Chapter 79

18.3K 1.6K 152
                                    

[Author pov]

"Papa di sini, Nak," ucap Arsyaf sambil melangkah perlahan menuju Resya yang masih duduk di atas sajadah hijau.

Resya menoleh. Dahinya berkerut. Lalu kemudian matanya melebar kaget saat melihat Arsyaf berdiri di ambang pintu kamarnya yang kini mulai melangkah ke arahnya. Ia tak menyangka kalau doanya akan terkabul begitu cepat. Selama ini, ia hanya tahu wajah Arsyaf melalui selembar foto.

"Pa ... pa?" tanya Resya masih tak percaya.

"Iya. Ini Papa, Sayang." Arsyaf membentangkan tangannya.

Resya tersenyum lebar lalu berlari ke pelukan Arsyaf. Sementara Lea hanya bisa menangis karena terharu.

"Papa, selama ini Papa ke mana saja? Aku sangat ingin bertemu sama Papa," ungkap Resya sambil menangis bahagia.

"Maafkan Papa, Sayang. Papa berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Papa berjanji akan selalu menjagamu." Arsyaf memeluk Resya erat sambil mengelus rambut gadis kecil itu.

"Mama bilang, Papa meninggal saat aku masih bayi. Tapi kenapa sekarang Papa bisa hidup lagi?"

"Papa bukan meninggal. Papa hanya pergi untuk bekerja, Sayang," sahut Arsyaf berbohong.

"Papa, Papa nggak akan pergi lagi kan?"

"Iya, Sayang. Papa nggak akan pergi ke mana-mana."

"Papa, aku sayang Papa."

"Papa juga sayang sama kamu."

Setelah melepas rindu, Resya meminta Arsyaf untuk membacakan dongeng sebelum ia tidur. Ia bahkan meminta Arsyaf untuk tetap tinggal di apartemennya seolah ia takut Arsyaf akan pergi dan tak kembali lagi.

"Akhirnya, Cinderella menikah dengan sang pangeran. Dan hidup bahagia selamanya," ucap Arsyaf lalu mengelus lembut rambut Resya.

Resya tampak masih belum mengantuk. Di atas ranjang, ia masih memeluk Arsyaf erat. Entah perasaan apa yang Arsyaf rasakan. Tapi sungguh! Arsyaf merasa sayang pada gadis kecil yang kini terbaring di sampingnya. Apa karena dia adalah anak kandungnya? Apakah itu sebabnya Arsyaf merasa memiliki ikatan batin dengan Resya?

"Papa, aku ingin bobok sama Papa dan Mama," pinta Resya.

Mata Arsyaf terbelalak lebar lalu ia berdehem. "Maaf ya, Sayang. Papa nggak bisa. Papa harus pulang sekarang," tolak Arsyaf.

"Tapi ... kenapa Papa harus pulang?" Resya mendongak, melihat Arsyaf yang masih berbaring di sampingnya. Ia mengeratkab pelukannya.

"Karena Papa ada beberapa kerjaan yang harus Papa urus, Sayang," jelas Arsyaf berbohong.

Sebenarnya, Arsyaf tidak ingin tetangga Lea menggunjing Resya karena Lea memasukkannya ke dalam apartemen. Dia bukan kekasih Lea. Dia juga bukan suami Lea. Dia hanya seorang ayah secara biologis namun bukan ayah secara hukum bagi Resya. Itulah sebabnya, sebelum ia menikahi Lea, Arsyaf tidak ingin ada orang yang menghina Resya lagi.

"Tapi ... aku masih kangen sama Papa," ungkap Resya.

"Papa juga kangen sama kamu. Besok Papa akan ke sini lagi dan akan ajak kamu jalan-jalan," ucap Arsyaf.

"Beneran?" kata Resya penuh semangat.

"Iya. Papa janji."

***
[Author pov]

El berjalan ke sudut ruangan lalu mengambil gitar yang tadi di taruh Daniel. Kemudian ia kembali duduk di samping Raya, membuat Raya terkesiap. Setelah hening beberapa saat, El memangku gitarnya lalu mulai memetik jajaran senar secara bergantian sehingga mengalun nada.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now