45

52.8K 12.2K 8.4K
                                    

Memiliki rumah yang besar dengan halaman luas serta air mancur memanglah impian sebagian orang. Apa lagi fasilitas di rumahnya sangat lengkap. Ada danau buatan di samping rumah, jogging track dan taman yang tak jauh dari danau, lapangan basket dan voli, serta pepohonan rindang membuat sekitar rumah mereka memiliki oksigen yang lebih baik dibanding tempat luar.

 Ada danau buatan di samping rumah, jogging track dan taman yang tak jauh dari danau, lapangan basket dan voli, serta pepohonan rindang membuat sekitar rumah mereka memiliki oksigen yang lebih baik dibanding tempat luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tetapi jika ada hal mendesak, contohnya seperti sekarang, Azalea jadi membenci rumahnya yang besar. Dengan kekuatannya yang telah pulih, dia diam-diam menyelinap melalui pintu belakang dan lari melewati air mancur di depan rumah menuju gerbang.

Melihat satpam rumah mereka sedang menatap CCTV dalam kantor kecil tepat di dekat gerbang, dia meringis.

“Mang Ari!”

Laki-laki yang dia panggil Mang Ari menoleh. Keterkejutan tidak bisa Mang Ari sembunyikan melihat Azalea berdiri di luar dengan piama ungu serta membungkus tubuhnya dengan jaket tebal.

“Dek Lea! Kenapa tengah malem ke luar? Masuk sana. Nanti Tuan Gara tau bisa berabe.” Mang Ari menasihati lembut sekaligus panik. Dia melangkah keluar, hendak membujuk anak majikannya yang keras kepala.

“Ih, gak papa, Mang. Btw yang di depan jangan diusir. Itu temennya Lea,” ujar gadis itu dengan napas terengah. Wajahnya sedikit memerah dilengkapi keringat tipis di keningnya.

Mang Ari mengernyit sambil melirik monitor di dalam. “Nah, Mang Ari tadi liat dia udah sejam parkir di samping gerbang. Maunya biarin aja kirain motornya mogok. Tapi sampai sekarang belum jalan kayak nunggu sesuatu. Cowok itu nunggu dek Lea?”

Mata Azalea membola. “Sejam?!”

“Iya, dek. Tapi dek Lea jangan keluar, udah malem. Gak baik di malem hari cewek sama cowok berduaan. Nanti ada yang jadi ketiga.” Mang Ari sengaja menakuti Azalea dengan ekspresi seriusnya.

Azalea terbahak. Selimut yang dipeluknya dia pakai untuk menyelimuti dirinya. “Berarti Mang Ari dong orang ketiganya?”

Mang Ari menggaruk kepalanya. “Eh, iya juga.”

“Udahlah, Mang Ari. Dia temen Kak Alga juga kok. Aman.” Azalea kembali meyakinkan. Meski Salga dan Nakusha tidak benar-benar berteman, mereka masih sekelas, kan? Anggap saja mereka teman.

“Gak bisa, dek. Mang Ari mah karyawan patuh digaji Tuan Gara. Kalau ada apa-apa sama dek Lea, Mang Ari harus buat apa?”

Azalea mencuatkan bibir. Memutar otaknya, dia akhirnya menyeringai. “Mang Ari, Lea baru denger pagi tadi kalau Mbak Melati belum punya pacar!”

Mata Mang Ari berbinar. “Beneran, dek?”

Azalea mengangguk dengan sungguh-sungguh. Untung saja dia suka menguping. Dia mendengar gosip pelayan-pelayannya tentang Mang Ari yang mengejar salah satu pelayannya, Mbak Melati. Dia rasa Mbak Melati selalu menanggapi gosip tersebut dengan malu-malu, membuat Azalea yakin dia juga mau bersama Mang Ari.

“Lea bisa dapet nomor Mbak Melati buat Mang Ari, tapi Mang Ari harus rahasiain kalau Lea ketemu temennya Kak Alga di depan. Tapi tenang aja, Lea gak bakal keluar gerbang kok.”

Mang Ari terdiam cukup lama. Azalea diam-diam mencuri pandang ke arah gerbang. Karena banyaknya lampu yang terpasang, sekitarnya sangat terang sehingga dia bisa melihat sekilas motor ninja hitam.

“Tapi dek—”

“Shuttt! Pokoknya Mang Ari tenang aja. Udah ya, bye bye!” Azalea berlari kecil ke gerbang dan melirik ke depan. Melihat laki-laki itu bersandar pada motor sambil memainkan ponsel, dia segera bersembunyi di tembok pinggir gerbang.

Karena memakai kain terlalu tebal, bukannya merasa hangat, Azalea merasa sedikit panas.

Kekehan pelan terdengar tak jauh dari tempatnya berada. “Berani ke sini?”

Azalea tersentak. Ketika dia melirik ke samping, dia bisa melihat sosok Nakusha bersandar di sampingnya. Tetapi mereka menghadap ke arah yang berbeda dan dibatasi gerbang.

“Gue dateng buat usir lo!” ujar Azalea kasar. “Lagian gimana lo tau gue tinggal di sini?”

Nakusha kembali terkekeh. “Gue tau semua tentang lo. Azalea Alyosha Rahardian, tanggal lahir 11 Februari, anak kedua dari pengusaha terkenal Sagara Rahardian, punya dua saudara laki-laki, Salga dan Elano.”

Mata Azalea terbelalak ngeri. “Kok?”

“Siniin tangan lo,” pinta Nakusha lembut.

Azalea ragu-ragu. Dia datang untuk mengusir Nakusha dari ini, bukan untuk menemaninya mengobrol! Seperti kata Mang Ari, bisa gawat jika Sagara dan Salga mengetahuinya. Tapi sepertinya seluruh keluarganya sudah tidur. Kebiasaan keluarga mereka memang pantang begadang. Lagi pula, dia sedang berusaha move on!

Ketika Azalea mengulurkan tangannya yang ternyata bisa melewati sela gerbang, Nakusha langsung menggenggamnya. Tangan dingin laki-laki itu membuat Azalea merinding.

“Azalea, kepo kenapa gue bisa tau?” tanya Nakusha yang telah membalikkan tubuh menghadap ke arahnya.

Gadis itu menelan saliva gugup melihat wajah tampan Nakusha. “Emang gimana?”

Sudut bibir Nakusha sedikit terangkat. “Minggu depan gue kasih tau lo. Kali ini gak akan gue ingkari.”

Dia mengusap jari sempolnya di punggung tangan Azalea lalu menunduk dan mencium punggung tangannya cukup lama, membuat wajah Azalea memerah sempurna.

“Jangan kejar cowok lagi, Azalea. Kali ini biarin gue yang kejar lo.”

Sial, Azalea hampir jatuh pada pesonanya lagi!

TBC

October 30, 2021.

8K komen.

Btw dari Senin sampai Kamis depan aku baru UTS. Gak tau bisa update apa nggak. Liat aja nanti.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now