28

57.7K 13.1K 6.3K
                                    

Mata Azalea melotot. Apanya yang kebetulan? Dia seketika mengedarkan pandangan, beberapa siswi sesekali melirik ke arah Nakusha lalu tersipu kemudian.

Mungkin jika sebelumnya, Azalea akan seperti itu. Tapi sekarang dia sedang berusaha menstabilkan hati. Daripada merengek mengejar seseorang yang tidak menyukai, lebih baik melihat prospek lain yang tak akan kalah menegangkannya.

Azalea menghadap lurus ke depan, mencoba mengabaikan presensi laki-laki di sampingnya.

Bel pertanda ujian telah berbunyi. Guru pengawas yang datang sebelumnya segera membagikan lembar soal dan jawaban.

Azalea mengepalkan tangannya sambil mensugesti diri sendiri. Jangan menoleh, jangan menoleh, jangan menoleh....

Ketika mendapat kertas soal dan jawabannya, Azalea menghela napas lega dan segera memusatkan perhatiannya kepada ujian. Dia yakin, jika dia fokus menulis jawaban, pasti akan benar-benar melupakan sosok tampan di sebelahnya.

Namun 30 menit kemudian....

“Bisa jangan liatin gue gak?!” bisik Azalea kesal dengan gigi terkatup.

“Mata gue,” jawab Nakusha enteng.

“Tapi ini muka gue!” balas Azalea grogi. Dia baru mengerjakan setengah soal, namun saat tengah berpikir, dia malah mendapati Nakusha menatapnya dari samping dengan satu tangan menopang kepalanya. Bagaimana Azalea yang bernotabene seorang gadis biasa bisa tidak gugup menghadapinya?!

Nakusha mengetuk lembar jawaban Azalea tenang. “Kerja.”

Kening Azalea mengerut sambil melirik lembar jawaban laki-laki itu. “Lo udah selesai?”

Nakusha mengangguk pelan, matanya masih menatapnya lekat.

Azalea terbelalak. Ini baru 30 menit, dikurangi beberapa menit untuk mengisi identitas diri. Dia bisa melihat bahwa selain soal puluhan pilihan ganda, ada juga soal-soal isian yang harus dijawab. Bagaimana ada orang yang bisa mengerjakannya dalam waktu singkat seperti ini?!

Menelan salivanya sembari menekan ketidakpercayaan dalam hatinya, Azalea kembali menunduk mengerjakan soal dengan linglung.

Dari siswa yang lain, terlihat seolah Nakusha sedang menghadap ke samping untuk melihat ke luar jendela, padahal sebenarnya dia sangat fokus memerhatikan perawakan cantik Azalea. Matanya yang besar, bulu mata lentik, bibirnya yang merah dengan gigi yang menggigitnya pelan, hidung mancung dengan permukaan kulit yang halus membuat sudut bibir laki-laki itu sedikit terangkat.

Azalea meremas pulpen yang digenggamnya erat. Kehadiran laki-laki itu sangat kuat sehingga seberusaha apa pun dia mengabaikan, pikirannya pasti akan tertuju kepadanya. Tapi untungnya, dia dapat menuntaskan semua pertanyaan dan merasa lega.

Meski ini ujian Bahasa Indonesia, tapi dia tidak menyukainya! Menurutnya, pelajaran Bahasa Inggris dan Indonesia itu sulit. Bahkan dia lebih menyukai matematika dibanding pelajaran kedua bahasa tersebut.

Azalea kembali memeriksa jawabannya. Merasa yakin dengan jawabannya, dia segera melipat kedua tangan di atas meja dan membaringkan kepala menghadap jendela, yang penting tidak melihat Nakusha.

Satu jam kemudian, bel istirahat berbunyi. Ketika Nakusha maju untuk mengumpulkan lembar jawabannya, Azalea mengambil kesempatan tersebut untuk kabur duluan.

Dia merasa Nakusha sangat aneh belakangan ini.

Ketika menuruni tangga, dia hampir menabrak seseorang dan terjungkal jatuh. Untung saja tubuhnya langsung ditopang kuat. Mendongak, dia malah cemberut mendapati ekspresi datar Salga.

