49

47.4K 11.6K 8.6K
                                    

Sesungguhnya Azalea sudah menyiapkan diri sebelum jatuh ke kolam. Dia tidak takut, sebab sejak kecil selalu berenang bersama Sagara. Yang tidak dapat diterima gadis itu adalah didorong. Itulah sebabnya dia ikut menarik Vanilia, biarkan dia merasakan bagaimana perasaan jatuh ke kolam tanpa persiapan.

Tercebur ke kolam, dia langsung melepaskan tangan Vanilia, bergerak menjauh untuk menepi. Namun siapa sangka Vanilia akan menjeratnya secara erat. Kedua tangan Vanilia memegang erat kakinya, tidak membiarkan dia berenang ke atas.

Kening Azalea mengerut, berusaha melepaskan pahanya dari tangan Vanilia. Dugaannya mengenai sifat gadis itu benar, Vanilia tidak mudah dihadapi.

Vanilia berusaha memanjat tubuh Azalea, seperti benalu. Dibanding Azalea yang berusaha berenang ke atas, terlihat jelas dia tidak mampu melakukannya.

Mata Vanilia terbuka untuk melihat di dalam air. Tetapi karena tidak terbiasa, pandangannya terlihat rabun. Dia masih berusaha bergantung pada Azalea, meski kepalanya didorong oleh Azalea berulang kali.

Dada Azalea terasa sesak. Meski bisa berenang, dia tidak mampu bertahan lama di dalam air. Matanya memelototi Vanilia yang memegangnya erat. Dari pinggang, tangan Vanilia terulur memegang tubuh bagian atas Azalea. Tetapi yang tidak terduga, dia menyentuh dada Azalea.

Sontak Azalea mencekal tangan Vanilia. Wajahnya samar-samar berubah merah. Sial, dia menyentuh miliknya...

Bukan hanya Azalea yang kaget, tetapi Vanilia juga. Dia memaksa matanya terbuka, melihat apa yang disentuhnya. Karena kehilangan konsentrasi, Azalea jadi lupa untuk berjuang dan tenggelam bersama Vanilia.

Tanpa sadar dia terbatuk, membuat air segera memasuki mulutnya. Tenaga Azalea perlahan terkuras. Saat-saat dia akan kehilangan kesadaran, sebuah tangan lebar menariknya, melepaskannya dari Vanilia.

Insting mempertahankan hidup membuat Azalea segera memeluk sosok tersebut. Tak berselang lama, dia merasa terbebaskan. Nakusha menatap wajah pucat Azalea. Tanpa membuang waktu, dia menunduk, memberikan napas buatan lalu menekan dada Azalea hingga gadis itu terbatuk dengan air yang mengalir dari mulutnya.

“Azalea, gak papa?” panggil Nakusha pelan sembari merapikan rambutnya yang berantakan.

Tangan dingin gadis itu memegang lengannya lemah. “E-ehan.”

“Brengsek!” Derap langkah buru-buru terdengar mendekat. Sebelum Nakusha sempat berbicara dengan Azalea, gadis itu direbut darinya. Tubuh bagian atas gadis itu langsung ditutupi oleh kemeja putih besar. “Le, kenapa bisa tenggelam?!”

Nakusha menatap tangannya yang kosong lalu beralih pada gadis itu dalam pelukan Salga. Dia melirik laki-laki yang kini hanya menggunakan kaos hitam lalu terdiam.

“Naku.” Elazar ikut mendekat. Melihat Azalea yang dipegang Salga, dia mengerutkan kening.

Saat mereka tengah mengikuti pelajaran, Nakusha tiba-tiba berdiri dan tanpa basa-basi keluar dari kelas. Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi mereka semua. Bahkan Salga yang tidak memiliki hubungan baik dengan mereka pun langsung mengikutinya.

Masih ada suara samar di dalam air. Salga yang melihat Azalea terengah-engah tetapi dalam kondisi baik mengalihkan tatapan ke kolam sebelum melirik Nakusha. “Masih ada? Bantuin.”

Nakusha masih menatap wajah Azalea. Mendengar itu, dia menoleh ke arah kolam dengan tatapan dingin samar. “Biarin sebentar.”

