Chapter 17

19.9K 1.8K 99
                                    

[Raya pov]

Gue menelan ludah setelah mendengar apa yang dikatakan El. Mata gue membulat ketika dia menawarkan hal itu. Perselingkuhan? Apa maksudnya!

"Lo cinta sama gue kan, Ray?" Tangan El mulai merambat menjamah tangan gue.

Gue mengangguk, membenarkan apa yang ia katakan. "Iya. Tapi gue nggak bisa selingkuh, El. Bagaimana dengan Arsyaf? Gue nggak bisa tinggalin dia. Gue juga sayang banget sama dia."

"Terus bagaimana dengan gue?" El semakin erat memegang tangan gue. Gue bahkan bisa melihat sebuah cinta yang teramat besar dari kedua bola matanya.

"Gue nggak tau! Gue cinta sama lo. Tapi gue nggak bisa ninggalin Arsyaf."

"Ya karena itu! Ayo kita selingkuh!"

Lagi-lagi gue menelan ludah. Tiba-tiba tenggorokan gue terasa kering. Gue tercekat. Dua pacar dalam satu waktu? Ini gila! Ini sudah keluar dari norma-norma mencinta!

"Gue rela menjadi orang ketiga di kehidupan lo dan Arsyaf. Asalkan lo memperlakukan gue seperti lo memperlakukan Arsyaf," kata El lembut.

Selingkuh? Kata itu tak pernah sebelumnya terlintas dalam pikiran gue. Tapi memandang betapa besar cinta El ke gue membuat gue menimbang-nimbang kembali kata selingkuh itu. Gila! Gue bingung! Gue nggak mau kehilangan El. Tapi gue juga nggak mau melepaskan Arsyaf. Apa gue terlalu egois?

Gue menggeleng, tak membenarkan usul El. "Nggak bisa! Kalau kita selingkuh, bisa-bisa hubungan persaudaraan lo dengan Arsyaf hancur!"

"Persaudaraan gue dan Arsyaf nggak akan hancur selama hubungan kita nggak terungkap." El kembali mencoba meyakinkan gue untuk menerima usulan gilanya.

Gue melepaskan tangan El lalu berdiri. Otak gue terus berproses, enggan menjawab antara iya dan tidak. Jika gue menjawab iya, maka gue termasuk golongan jin iprit dan setan dan diklasifikasikan ke dalam cewek egois yang haus cinta. Jika gue menjawab tidak, maka hati gue akan terus tersakiti oleh cinta jika El dimiliki orang lain. Arsyaf memang pacar yang baik. Tapi El juga tak kalah baik.

"Raya?" Kata El kembali memegang tangan gue lembut.

"Gue perlu waktu untuk memikirkannya, El. Gue butuh waktu!"

El mengangguk. "Baiklah."

"Beri gue waktu tiga hari untuk memikirkannya."

El mengangguk lagi. "Baiklah. Tapi untuk sekarang, apa gue boleh meluk lo?"

Mata gue melotot kaget. Lagi-lagi otak gue berputar-putar tak karuan. Kalau gue mau, itu sama saja gue nggak bisa nahan napsu. Kalau gue nggak mau, satu kesempatan emas gue berlalu percuma. Dipeluk artis korea coy!

El menarik pinggang gue cepat menuju pelukannya. "Lama banget jawabnya!"

Gue tersentak. Hellow Soraya Aldric! Ini sudah yang keberapa kali lo berada di pelukan ini? Empat atau lima kali? Atau mungkin enam kali? Auk ah! Rasanya sering sekali muka gue nempel di dada lebar ini. Hangat!

"Gue akan tunggu jawaban lo tiga hari lagi," tambah El.

Naluri setan gue berkecamuk saat udara dingin di luar masuk ke dalam ruangan. Hangatnya pelukan El membuat gue membalas pelukannya. Apa yang akan gue jawab nanti, gue nggak tau. Gue akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini, gue hanya ingin terus berada di dalam pelukannya.

***
Note   : Apakah Raya akan menerima El sebagai selingkuhannya? Lalu bagaimana dengan Arsyaf?

Ya udah deh! Author update gara-gara dimarahi kakak kos, suruh update banyak meskipun comment di chapter sebelumnya belom 50++😅 Ayolah, der, readers! Komen yuk... kalau banyak yang komen, authornya jadi semangat.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now