100. BERNYANYI

518 54 26
                                    

Kamar Jazel

"Minum obat nya dulu sayang"

Davel menggeleng "tidak mau.."

Jazel duduk di tempat tidur mengangkat Davel duduk di pangkuan nya "apa yang harus aku lakukan supaya kekasih ku ini mau meminum obat nya ?"

Davel tersenyum "aku ingin melihat kau bermain gitar dan bernyanyi"

Jazel mengangguk "Ok, siap tuan. Berarti sekarang minum obatnya dulu" Jazel mengambil air dan obat Davel

"Sungguh ?"

"Apa yang di inginkan kekasih ku maka dia akan mendapatkan nya"

Davel pun meminum obat nya "sudah"

Jazel menaruh kembali gelas "Jadi kapan aku harus bernyanyi tuan ?"

Davel tersenyum "Cup" mengecup bibir Jazel "sekarang.."

"Aku ambil gitar nya dulu"

"Tapi aku mau kita di balkon, selama tinggal disini kita tidak pernah ke balkon"

Jazel mengangguk "Sesuai permintaan anda tuan"

Davel turun dari pangkuan Jazel. Jazel pun membuka lemari mengambil gitar nya.

Jazel mengulurkan tangannya "Ayo ke balkon"

Davel tersenyum manis menggenggam tangan Jazel, mereka pun keluar dari kamar menuju balkon yang mana itu tak jauh dari kamar mereka. Berada di tengah-tengah antara kamar Jazel dan Davel, namun pintu menuju balkon searah dengan kamar Davel.

Jazel membuka pintu, keduanya pun duduk di kursi santai.

"Sayang.. aku ambil buah ke bawah sebentar ya"

"Biar aku sajah" Jazel hendak beranjak dari kursi

"Tidak, aku sajah. Sebentar ya..Cup" mengecup pipi Jazel.
Davel pun berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Sembari menunggu Davel, Jazel pun menyetel senar gitar nya.

~

Davel berlari kecil menuju dapur, sedikit buru-buru mengambil buah dari kulkas.

"Kau kenapa lari dan buru-buru seperti itu ?" ucap Wintang yang datang ke dapur hendak membuat kopi

Davel tersenyum "Aku ingin segera kembali ke atas, Jazel menunggu ku di balkon"

"Apa yang kalian lakukan disana ? Apa sedang berkencan di balkon, melihat indah nya langit malam yang di penuhi bintang lalu berciuman"

Davel menatap Wintang "Terimakasih saran nya, akan kami lakukan nanti. Tolong jika mendengar dentuman dari atas maklumi sajah ya. Aku ingin bermain dengan Jazel malam ini. Aku rindu sentuhan nya"

Wintang terplongo mendengar perkataan Davel, lagi-lagi ia tak habis fikir dengan kegilaan sahabat nya itu.

"Kalau desahan ku terlalu kuat, tolong tutup telinga Naweed ya. Soalnya aku tidak bisa mendesah pelan kalau Jazel sudah menusuk ku haha" Davel meninggalkan Wintang di dapur, menaiki tangga menuju balkon"

Sementara Wintang tercengang mendengar perkataan Davel barusan "Dia gila, dia benar-benar sudah gila.."

~

Davel kembali ke balkon duduk di samping Jazel, ia menaruh buah yang ia bawa di atas meja.

Jazel tersenyum memandangi Davel "Jangan tertawa mendengar suara ku nanti hmm? Jangan berekspektasi tinggi dulu"

Davel tersenyum manis menatap Jazel "Aku yakin suaramu bagus, ayo mulai.."

"Kau punya lagu yang kau suka sayang ? Aku akan menyanyikan nya jika aku tau"

HIDDEN ||| JOONGDUNK❤️‍🔥Where stories live. Discover now