“Kak Alga apaan sih?” bisiknya lalu berdiri tegak sambil meringsut jauh.

“Habis dikejar setan?” tanya balik Salga dengan satu alis terangkat melihat peluh muncul di kening adiknya.

“Iya, setan ganteng!” seru Azalea sambil memutar bola matanya. Mendapat ide, dia seketika tersenyum lebar. “Kak Alga ganteng, traktir kuy.”

Salga mencibir sembari mendorong kening gadis itu menjauh darinya. “Gak.”

Azalea tersenyum jahil. Dia bergegas mengekori Salga tak tahu malu. “Kesian gue kelaparan. Entar tinggal tulang loh adikmu yang tercantik ini.”

“Seinget gue Papa ngasih lo jajan tambahan. Gunain,” balas Salga datar.

“Gue terlalu sayang barang-barang pemberian Papa jadi gak tega pake.” Azalea membuat mimik sedih. Tanpa dia sadari, sebenarnya mereka sudah melangkah menuju kantin. “Ayolah Kak. Ya, ya?”

Salga tersenyum acuh tak acuh. “Gak sudi.”

Mata Azalea langsung bersinar tatkala secara tak sengaja melihat tiga sosok yang mendekat. “Yaudah deh. Gue minta yang lain aja. EL, KA!”

“Etdah Zel, muka kusut banget. Laper, kan? Sini bang El traktir.” Elazar menawar dengan sepenuh hati lalu melirik Salga heran. Kenapa orang nakal seperti Salga bersama teman terkasihnya?

“Mau apa, Zel?” Caka juga antusias bertanya.

“Hahaha, gimana ya.” Azalea berbisik provokatif ke Salga yang langsung menatapnya dingin. Senyum gadis itu mengembang dan melangkah maju ke arah Elazar serta Caka, mengabaikan Nakusha yang berdiri di belakang keduanya. “Oke! Ku—AH!”

Salga menarik kerah belakang Azalea hingga gadis itu hampir terjungkal. Dia menatap tiga sosok di hadapannya sebelum menunduk ke adiknya yang sibuk merutuk pelan. “Siapa yang nyuruh lo pergi?”

“Salga, lepasin temen gue!” Elazar berseru dengan kening berkerut.

“Azel anak baik, jangan ganggu dia.” Caka ikut berbicara.

“Bos,” Abe dan Genta datang mendekat. Di belakang mereka ada Yelin yang mengikuti.

Abe dan Genta sudah mendengar cerita tentang rencana bodoh Azalea. Namun tetap saja, ketika melihatnya secara langsung, ekspresi keterkejutan masih melintasi wajah mereka.

“Lepasin gak?” Azalea melotot pada Salga. Namun bukannya terlihat galak, wajahnya malah semakin terlihat imut.

Salga mendengkus. Dia menarik Azalea ke belakangnya dan melipat kedua tangannya di depan dada. “Lo punya masalah sama gue?”

“Azel temen kami. Gue gak terima kalau dia dibentak lo!” Elazar membusungkan dada, mencoba berani.

What the ffff—” Genta di belakang hampir mengumpat mendengarnya.

Nakusha yang sejak tadi diam melirik Azalea. “Azel, ikut gue.”

“Heh.” Salga tertawa mengejek. “Hebat lo perintah-perintah dia?”

Di belakang, Yelin diam-diam menarik Azalea ke sampingnya dan tidak bisa menahan kegembiraan serta berbisik, “Yes, yes! Berkelahi ayo! Jangan selesein masalah secara kekeluargaan!”

Azalea menatap Yelin rumit sebelum tersenyum cerah. “Setuju!”

TBC

October 13, 2021.

Ketika kubu good boy dan bad boy bertemu.

Btw follow akun IG ku yok. Masa baca Azalea tapi gak follow emaknya😡 Nanti kalo banyak yang follow, aku kabulin satu permintaan terbanyak yang kalian pengen dari cerita ini. @shinyalph

5K komen oke.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang