Chapter 44

17.5K 1.3K 69
                                    

[Author pov]

Arsyaf berlari di sepanjang koridor. Sesekali ia melihat jam tangannya yang terus melaju mengubah waktu. Ia mendengus sebal, menyesal kenapa ia tadi bisa ketiduran di kontrakan.

"Arsyaf tunggu!" teriak seorang gadis cantik bernama Linsie, dengan napas ngos-ngosan, ia mencoba menyamai langkah panjang Arsyaf.

Arsyaf menoleh ke samping. "Linsie? Lo telat juga?" Alis Arsyaf terangkat.

Linsie mengangguk kuat. "Iya nih. Gue tadi ada rapat organisasi jadi lupa kalau jam kuliah Pak Kuncoro dimajukan," jawab gadis berbibir merah jambu dengan rambut yang selalu diikat ke belakang itu.

"Gue malah lebih parah!" Arsyaf mulai menaiki dua anak tangga sekali langkah.

Linsie meniru, ia juga menaiki dua anak tangga sekali langkah. "Emang kenapa lo telat?" Dahinya mengerut, suaranya terengah-engah.

"Gue ketiduran, Lin. Parah kan?"

Linsie terkekeh. "Parah. Parah banget lo!"

Akhirnya Arsyaf sudah berada di lantai teratas. Sedangkan Linsie sudah tidak kuat lagi menaiki tangga. Ia kini berpegangan pada sisi tangga sambil melihat Arsyaf yang berdiri di anak tangga paling atas.

"Ayo Linsie! Cepetan!" Arsyaf mengulurkan tangannya.

Linsie tak segan-segan meraih tangan tersebut lalu berlari bersama Arsyaf menuju ruang 303. Di sana Pak Kuncoro sudah berdiri di depan kelas sambil menjelaskan materi perkuliahan.

"Permisi, Pak," kata Arsyaf.

Pak Kuncoro tercekat, ia menurunkan kacamatanya lalu dengan mata memicing melihat Arsyaf dan Linsie yang berdiri di ambang pintu, masih setia menunggu izinnya untuk masuk.

"Maaf, Pak. Kami terlambat. Apa boleh kami mengikuti pelajaran Bapak?" tanya Linsie santun.

Pak Kuncoro melihat jam tangannya, lalu kembali melihat Arsyaf dan Linsie sejenak, kemudian menggeleng.

"Tapi Pak..." kalimat Arsyaf terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian!" bentak Pak Kuncoro. "Kalian terlambat enambelas menit."

"Ayolah, Pak! Kita kan cuma kelewat satu menit," bujuk Linsie.

"Apa kalian tidak tau kontrak belajar saya?" Pak Kuncora memberi jeda untuk melanjutkan kalimatnya. "Mahasiswa yang terlambat lebih dari limabelas menit tidak boleh mengikuti mata kuliah saya. Titik!"

"Tapi..."

"Keluar!" perintah Pak Kuncoro sambil mengayunkan leher, pertanda menyuruh mereka agar segera keluar.

Lea menghela napas kecewa. Arsyaf, orang yang sangat dicintainya tidak bisa mengikuti kuliah Pak Kuncoro hari ini. Tiba-tiba saja Pak Kuncoro memajukan jam kuliah dan Arsyaf sedari tadi tidak mengangkat telpon darinya.

Di luar ruangan, Arsyaf dan Linsie duduk di koridor. Mereka beristirahat sejenak setelah berlari dari tempat parkir menuju lantai tiga gedung fakultas. Tenaga mereka rasanya terkuras habis. Mereka mencoba meredam napas yang masih terengah.

"Gilak tuh Bapak-bapak!" ujar Linsie geram. "Kita kan cuma telambat enambelas menit." Ia masih tak terima dengan keputusan Pak Kuncoro.

Arsyaf terkekeh. "Lo lucu juga ya!"

"Lucu? Lucu apanya?" Dahi Linsie mengernyit.

"Ya iya. Lo itu lucu.  Enambelas menit itu lama tau nggak!" Arsyaf masih terkekeh. "Jadi wajar kalau Pak Kuncoro ngeluarin kita."

"Oh iya ding." Linsie meringis malu.

Dddrrrtt...

Sebuah SMS masuk ke ponsel Arsyaf. Cowok itu pun bergegas membuka pesan yang masuk. Senyumnya langsung mengembang lebar ketika mendapati SMS itu dari Raya, cewek yang begitu ia cintai.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now