33. JANGGAL

776 76 22
                                    

"Berhenti Jaz, kau sudah banyak minum" Dao menarik gelas dari Jazel

Est menatap Jazel "Cerita mu panjang sekali, kau sampai menceritakan dari awal kau sampai disini dan percakapan kita di bar waktu itu"

"Supaya kalian semua tau, dan tidak bertanya lagi pada ku apa yang terjadi. Aku hanya ingat sampai situ sudah ? Aku hanya ingat terakhir kali aku berada di meja bartender. Selebihnya aku tak ingat apapun lagi"

"Ck, kalau kami tau kau disana kami pasti akan menemani mu. Kami fikir waktu itu kau sudah pulang, karena Namtan datang menemui kami mengatakan kau pulang lebih dulu dengan nya"

Est mengangguk "benar, kami fikir saat itu kalian berbaikan dan tidak jadi putus. Lalu kalian pulang bersama"

Jazel mengkerutkan keningnya "Aku tidak ada pulang dengan nya. Saat pergi dari sofa aku ke meja bartender kami bertengkar lagi disana, dan di situ kami benar-benar putus dan aku menyuruh nya pergi"

Dao mengkerutkan keningnya "Lalu kenapa dia mengatakan itu ? Dia datang menemui kami memasang wajah manis nya lalu mengatakan *Dao Est, Jazel dan aku pulang lebih dulu ya.. Jazel sudah menunggu ku di mobil, dia menyuruh ku kemari untuk memberitahu kalian. Kami pulang lebih dulu, bye..* seperti itu"

Est mengangguk "Benar, aku masih ingat sekali itu. Disitu aku dan Dao ragu, tapi kami fikir mungkin setelah pergi dari sofa kalian bicara berdua dan baikan, eh ternyata tidak. Makanya saat hari terakhir di London kemarin aku bertanya lagi kalian benar sudah putus atau tidak"

Dao menatap Jazel "Itu aneh Jaz. Kenapa di mengatakan itu padahal kau tidak pulang. Kau ada di kamar itu dengan pria itu"

Est menatap keduanya "Ini membingungkan dan janggal"

Jazel mengusap kasar wajah nya, mengambil botol whisky dan langsung minum dari botol

"Aku sama sekali tak ingat lagi kenapa bisa ada di situ, SIALAN! INI YANG BUAT AKU FRUSTASI. Aku bangun sudah dalam keadaan seperti itu. Dan sangat terkejut ketika melihat nya disana"

"Kau tak melihat wajah nya sedikit pun ? Saat kau bangun"

"Tidak, dia tidur tengkurap. Ada bantal yang menutupi wajah nya, aku hanya melihat telinga nya sajah. Aku ingat dia memakai anting"

"Uii pasti cantik Jaz"

Jazel menatap kesal Dao "Kenapa malah membahas cantik nya sih!"

"Aku kan pengalaman melihat seperti itu, rata-rata yang piercing itu, kalau dia pihak bawah itu cantik-cantik Jaz"

"Harus nya kau buka sajah bantal nya lalu lihat wajah nya"

"Mana sempat bodoh! Aku sudah syok dan takut. Kau tau itu pertama kali nya aku seperti itu, dan aku melakukan nya dengan seorang pria. Fikiran ku tak sampai ke sana. Yang ku fikirkan dan ku ingin kan saat itu hanya keluar dari kamar itu"

Dao menghela nafas nya "tapi itu jadi penyesalan mu kan ? Kau terus mengingat nya dan tak bisa tidur sampai insomnia akut"

Est mengangguk "Jangan-jangan itu karma untuk mu Jaz, karena kau meninggalkan nya"

Jazel memandangi keduanya "Tolong kalian bunuh sajah lah aku, aku benar-benar frustasi. Aku lelah, bukan nya membantu ku malah menyudutkan ku"

"Mana aku tau akan jadi begini, sampai di rumah aku malah pesan tiket kembali ke London. Orang tua ku bingung kenapa aku tiba-tiba pulang padahal mereka sudah senang sekali aku akan tinggal bersama mereka lagi. Aku menghabiskan dua tahun disana, dengan keadaan seperti ini. Aku ingin melupakan semua ini sungguh"

Jazel merunduk, mata nya berlinang ia berusaha menahan tangis nya

Dao dan Est merasa kasihan pada sahabat mereka. Mereka kembali lagi melihat Jazel dalam keadaan seperti ini

HIDDEN ||| JOONGDUNK❤️‍🔥Where stories live. Discover now