“Lo....” Salga terdiam melihat betapa acuh tak acuhnya Nakusha. “Anak orang bisa mati!”

Elazar mendekati pinggir kolam sembari melihat ke bawah. Jantungnya berdetak kencang sambil menunjuk. “Beneran, Sha! Masih ada cewek di bawah!”

“Lo pada bantuin dia. Biar gue yang bawa Azalea.” Nakusha menatap Salga lurus tanpa ekspresi. Air dari rambutnya yang basah mengalir melewati wajahnya.

“Gak perlu.” Salga mempererat Azalea dalam pelukannya. Buru-buru dia mengangkat adiknya dan membawanya pergi.

“Gimana dong, Sha? Tolongin cepet,” ujar Elazar penuh kepanikan.

Nakusha menatap Elazar datar. Kini dia berdiri tegak sembari melangkah ke pinggir kolam. Menatap tempat di mana Vanilia berada, sudut bibirnya terangkat dingin. “Kenapa harus gue?”

“Ya kalau gue yang tolongin malah gue yang ikut kelelep!” Elazar sepertinya tidak menyadari sikap pantang Nakusha.

Laki-laki itu masih diam, lalu melirik kacamatanya yang retak tak jauh dari kolam. Ketika dia melirik kolam lagi, tubuhnya kembali melompat ke dalam kolam dan menarik Vanilia yang tak sadarkan diri ke atas.

“Sisanya lo yang urus,” titah Nakusha yang semakin basah sebelum pergi.

Elazar menatap Vanilia, tidak berani melirik hal selain wajahnya. Mendengar ucapan Nakusha, dia menjambak rambutnya frustrasi. “GUE NGURUS GIMANA, ANJIR?!”

Disela kepanikannya, dia menutup matanya, melepaskan kemeja sekolahnya dan melemparkannya ke Vanilia untuk menutupi sebagian tubuhnya. Sembari mengurus Vanilia hati-hati, tak lupa dia mengeluh. “Seharusnya gue gak ikut ke sini!”

Tubuhnya basah kuyup, Nakusha langsung berjalan ke asrama. Dia melepaskan seluruh pakaiannya, berdiri di bawah pancuran. Dia menatap tangannya sejemang sebelum menyelesaikan mandinya dan berganti seragam yang baru. Laki-laki itu mampir ke toko untuk membeli segelas susu jahe kemudian pergi ke UKS.

“Bukan salah gue, dia yang dorong gue jadi gue tarik aja sekalian.” Mendengar suara gadis itu, Nakusha terdiam di balik gorden yang memisahkan.

Lalu suara kesal Salga terdengar. “Lo kan bisa berenang.”

“Dia jerat gue kayak gurita. Gimana mau berenang?!”

“Oke, oke. Minum sekarang!”

“Gak mau, gak mau! Gue benci susu jahe!”

Mendengarnya, Nakusha menunduk menatap gelas di tangannya. Tiba-tiba gorden terbuka. Dia mendongak tenang, melihat Salga menatapnya tajam.

“Ngapain lo?”

Mengabaikan Salga, dia berjalan melewatinya dan meletakkan satu gelas di atas nakas. “Masih hanget.”

Azalea meringis kesal melihat lagi-lagi susu jahe. Kenapa bisa dua laki-laki maskulin seperti mereka menggilai susu jahe?!

“Pokoknya nggak!” Azalea buru-buru menarik selimut menutupi tubuhnya hingga atas kepala.

Nakusha yang melihat tingkahnya tersenyum samar.

Dari samping, Salga menatap Nakusha dengan kening berkerut. Awalnya dia berpikir laki-laki itu acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Ternyata bukan, lebih tepatnya dia seperti antisosial.

TBC

November 8, 2021.

FYI, Salga lebih ke siswa bermasalah seperti siswa pada umumnya. Dia galak dan membuat masalah, namun masih memiliki sisi kemanusiaan. Sedangkan Nakusha, dia mempunyai masa lalu yang berat sejak kecil, membuat sifatnya dewasa sebelum waktunya dan jadi berhati dingin kepada orang lain.

6K komen.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now