75

34.7K 6.5K 2.7K
                                    

Seminggu menghabiskan waktu di rumah sakit untuk memulihkan lukanya, Nakusha akhirnya keluar dari rumah sakit dan kembali ke asrama sekolah. Selama berada di rumah sakit, Giandra beserta Bian sering menjenguknya meski terkadang mereka akan berakhir pada situasi canggung. Namun dibanding sebelumnya, suasana yang terjalin antara mereka lebih baik. Sejak Nakusha tahu bahwa Giandra bukan seperti yang dia bayangkan sebelumnya, dia tidak begitu menentang keberadaannya di dekatnya lagi. Meskipun Nakusha masih tidak memanggilnya dengan sebutan 'ayah'.

Nakusha memandang hal-hal yang berlalu begitu saja lewat jendela mobil, sebelum menoleh ke samping untuk menatap gadis yang duduk merapat pada pintu mobil di sisinya, berusaha untuk menjaga jarak sebisa mungkin dari Nakusha. Laki-laki itu tersenyum tidak berdaya, mengangkat tangannya untuk mengelus kepala gadis yang sedang marah tersebut.

“Cuma seminggu.” Nakusha meyakinkannya lagi dan lagi.

Azalea yang sejak tadi manyun, mengomel tanpa memandangnya. “Ehan baru keluar rumah sakit langsung mau ke luar negeri. Padahal luka Ehan belum bener-bener pulih. Ehan gak hargai tubuh sendiri? Kalau di sana sakitnya Ehan kambuh, gue gak bisa ada di sampingnya Ehan.”

“Setelah masalah di sana selesai, aku janji temenin apapun yang Lea mau lakuin. Gimana?” tawar Nakusha membuat Azalea membeku sejenak lalu ragu-ragu mempertimbangkannya.

“Emang sekolah izinin Ehan cuti lebih dari dua minggu? Ehan udah izin sekolah seminggu lebih karena berada di RS.” Azalea balik bertanya dengan tidak yakin. Biar bagaimana pun SMA Lesmana selalu ketat akan absensi siswanya. Setahu Azalea, batas paling lama untuk izin sekolah adalah tiga hari. Hanya segelintir orang dengan situasi khusus saja yang memiliki kelonggaran dalam peraturan tersebut, contohnya orang yang memiliki penyakit serius.

“Pemilik kartu gold sekolah punya hak lebih banyak dibanding siswa lainnya.” Nakusha menjawab dengan ringan sembari melirik wajah tercengang gadis itu. Bibir merah mudanya sedikit terbuka, mata lebarnya menatapnya dengan binar bingung.

Nakusha tegang sejenak, seketika berpikir mencondongkan tubuh untuk menggigit bibirnya yang terlihat mengkilap karena terlapisi lipbalm dan membuatnya terlihat empuk seperti jeli. Jika saja tidak ada sopir, Nakusha akan merealisasikan fantasinya saat ini juga. Biar bagaimana pun mobil dan sopir ini milik keluarga Azalea. Jika sopir melaporkan tindakan tidak senonohnya kepada orang tua gadis itu, Nakusha merasa sedikit pening membayangkan bagaimana mengambil hati Sagara untuk merestui hubungan mereka lagi.

Memikirkannya, Nakusha pada akhirnya hanya bisa menyandarkan punggungnya ke belakang sembari memejamkan mata untuk menenangkan diri.

“Ehan?” Azalea mendekat lalu menggenggam lengan Nakusha, membawa aroma manis yang membuat pikiran Nakusha semakin kacau. Menyiksa batin, tapi di sisi lain Nakusha menyukainya.

Mata Nakusha tiba-tiba terbuka. “Pakai seatbelt yang bener,” ucapnya lembut lalu mencondongkan diri hingga sosoknya menutupi tubuh Azalea. Dari depan, memang terlihat Nakusha hanya mencondongkan diri untuk menarik seatbelt, namun sebenarnya laki-laki itu mengambil keuntungan untuk mencium bibir gadis itu sekilas serta tak lupa menggigit bibir bawahnya gemas sebelum menjauhkan diri dan kembali ke posisi semula tanpa mengubah ekspresi tenangnya.

Azalea membeku, perlahan-lahan rona merambat memenuhi wajahnya. Jantungnya berdebar keras seakan ingin melompat dari dadanya. Bibir bawahanya sedikit gatal karena gigitan lembut Nakusha, membuatnya tanpa sadar mengulum bibirnya erat. Pendingin mobil tidak berfungsi pada Azalea yang merasakan panas menyengat di wajahnya. Matanya memelototi Nakusha yang masih bisa duduk dengan tenang setelah mencuri kesempatan dalam kesempitan.

Nakusha diam-diam menarik tangan Azalea untuk digenggam sementara waktu lalu melebarkan telapak tangan gadis itu dan menulis huruf per huruf. Ketika Azalea menyatukannya menjadi kalimat berisi tiga kata, "I want U", wajahnya semakin memerah dan menggenggam kuat jari Nakusha yang menulis kalimat itu di telapak tangannya, bermaksud menghentikannya. Nakusha yang menyadari kegugupannya hanya tersenyum samar lalu mengelus kepala gadis itu lembut.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Where stories live. Discover now