Chapter 83

17.5K 1.4K 84
                                    

[Raya pov]

Gue mengulurkan tangan ke Lea lalu dia dengan cepat menjabat tangan gue sambil tersenyum.

"Lea, selamat ya. Gue harap lo sama Arsyaf hidup bahagia selamanya," ucap gue lalu memeluk Lea dengan erat.

"Makasih, Raya. Makasih doanya. Dan makasih karena sudah mau memaafkan gue," papar Lea tulus.

"Pelukannya lama banget?" Dahi Arsyaf mengernyit. "Kamu nggak mau peluk pengantin prianya juga nih?" godanya nakal.

"Huuus!" tegur gue sembari memukul lengannya. "Mau kena tonjok Pak ketua geng?"

Arsyaf terkekeh. "Oh iya. Gue lupa."

"Ngomong-ngomong di mana El?" tanya Lea sambil celingukan mencari sosok El.

"Dia balik ke rumahnya tadi. Katanya sih HP-nya ketinggalan," jelas gue.

"Terus kalau Renan?" tanya Lea lagi.

Gue mengedikkan bahu. "Tuh anak paling-paling lupa bawa kado pernikahan. Atau kalau enggak ... dia lupa beli amplop buat salaman tempel."

"Eh itu El." Tunjuk Arsyaf dengan dagunya.

Gue menoleh ke belakang. Mata gue melebar ketika mendapati El berjalan ke arah kami dengan membawa anak kecil.

Dahi gue mengernyit. "El, ngapain lo bawa Brian ke sini?" tanya gue heran.

El menggaruk salah satu alisnya lalu tersenyum kecut. "Kak Icha tadi menelponku dan dia menitipkan anak ini," paparnya.

"Terus, kenapa kamu mau?"

"Ya ... mau gimana? Katanya dia ada pasien mendadak."

"Itu tuh cuma alasan Kak Icha agar dia bisa kencan sama suaminya. Tadi sebelum berangkat ke sini, dia juga mohon-mohon ke aku buat titip Brian."

"Mama!" Brian menarik-narik gaun pesta gue.

Gue melihat ke bawah, mendapati tuyul gendut yang berdiri di samping gue. "Ada apa Brian?"

"Aku mau makan itu." Brian menunjuk udang krispi yang ada di atas meja untuk hidangan para tamu.

"Tunggu tunggu!" potong Arsyaf heran. "Kalau dia anak Kak Icha, kenapa dia panggil kamu Mama, Ray?"

Gue menyeringai. "Ni anak emang suka main keluarga-keluargaan sama gue."

"Kalau kamu jadi Mamanya, berarti El...."

"Yups. El sekarang jadi Papanya."

Arsyaf tersenyum kecut. "Ooohh..."

"Eh BTW, di mana anak elo, Syaf?"

"Itu." Arsyaf menunjuk seorang gadis cilik cantik yang duduk bersama Mamanya. "Mamaku seneng banget sama Resya soalnya dia anak yang pintar."

"Benarkah?" Mata gue melebar senang mendapati kenyataan bahwa Mamanya Arsyaf bisa menerima Resya meskipun Resya adalah anak di luar nikah. "Eh, gue sama El mau nyapa Mama lo dulu ya."

Arsyaf mengangguk lalu tersenyum. Gue, El, bersama Brian pun berjalan menuju tempat Mama Arsyaf duduk bersama Resya.

"Halo, tante," sapa gue sopan.

Alis Mama Arsyaf terangkat, ia tampak kaget menjumpai gue di pesta pernikahan anak tunggalnya. "Eh Raya. Apa kabar?" Mama Arsyaf berdiri lalu cipika cipiki sama gue.

"Baik tante. Tante sendiri?" Gue pun duduk di sebelah Mama Arsyaf sedangkan El duduk di sebelah Resya sembari memangku bola gulung alias Brian.

"Tante mah kurang baik. Soalnya tante pengen kamu yang jadi mantu tante, Ray," papar Mama Arsyaf gamblang.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now