29. TELEPON

737 67 6
                                    

Ruang Kerja Davel

Davel memainkan bolpoin di jari nya sambil memikirkan sesuatu yang sedikit menganggu fikiran nya

"Ck, sudah lah.. tak perlu di fikiran. Kalau pun aku bertemu dengan nya nanti disana, abaikan sajah"

Davel tersenyum "Cukup melihat Jazel sajah, Jazel mengajak ku pergi bersama nya kesana. Aku tak akan melewatkan ini"

Telepon berdering, Davel langsung menerima panggilan yang masuk

"Selamat sore bos, maaf mengganggu"

"Ada apa ?"

"Ada panggilan masuk dari Xander Corp, ingin berbicara dengan anda bos"

Davel berhenti memainkan bolpoin di tangan nya "Xander Corp ?"

"Benar tuan, sekretaris mereka menelpon meminta untuk bicara dengan anda"

"Sambungkan padaku"

"Halo, selamat sore. Saya Gia sekretaris dari Xander Corp perusahaan yang bergerak di bidang properti. Apa benar ini dengan tuan Natan ?"

Davel menghela nafas "Benar, dengan saya sendiri"

"Begini tuan, Kami ingin membuat janji dengan tuan Jazel"

"Mengenai ?"

"Kami ingin menjadi klien OVELS CORP"

"Ok, baiklah. Saya perlu konfirmasi terlebih dahulu dengan bos saya"

"Kapan kira-kira kami akan mendapatkan kabar selanjutnya dari anda tuan ?"

"Setengah jam lagi saya akan menghubungi anda kembali"

"Baiklah, saya tunggu kabar baik dari anda tuan. Terimakasih, selamat sore"

Davel menghela nafasnya bersandar di kursi nya. Davel membuka notes nya memeriksa jadwal Jazel

"Profesional"

Davel keluar dari ruangan nya menuju ruangan Jazel

tok tok tok

"Masuk"

Davel masuk kedalam ruangan Jazel

Jazel melihat kedatangan Davel "biasanya langsung masuk"

"Sudah lama aku tidak mengetuk nya"

"Ada apa ?"

"Xander Corp ingin membuat janji dengan mu"

"Xander Corp ? Klien baru ?"

Davel mengangguk "Benar"

Jazel berfikir "Itu perusahaan apa ?"

"Real Estate dan CEO nya bernama Luke"

"Itu perusahaan baru ?"

"Tidak, perusahaan itu salah satu perusahaan yang cukup terkenal di Thailand. Tapi belum sebanding dengan Ovels"

Jazel mengangguk "Ok, atur sajah"

"Baiklah"
Davel memperhatikan luka di tangan Jazel "Bagaimana dengan tangan ?"

"Seperti yang kau lihat"

"Perlu di perban lagi tidak ?"

"Tidak perlu"

Davel meraih tangan Jazel menempelkan plester di luka Jazel, lalu mengambil bolpoin, menggambar wajah anjing di plester

Davel tersenyum "aku kembali ke ruangan ku"

"Sebentar lagi pulang, setelah itu langsung bergegas. Kita akan pulang"

"Ok" Davel keluar dari ruangan Jazel menuju ruangan nya

HIDDEN ||| JOONGDUNK❤️‍🔥Where stories live. Discover now