Chapter 4

25.2K 2.1K 24
                                    

[Raya pov]

Mata gue lagi-lagi ingin terpejam. Rasa kantuk terasa lekat menempel. Seperti ada lem di kedua pelupuk mata gue. Sumpah! Pengen tidur gua!

"Siapa itu? Siapa itu?" Bisik Lea sambil menepuk-nepuk ringan punggung gue. "Ray, kayaknya ada guru baru deh!"

Sambil menguap, gue mengucek mata. Menfokuskan pandangan pada seorang lelaki tampan dengan kemeja bergaris yang tengah memasuki ruangan kelas. Gue garuk-garuk rambut keheranan.

"Selamat pagi, anak-anak!" Kata lelaki tampan itu setelah menaruh bukunya di atas meja guru.

"Selamat pagi..." jawab semua siswa di kelas kecuali El. Dia memang selalu irit suara.

"Perkenalkan! Nama saya Septian, mulai sekarang saya akan mengajar SBK untuk menggantikan Pak Ramli karena beliau akan melaksanakan ibadah umroh," papar guru ganteng yang bernama Septian itu.

Beberapa cewek-cewek di kelas terlihat menggeliat senang. Ada yang senyum-senyum sendiri, ada yang bisik-bisik senang bersama teman sebangku, ada juga yang melongo menatap Pak Septian. Hadehhh....

"Oke. Kita langsung saja. Saya rasa nggak perlu basa-basi. Tolong keluarkan buku gambar kalian. Dan buatlah gambar apa pun yang kalian bisa," tambah Pak Septian.

"Baik, Pak!" Jawab sebagian siswa yang ada di kelas. Dan sebagian yang lain cuma diam saja sambil mengeluarkan buku gambar masing-masing.

Huh! Gue mau gambar apa ya? Bukannya sombong, tapi salah satu pelajaran yang paling gue suka adalah SBK. Bukan karena gurunya ganteng! Tapi karena gue memang suka menggambar. Itulah sebabnya gue memilih ITS. Karena cita-cita gue adalah menjadi seorang arsitek.

Kali ini gue mau gambar anime. Pokoknya rambutnya panjang dan ada topi jaring-jaring di atas kepala. Mudah! Tak sampai sepuluh menit gambar yang gue buat sudah jadi. Hahaha dalam hati gue tertawa bangga punya bakat seperti ini.

***

Sejak gue dan Arsyaf beda kelas, setiap jam istirahat dia mampir ke kelas gue. Kadang dia suka rempong. Emang lidahnya setajam silet. Nyebelin! Huh!

Arsyaf menatap horor gambar yang gue buat. Lalu dia tertawa keras sambil menunjuk topi jaring-jaring yang gue gambar. Gue hanya mendengus kesal sembari mengerucutkan bibir.

"Kenapa, Syaf? Gambarnya bagus kok!" Kata Renan membela.

"Lo bilang gambar kek gini bagus?" Arsyaf mengerutkan dahi lalu kembali tertawa.

Renan tak berkata apa-apa. El hanya diam. Dia nge-game seperti biasa. Tapi gue tau dia menyimak percakapan kami.

"Ray, apa ini, Ray?" Arsyaf menghentak-hentakkan telunjuknya di atas buku gambar gue. Lebih tepatnya, pada bagian topi jaring-jaring yang gue buat.

"Topi. Topi elegan buat dipesta-pesta gitu," papar gue.

"Topi? Lo bilang ini topi? Ini popok bayi tau nggak? Hahaha..." Tawa Arsyaf seketika pecah.

Gue langsung menutup buku gambar gue. "Bilang aja iri lo! Soalnya lo nggak bisa gambar kek begini!"

"Lain kali, kalau gambar popok jangan di atas kepala!" Arsyaf menepuk-nepuk pelan kepala gue. "Mending superman! Popoknya masih di bawah meskipun taroh luar! Ini popok taroh kepala! Sontoloyo!"

Gue berdecak sinis. "Tangan lo najis!"

Arsyaf mencium telapak tangannya."Rambut lo bau! Kutuan lagi!"

"Enak aja kutuan! Yang bener korengan!"

"Nggak pernah keramas lu ya?"

"Keramas kok! Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan lho!"

Renan hanya geleng-geleng. "Kalian itu lucu ya! Nggak ada satu hari pun tanpa bertengkar. Gue nggak bisa bayangin kalau kalian nikah nanti! Bisa-bisa belom seminggu udah kelar! CERAI!"

"ENGGAK MUNGKIN!!" Jawab gue sama Arsyaf bebarengan.

"Cerai? Itu mungkin saja bagi pasangan labil!" Tambah El menghentikan game-nya. "Dan mungkin saja, belum sampai ke pelaminan kalian sudah kelar," kata El sembari menatap Arsyaf tajam.

"Itu hanya mimpi lo, El!" Arsyaf menatap El balik dengan tatapan yang tak kalah tajam.

El berdiri dari tempat duduknya, memasukkan HP nya ke dalam saku baju. Lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan pergi. Jujur, hati gue bergetar senang, takut, dan bingung. Semuanya bercampur menjadi satu. Gue jadi sok kecantikan semenjak dua cowok paling populer memperebutkan cinta gue hehehehe

Gue merasa seperti Geum Jan Di di drama korea Boys Before Flowers diperebutkan Goo Jun Pyo dan Yoon Ji Hoo. Eaaah Eaah Eaaah! Ah, lagi-lagi gue berpikir yang tidak-tidak. Auk ah! Sekarang gue jadi sering keGRan.

Note   : ayo vote dan komen plis! 😄

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now