HIDDEN YOU PART 5

6.1K 565 8
                                    

Gadis itu berjalan di koridor dengan ekspresi ceria. Bahkan kertas pemberian Nakusha di tangannya dia jaga dengan sepenuh hati. Saat menuju kelasnya, dia melihat Yelin di salah satu tempat duduk, membuatnya dengan aura berbunga-bunga mendekati sahabatnya itu.

“Tebak apa yang terjadi setelah lo dorong gue, Yelin dugong?”
Yelin yang baru saja mengaplikasikan liptint yang diam-diam dia sembunyikan di saku ke bibirnya menyengir polos. “Diusir kan lo?”

“Tet tot.” Azalea menyilangkan tangan. “Gue… berhasil deketin Ehan!”

“Ehan…?” Yelin memiringkan kepala bingung.

“Yoi. Dia kan namanya Nakusha Jehan Geffry. Gue ambil nama tengah dia, Jehan. Biar lebih akrab, gue panggil aja Ehan. Tapi awas ya lo ikut-ikut panggil dia Ehan. Cuma gue yang boleh!”

“Gila! Dia kakel kita anjir. Kita sebagai anak kelas 10 harus menghormati kakel, apa lagi dia udah kelas 12.” Yelin memelototinya ganas.

“Senioritas banget.” Azalea mencibir.

Yelin mendengkus. “Tau gak Le, setelah gue dorong lo ke Kak Naku dan pergi, gue sebenernya cari info, spy nih gue.”

Alis Azalea terangkat. “Apaan? Cepet kasih tau!”

Yelin duduk menghadap ke arah Azalea dengan semangat. “Asal lo tau, ternyata Kak Naku itu pangeran sekolah ini selain Kak Alga! Dia itu ketos idaman banget pokoknya! Udah ramah, hangat, pinter lagi!”

Alis Azalea terangkat. “Pinteran mana sama Kak Alga?”

Yelin menggaruk-garuk kepalanya kikuk. “Susah sih. Kak Alga sama Kak Naku suka rebutan peringkat satu umum.”

“Yes! Akhirnya ada yang bisa saingi Kak Alga,” kata Azalea penuh percaya diri. Dia mesem-mesem sendiri dan tidak lupa memperingati sang sahabat. “Inget lo, Ehan milik gue! Jangan membuat persahabatan dari orok kita rusak karena kecentilan lo, ya.”

“Iya, bego. Sesukanya gue sama Kak Naku, ogah gue bersaing sama lo. Beringas, gue takut. Jadi kasihan sama Kak Naku yang disukai lo.”

“Yeee, sotoy. Pasti Ehan bakal bangga punya cewek kayak gue.”

Karena kata-katanya, Yelin bertepuk tangan heboh dan mengambil ponselnya. Beberapa saat mengotak-atiknya, dia menunjukkannya kepada Azalea. “Nih, nih. Baca coba! Forum sekolah lagi heboh katanya Kak Naku punya pacar!”

“Brengsek! Cewek centil mana yang ngaku-ngaku?!” tanya Azalea kesal.

“Centil mata lo buta! Lo tuh, udah pakaian gak bener, suka Kak Naku lagi. Gak level. Kak Naku di langit, lo di bawah tanah.”

“Setan!” Azalea menggeplak kepala Yelin. “Lo itu sahabat gue atau haters gue, sih? Kerjaannya ngehina mulu.”
“Real no fake fake, cuy.”

Azalea segera mengacungkan jari tengah kepada Yelin. Sedangkan Yelin memeletkan lidah. “Eh, tapi Le…”

“Apaan?”

Yelin menggaruk tengkuknya. “Gue lupa. Tapi sumpah, gue tadi mau bahas hal yang penting! Apa ya…”

Azalea mendengkus, bertopang dagu lalu menyipitkan mata, seolah sedang merencanakan sesuatu di dalam otaknya, mengabaikan sang sahabat yang tengah berusaha kuat mengingat.

***

Hari ini sangat mengejutkan. Bukan karena Azalea kembali bersekolah di jenjang lebih tinggi setelah libur berbulan-bulan, namun karena dia bertemu sosok yang menarik perhatiannya, dan itu adalah Nakusha. Jika begini masalahnya, Azalea yakin masa-masa SMA-nya tidak akan membosankan!

