guru tersebut kembali berujar, “Jadi setelah pembagian kelompok untuk diesnatalis, kelompok Black Thunder terdiri dari kelas X-IPA 2, XI-IPS 2 dan XII-IPA 1.”

Siswi kelas X-IPA 2 dan XI-IPS 2 dengan kompak memekik girang mendengarnya.

“Untuk jenis-jenis perlombaan akan ibu bacakan ya. Sebelum itu, bagaimana kalau kita memilih dulu siapa yang akan menjadi ketua kelompok?”

“KAK NAKU!”

“KAK SALGA!”

Teriakan spontan itu membuat Salga mendelik. Dia tidak akan mau menjadi ketua monoton seperti itu.

“KAK NAKU, KAK NAKU!” Yelin di samping Azalea ikut menyerukan. Lalu dia menarik sahabatnya agar mengikutinya. “Le, cepet Le! KAK NAKU, KAK NAKU, KAK NAKU!”

Azalea terkekeh lalu ikut memekik. “NAKU! EHAN! EHAN! EHAN THE BEST!” Ketika gadis itu hendak bersuara lagi, dia tiba-tiba merasa tatapan tajam membuat dirinya merinding.

Ketika mencari sumber tatapan tersebut, dia segera bergidik dan bersembunyi di balik Yelin. Dia lupa ada Salga di sini!

Di sisi lain Salga menatap sang adik tajam. Meski dia ogah menjadi ketua kelompok, tapi setidaknya adiknya tersebut memihaknya, bukan orang luar!

“Lin, diem, Lin.” Azalea mengguncang tubuh Yelin. “Kak Alga sama Kak Genta liatin kita sampe matanya mau keluar, tuh.”

“Yaelah! Cuma Kak Ge— astantang! Itu Kak Alga kok ganteng sih?” bisik Yelin greget sambil sesekali mencuri pandang. “Le, Kak Alga mode garang cakep kayak jodoh gue!”

“Mit amit gue punya kakak ipar kek elo!” seru Azalea sambil menampol kepala Yelin.

“Yeh, belagu!” seru Yelin dengan dengkusan.

“Oke, Ibu tanya terlebih dahulu. Salga mau mencoba voting menjadi ketua dengan Nakusha?” tanya wali kelasnya ramah, sepertinya sangat peka terhadap watak anak didiknya.

“Gak.” Jawaban Salga membuat mereka yang menginginkannya menjadi kecewa.

Kenapa mereka ingin idola mereka yang menjadi ketua? Sebab ketua akan mengurus segala sesuatu, setidaknya dengan alibi tersebut mereka bisa mendekatinya dengan leluasa.

Wali kelasnya sepertinya sudah menebak jawabannya. Dia mengangguk dan menatap Nakusha. “Jadi Nakusha, kamu bisa jadi ketua kelompok Black Thunder?”

“Bisa,” jawab Nakusha tenang membuat mereka yang mengharapkannya langsung bersorak sorai, termasuk Yelin dan Azalea yang sepertinya telah melupakan keseraman Salga dan Genta.

“Baik, karena sudah ditentukan ketua kelompoknya, Ibu akan membacakan lomba-lomba yang akan diadakan. Bagi yang berminat mengikuti, nanti kalian bisa mendaftarnya ke Nakusha. Minimal mengikuti 1 lomba ya bagi semua.” Setelah itu Ibu guru tersebut membaca sederet jenis olahraga serta mata pelajaran untuk cerdas cermat di akhir diesnatalis.

“Le, mau ikut lomba apa?” bisik Yelin.

Azalea meliriknya lalu mengedikkan bahu. “Gak ikut apa-apa bisa gak ya. Gue mager.”

“Ibunya bilang minimal 1, Le.” Yelin kembali berbisik. “Gue denger kalau lo gak masuk di lomba mana pun, lo bakal didaftarin ikut cerdas cermat!”

Mata Azalea langsung melebar. “Gak bisa, dong! Kalau gitu tadi ibunya ada sebut lomba rebahan gak? Kalo ada, gue mau daftar.”

“Itu mah mau elo, anjir!” Yelin berkata dengan sewot. “Gue mau ikut lomba lari, ah.”

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now