22.00🌝
tok tok tok
Davel membuka pintu kamar nya
"Ada apa ?"
Jazel menatap Davel "besok pergilah lebih dulu ke kantor, tak usah bangunkan aku"
"Kenapa ? Kau tak ke kantor besok ?"
"Ke kantor. Aku akan ke kantor saat jam makan siang"
Davel mengkerutkan keningnya memperhatikan wajah Jazel "kenapa ?"
"Tak perlu banyak bertanya, aku hanya ingin memberitahu itu sajah"
Davel menatap lekat Jazel "Apa karena obat tidur mu habis ?"
Jazel diam menatap Davel
"Jika kau takut tidak bisa bangun pagi besok, aku akan membangunkan mu seperti tadi pagi. Kita bisa pergi agak siang, aku akan menyetir kau bisa tidur di mobil selama perjalanan"
"Tidak perlu, pergilah lebih dulu besok" Jazel berjalan menuju kamar nya
"Kau tidak bisa tidur ?" Davel sedikit meninggikan nada bicara
Jazel berhenti lalu berbalik menatap Davel
"Apa kau tak bisa tidur sama sekali jika tak meminum nya ?"
"Tidurlah, besok kau harus ke kantor" Jazel masuk kedalam kamar nya
Davel diam memandangi pintu kamar Jazel
"Apa yang membuat mu sampai semenderita itu Zel ?"
~
Jazel mengambil botol obat nya dari dalam laci mencengkram nya sangat kuat
"Aku sampai sejauh ini karena kau"
"PRAK" Jazel melemparkan botol obat nya
Jazel duduk di tempat tidur nya merunduk menopang kepala nya dengan kedua tangannya. Perasaan nya tak karuan, bingung dan juga lelah. Jazel memejamkan mata nya, air mata nya pun menetes begitu sajah. Tak terdengar isak tangis hanya air mata yang terus mengalir
"Sampai kapan ? Mau sampai kapan ?"
~
Davel membuka laci nya mengambil obat tidur nya. Ia memandangi botol obat tidur nya lalu tersenyum tipis
"Aku masih punya satu untuk menyelamatkan tidur ku malam ini" Davel pun meminum obat tidur nya
Davel duduk bersandar di headboard. Ingatan nya saat melihat botol obat tidur Jazel membekas di benak nya
"apa yang membuat mu sampai sebegitu nya ?
"Kenapa orang seperti kita harus membutuhkan nya hanya demi bisa tidur"
"Sampai kapan ? Mau sampai kapan ?" lirih nya
Davel menutup matanya air mata nya pun menetes begitu sajah
"Kau milikku"
Bisikan yang selalu menghantui fikiran nya selama ini, bisikan yang selalu terdengar di telinga setiap malam nya
Davel menyentuh kalung nya "Siapa kau ? Apa mau mu ? Semua ini karena mu"
Davel merunduk menopang kepala nya di lutut, air mata nya mengalir semakin deras
"tapi aku tidak bisa membencimu"
1 jam lama nya Davel menangis, ia pun mengusap air mata nya. Ia terdiam ketika melihat boneka wajah kucing yang di berikan Jazel pada nya. Davel meraih memandangi boneka nya
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN ||| JOONGDUNK❤️🔥
RomanceAroma tubuh nya bagaikan candu ~Jazel Nafas berbau mint, dia berbisik "aku milik nya" ~Davel Cerita ketiga JD💛 for dungjang 🤝