Memasuki apartemen dengan senyum lebar, Azalea melepaskan sepatunya sebelum melangkah masuk. Tak lupa suara cemprengnya mengikuti agar penghuni tempat itu menyadari kedatangannya.

“KAK ALGA, LEA PULANG!”

Baru saja meneriaki empat kata itu dan melangkah menuju ruang tamu, Azalea melihat seonggok manusia duduk menjulang di sofa. Tatapan dingin dan tajam langsung menembak ke arahnya, membuat langkah gadis itu tersendat.

“Kak Alga kenapa tatap Lea kayak gitu? Apa Kak Alga udah kangen Lea? Padahal Lea baru keluar setengah hari!” celetuk gadis itu tanpa beban, wajahnya polos seperti tidak pernah melakukan kesalahan apapun. “Yah, emang mau gimana lagi, secara Lea itu kan adek Kak Alga yang paling cantik, pasti Kak Alga khawatir. Tapi tenang aja, Lea bisa memberantas segala kejahatan yang akan menerjang Lea!”

Pandangan Salga menilik dari atas hingga bawah, tidak memperdulikan cerocosan tak berbobot sang adik, lalu melihat celana sekolahnya yang dilipat berkali-kali di bagian samping, menyebabkan sudut bibirnya berkedut dan rahangnya menegang.

“Duduk.” Satu kata menitah itu meluncur dari suara Salga.

Mulut Azalea yang hendak terus menyerocos terhenti. Matanya melebar, menatap Salga sejenak.

Sepasang kakak-adik itu beradu tatapan sejenak, sebelum Azalea mengakui kekalahan dan segera berjalan menuju sofa kemudian duduk di seberang sofa Salga.

Bibir Azalea melengkung ke bawah. “Kak Alga kenapa, sih? Lea punya salah, gitu? Tapi cewek gak pernah salah.”

Salga mengusap pelipisnya melihat Azalea masih tidak menyadari letak kesalahannya. “Lo idiot apa gimana, sih, Le? Pake celana gue sebagai ganti rok lo, lo gak mikir konsekuensinya?”

Kepala Azalea sedikit meneleng, menatap Salga masih dengan wajah cemberutnya. “Habisnya rok Lea gosong. Lebih parah lagi kalo Lea gak ke sekolah karena kekurangan seragam!”

“Tapi nggak gitu caranya, Azalea. Otak lo itu isinya apaan, sih? Kotoran? Gak tau membedakan yang benar dan salah?”

Ucapan Salga benar-benar menusuk. Pelupuk mata Azalea mulai menimbun air, siap meluruhkan air mata. “Otak Lea gak punya kotoran... Kak Alga jahat banget...”

Kepala Salga semakin berdenyut melihat mata berkaca-kaca Azalea. Dia menghela nafas, melempar sebuah totebag ke arah gadis itu. “Ganti baju sana, kembaliin celana sekolah gue. Gue gak mau tau, hal ini gak boleh terulang lagi. Lo denger, Azalea?”

Air mata Azalea mengalir, nafasnya menjadi berantakan. “Kak Alga marah...”

“Gue gak marah.”

“Marah!” Azalea terus menangis. “Buktinya Kak Alga masih panggil Lea ‘Azalea’. Kak Alga masih marah sama Lea.”

Salga menyerah. Dia berusaha melembutkan ekspresinya, meski masih kesal. Dia tahu saat ini Azalea bertingkah lagi. “Gue gak marah, Lele. Udah sana, ganti baju. Gue udah pesen makan siang.”

Azalea memegang totebag yang Salga lempar ke arahnya dengan keadaan masih terisak samar, mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamarnya. Begitu pintu kamar tertutup, ekspresi sedih Azalea langsung berubah menjadi semringah. Keluar dari kemarahan Salga memang semudah itu.

Gadis itu membuka totebag pemberian Salga, lalu berdecak melihat sebuah rok biru di sana. Melirik pintu, Azalea mencibir, “Huh, dasar tsundere!”

Azalea berjalan menuju meja belajarnya dengan gembira, meraih notenya, menulis di sana sementara waktu, kemudian menempelkannya ke dinding.

Cara mendapatkan hati Ehan :
1. Dekati Ehan dengan penampilan cowok dan buat Ehan nyaman dengan kehadiran Lea di sisinya.
2. Mengakui identitas asli Lea setelah Ehan nyaman.
3. Door! Jadiin Ehan eksklusif milik Lea!

Azalea & Alter Ego Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang