66

37.2K 7.9K 381
                                    

“GILA DEMI APA GUE UDAH PACARAN AMA EHAN!”

Yelin mengusap telinganya yang berdegung sebelum memasukkan tangannya ke kemasan snack, mencomot keripik kentang di dalamnya kemudian memasukkannya ke dalam mulut. Tubuhnya sedang berbaring miring di kasur Azalea, dengan kaki bergoyang memandang sahabatnya yang berjalan hilir mudik di depannya.

“Aaaaa gue deg-degan...” Azalea masih mengoceh dengan semangat. Kadang meletakkan tangannya di depan jantung, lalu melompat-lompat kegirangan.

“Tanpa ditembak?” Pertanyaan Yelin yang tiba-tiba membuat Azalea bergeming sejenak.

“Hm....”

Sudut bibir Yelin terangkat. Kakinya semakin bergoyang melihat ekspresi bingung sahabatnya. “Kan orang pacaran ada tuh yang namanya anniversary. Tanggal lo pacaran sama Kak Naku kapan?”

“Nggak ada.”

“Nah!” Yelin menjentikkan jarinya yang penuh bumbu bekas mengambil snack. “Kesimpulannya kalian belum pacaran.”

“Udah!” Azalea mempelototi Yelin. “Cuma kita gak pasti aja kapan pacarannya. Atau kemarin ya? Tapi Ehan gak nembak.”

“Hilih. Bodo amat.” Yelin memutar bola matanya kemudian melanjutkan kegiatannya sembari memainkan ponsel. Beberapa saat hening. Ketika Yelin penasaran apa yang dilakukan Azalea saat ini dan hendak memeriksanya, dia dikagetkan dengan goncangan di pundaknya.

Azalea menatap Yelin penuh kepanikan. Dia terus mengguncang tubuh sahabatnya melampiaskan emosinya. “LIN, AKU KUDU OTTEOKHAE?! GUE GAK ADA TANGGAL PACARAN!”

“Lepas, bego. Pening nih pala barbie.” Yelin memberontak, berusaha melepaskan tangan Azalea dari pundaknya. Setelah berhasil keluar dari jeratan sahabatnya, Yelin mendengkus. “Gini. Denger gue baik-baik.”

Azalea mengangguk menurut.

“Pertama, lo harus tegas, gak boleh neko-neko. Kedua, sekarang lo pergi cari Kak Naku. Dan yang ketiga...” Yelin sengaja menggantungkan kalimatnya. Tatkala Azalea hendak memprotes kelanjutannya, dia segera membuka mulut. “Terkam Kak Naku!”

Azalea melongo. “Hah?”

“Terkam. Gelitikin pinggang, leher, ketek, atau apa pun itu dari Kak Naku sampe dia nyerah dan janji bakal nembak lo dengan bener.”

Menyadari pikirannya terlampau jauh dalam mengartikan kalimat Yelin, Azalea menepuk keningnya pelan. Kelamaan bergaul dengan Nakusha, dirinya jadi ikut mesum.

Dengan sigap Azalea menegakkan punggung sembari memberi hormat. “Siap laksanakan!” teriaknya tegas, berbalik dan berjalan keluar kamar.

Yelin akhirnya merasa damai. Dia kembali rebahan di kasur Azalea dan dengan santai memutar lagu sembari bersorak menyemangati aksi Azalea dalam hati.

***

Di sebuah meja yang penuh dengan makanan penutup, sepasang adik kakak duduk bersebelahan. Gadis kecil berusia 6 tahun itu terus menyendok kue coklat ke dalam mulutnya dengan kedua kakinya yang tergantung bergoyang gembira. Ada senandung pelan ketika lidahnya merasakan manisnya kue tersebut.

Menyadari bahwa dia tidak sendiri, dengan penuh pertimbangan hati-hati, dia memotong sedikit kuenya dengan garpu lalu menyerahkannya ke depan wajah laki-laki berusia 7 tahun di sampingnya.

“Kak Alga, coba makan deh. Enak banget!” kata gadis kecil itu dengan cengiran paksa. Dia tidak rela berbagi makanan enak, tapi kata Mama anak cantik tidak boleh pelit.

Salga kecil menatap sang adik dingin sebelum menolak. Dia menyesap susu jahe yang sengaja disiapkan dari hotel, menenangkan ketidaksabarannya. Mama dan Papanya meninggalkan mereka sementara di restoran ini sejak 5 menit yang lalu untuk mengambil barang yang tertinggal. Jadi dia mendapat amanat untuk menjaga adiknya.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now