17

60.2K 13K 6K
                                    

Azalea berjalan sendiri menyusuri lorong sekolah. Namun yang tidak dia sangka, seorang gadis akan menghalang jalannya. Wajahnya agak familier, tapi Azalea tidak ingat pasti siapa dia.

“Hei. Gue denger lo temen sekamar Nakusha?” tanya gadis itu tanpa basa-basi.

Kening Azalea mengernyit. Ada apa dengan gadis ini? Datang-datang menanyainya seolah mereka akrab saja. “Kepo lo jadi cewek.”

Wajah gadis itu berubah suram. “Lo bohong soal Nakusha punya gebetan!”

Kerutan di kening Azalea akhirnya menghilang. Ah, dia ingat siapa gadis ini. “Gak boong gue. Dia emang punya ciwi.”

Mata Vanilia menyipit sengit. “Gue udah nyari tau dari semua orang, dan gak ada bukti. Lo jangan iri sama Nakusha ya sampe-sampe fitnah dia!”

“Demi Bambang, mbak. Gue gak boong. Mau nanya langsung ke orangnya?”

“Mbak pala lo penyot? Gue bukan mbak lo. Jangan sok akrab.”

“Kepala gue estetik, anjir. Main klaim penyot aja. Pantes Ehan gak mau, lo jadi cewek sombong amat. Gue aja jijik.” Kata-kata Azalea membuat gadis itu terbelalak kaget.

“Cowok anj! Muka lo tuh benerin, jangan kayak bencong.” Vanilia menyumpah serapahi Azalea penuh emosi.

“Lo dari tadi body shaming mulu, ya? Ngerasa paling cantik?” tanya Azalea jengah. “Di depan Ehan sok lembut, nyatanya ganas kek setan,” gumamnya kemudian.

“Iya, lah! Gue sama Nakusha itu pasangan terbaik di sekolah ini. Lo tau? Dua cowok perfect kayak Nakusha dan Salga aja rebutin gue.” Vanilia mengibaskan rambut dengan arogan.

Sontak Azalea mundur dengan ekspresi tertekan. “Jangan kibas rambut, kutu lo lompat ke gue, gue basmi kutu sama rambut lo sekalian.”

“Brengsek!” Vanilia menggertakkan gigi. Melihat Azalea dari jarak ini, dia merasa semakin kesal. Wajahnya sangat cantik, kulitnya putih porselen dengan mata besar beriris amber. Bibirnya tidak terlalu tebal dan berwarna merah alami. Berhadapan dengan laki-laki cantik seperti Azalea, Vanilia tiba-tiba menjadi insecure.

Azalea mencibir dalam hatinya. Salga? Jika Salga benar-benar menyukai Vanilia, dia tidak segan menjadi tokoh antagonis yang menghalalkan berbagai cara untuk memutuskan hubungan keduanya.

“Denger, gue gak mau ribut di sini. Gue denger lo miskin, gimana kalau gue kasih lo 10 juta, lo menjauh dari Nakusha dan pindah kamar asrama?” tawar Vanilia dengan wajah menyebalkan.

“Gue—” Azalea terdiam. Dia dengar Nakusha memang kekuarangan uang. Melirik Vanilia yang tersenyum miring, dia menadahkan tangan. “Oke, sini uangnya. Pake cek, kartu atau tunai?”

“Tau diri gini kan bagus. Gak perlu buang-buang waktu gue.” Vanilia mengeluarkan sebuah kartu. “Pinnya satu enam kali. Inget, lo harus menjauh!”

Setelah mengatakan itu, Vanilia beranjak pergi dengan puas.

Azalea mengangkat bahu tak peduli lalu melangkah menuju ruang ketua OSIS. Membuka pintu, dia memanggil, “EHAN!”

Namun nyatanya Nakusha tidak sendiri di sana. Ada dua orang yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan laki-laki tersebut. Karena Azalea datang tiba-tiba sambil berteriak, mereka berhenti dan menoleh ke arah pintu.

Mata Azalea terbelalak. Dia segera meringis maaf dan hendak kabur jika saja Nakusha tidak menghentikan. “Masuk, duduk di sofa.”

Menggigit bibir penuh pertimbangan, akhirnya Azalea masuk dan menunggu dengan tenang di sofa. Dia kadang-kadang melirik tiga orang tersebut, mendengar mereka menyebutkan sekelompok nama keren yang akan digunakan untuk diesnatalis.

Menunggu beberapa saat, akhirnya dua orang tersebut pergi. Azalea berdiri dan melangkah menuju laki-laki itu penuh semangat. “Ehan! Tau gak tadi gue menghasilkan apa?”

Melihat wajahnya yang berseri-seri, Nakusha yang awalnya ingin menyuruhnya balik ke kelas karena sudah waktunya pelajaran dimulai malah mengurungkan niat dan mendengarkan dengan baik. “Apa?”

Azalea mengeluarkan kartu yang dia dapat dari Vanilia dan memamerkannya kepada Nakusha. “Cewek yang nama Vanilia kasih gue ini. Katanya gue harus jauhin lo dari sekarang.”

Tatapan Nakusha menjadi dalam. “Lo mau?”

Gadis itu terkekeh lucu dan menyerahkannya kepada Nakusha. “Buat lo, pake jajan kek apa kek. Lumayan tuh 10 juta. Tapi mulai sekarang di depan publik kita harus jaga jarak biar si Vanilia gak curiga.”

Nakusha tertegun sejenak. “Lo....”

“Mana mau gue pergi. Lo kira gue segampang itu?” Azalea tersenyum licik. “Selagi bisa diperas, kenapa enggak?”

Nakusha berdecak pelan. Dia mengembalikan kartu tersebut. “Kembaliin ke dia, jangan aneh-aneh.”

“Tapi 10 juta, Han! 10!!!” Azalea berkata heboh. “Lagian Vanilia juga ikhlas ”

Laki-laki itu menyentil keningnya kuat. “Balikin dan kembali ke kelas sekarang.”

Azalea cemberut. Dia keluar dari sana dan melangkah menuju kelasnya. Tetapi tatkala melihat Vanilia baru keluar dari toilet, dia bergegas mendekat.

“Heh! Berhenti.”

Vanilia mengernyit tak senang. Begitu melihat Azalea, dia jadi berdecih. “Kenapa?”

Azalea memberikan kartu ATM tadi kepadanya. “Gue kembaliin.”

Vanilia menatapnya terkejut. “Kenapa?”

Azalea menggeleng sedih. “Kata Ehan dia gak mau.”

“Uangnya buat elo! Kenapa lo ngadu ke Nakusha?” tanya Vanilia panik. Jika Nakusha berspekulasi buruk tentangnya, bisa semakin sulit berada di sisinya.

“Kata Ehan gue harus kembaliin. Dia gak mau gue menjauh,” kata Azalea enteng dengan kebanggaan tersendiri dalam hati.

“Lo....” Vanilia menatap Azalea seakan ingin menelannya hidup-hidup.

Azalea bergegas menarik tangan Vanilia dan menjejalkan kartu tersebut secara paksa ke tangannya. “Perjanjian kita batal. Bye!

Berbalik pergi, Azalea bersenandung dengan sengaja. “Ehan gak mau gue menjauh, hm hm hm...”

Tangan Vanilia mengepal dengan sorot mata kesal. Azalea orang paling menyebalkan yang pernah dia temui!

TBC

September 20, 2021.

5K komen.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang