Chapter 32

19.4K 1.5K 17
                                    

[Raya pov]

Sudah tiga minggu berlalu sejak kecelakaan itu. Tetapi polisi masih belum menemukan si pelaku. Polisi bilang, si pelaku sulit ditemukan karena dia memakai plat nomor palsu di kendaraannya. Selain itu, si pelaku mencelakai gue di daerah yang jauh dari CCTV.

Si pelaku memakai motor mas boy di sinetron anak jalanan. Hanya saja warnanya hijau. Ya. Sejak sinetron anak jalanan nge-hits di kalangan anak muda, penjualan motor keren seperti itu laris manis. Banyak anak muda yang memilikinya sehingga hal itu semakin menyulitkan polisi untuk menemukan si pelaku.

Gue menghela napas saat papa menceritakan kejadian yang sebenarnya ke gue. Sepertinya sang pelaku yang mencelakai gue sudah merencanakan hal ini sejak awal. Apa mungkin dia seorang yang jenius? Sial! Dari situ saya merasa sedih.

Drrrtt....

Renan tiba-tiba mengirim audio ke grup WA anak-anak koplak. Kali ini apalagi yang ia lakukan untuk menghibur gue. Gue pun segera memencet gambar play untuk mendengarkan audio yang ia kirimkan. Dalam audio itu, dia menyanyikan lagu india Hamko Hamise Curalo tapi liriknya ia rubah-rubah sendiri.

Hamster aposhe curanmor. Udel bodong tum pak Dono. Hamster ketek, Ono jahe, colek aje, enggak pape, ketek lo jangan pernah basah lagi.

Gue tertawa lepas walaupun gue masih belum bisa membuka mulut lebar-lebar karena masih ada kawat yang menempel. Sumpah! Sahabat gue yang satu ini memang konyolnya nggak ketulungan.

Raya    : ini baru kreatip, Ndong! Gw ngakak sumpah!😂

Renan : gmn? Lo mau gw nyanyi lgi nggak?

Raya    : boleh 😂

Renan  : lo mau lagu apa?

Raya     : bolle chudiyan

Renan  : oke. Entar ya...

Tak lama menunggu, Renan sudah mengirim audio lagu India Bolle Chudiyan tapi sama seperti tadi, liriknya dia rubah-rubah sendiri.

Bolle pacaran, bolle ciuman, asalkan jangan di sekolahan. Nanti ketahuan sama Dono yang kumisan.... cinta cinta oh Dono... cinta cinta

Arsyaf  : gw udh download audio lo. Entar gw setorin ke pak dono. Mampus lo!

Renan  : jgn pe'ak! Gw gk jdi diwisuda dong!

Elbara  : derita lo, Ren.

Raya      : Jgn bully Kevin Julio, gengs!

Arsyaf  : lo bilang kevin Julio? Lo pikir Renan pemain GGS apa?

Elbara  : Kevin Julio emang main GGS, Ganteng-Ganteng Srigala. Tapi klw Renan, Goblok-Goblok Stupid

Arsyaf  : hahaha dia emang pemain GGS, gila-gila stess

Raya     : jgn bully dia gengs! Apa kalian nggak takut dihardik bau keteknya?

Renan  : Ray, gw udh rjin mndi kok! #jgn main fitnah 😬

Raya     : ampun dah gerandong!

Ya. Seperti ini saja, Tuhan. Jangan pernah berubah. Persahabatan ini terasa begitu manis. Sampai-sampai terkadang gue ingin waktu berhenti saat kita berempat bercanda tawa bersama seperti ini.

"Lalu kita harus bagaimana dong, Mas?" Kata Mama dengan suara agak tinggi.

Gue terkesiap, tercekat sejenak di atas kasur. Rasa penasaran pun menuntun gue melangkah keluar kamar menuju kamar Mama dan Papa. Di ambang pintu yang sedikit terbuka, gue bisa melihat Mama berdiri di depan Papa yang saat itu duduk di atas kasur.

"Aku juga nggak tahu, Sayang. Aku sudah bekerja semaksimal mungkin tapi...." kalimat Papa terhenti.

"Bagaimana pun juga, kamu harus memiliki penerus perusahaan yang dapat dipercaya. Dengan begitu, para pemegang saham akan membantu kita menghadapi krisis ini."

"Siapa? Siapa yang akan kita jadikan penerus?" Tukas Papa.

"Tentu saja Raya!"

Mata gue mendelik kaget ketika Mama menyebut-nyebut nama gue sebagai penerus perusahaan. Jujur, selama ini gue tidak pernah memiliki niatan untuk menjadi seorang pembisnis. Cita-cita gue sejak kecil adalah menjadi seorang arsitek.

"Tidak bisa, Sayang! Raya akan kuliah di jurusan arsitektur. Aku nggak mungkin maksa dia untuk...." Lagi, kalimat Papa belum rampung.

"Lalu, apa Mas Bram akan membiarkan perusahaan kita bangkrut?" Potong Mama.

Gue mematung dengan mata membulat. Bangkrut? Apa maksudnya? Jujur, gue masih belum mengerti dengan percakapan antara Mama dan Papa.

"Sayang, apa kamu tega memaksa Raya untuk mengambil jurusan Ekonomi? Dia baru saja mengalami kecelakaan. Dan dia masih stress hingga tidak mau menemui teman-temannya. Apa kamu tega? Huh?!" Omel Papa sambil berdiri. Matanya melotot ke arah Mama.

Mama menangis. Air matanya terjatuh di pipinya yang sudah mulai berkerut karena usia. Hati gue teriris melihat Mama menangis. Ingin sekali rasanya melangkah mendekat lalu memeluk wanita paruh baya itu. Tapi langkah kaki gue entah mengapa menolak berjalan maju.

"Maaf kan aku, Mas. Seharusnya aku juga memikirkan perasaan Raya," ujar Mama yang masih menangis.

Papa langsung mengusap air mata Mama. "Sudahlah. Jangan menangis! Aku akan memikirkan cara lain agar bisa menyelamatkan perusahaan."

Setelah mendengar percakapan itu, otak gue pun berproses. Apa hubungannya gue masuk jurusan Ekonomi atau tidak? Lantas kenapa para pemegang saham ingin Papa memiliki seorang penerus? Apa mereka sudah tidak mempercayai Papa dalam mengelola perusahaan? Banyak sekali pertanyaan yang lalu lalang di kepala gue. Haaassh Entahlah! Gue nggak tahu apa yang terjadi. Gue bingung bukan main.

Gue menghela napas berat, berjalan dengan langkah sedikit pincang kembali ke kamar lalu merebahkan tubuh gue di atas kasur. Gue harus bagaimana? Harus bagaimana gue? Gue sangat ingin menjadi seorang arsitek. Tapi Mama dan Papa butuh gue sebagai penerus perusahaan.

Lama sekali gue berpikir sekitar tiga jam. Gue akhirnya memutuskan untuk memilih jurusan Ekonomi demi Mama dan Papa. Mulai sekarang, gue akan membuang jauh-jauh impian gue menjadi seorang arsitek.

Oke, tekad gue sudah bulat! Gue akan memilih jurusan Ekonomi saat ujian SBMPTN kelak. Dan hal pertama yang perlu gue lakukan adalah mempelajari kumpulan soal tes IPS karena untuk bisa menembus jurusan Ekonomi, gue harus melalui serangkaian soal-soal yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan gue? Jangan tanya gue! Gue anak IPA. Daripada menghafal, gue jauh lebih suka menghitung. Itulah sebabnya saat SMA, gue memilih jurusan IPA walaupun konon katanya jurusan IPS jauh lebih mudah.

*****🐤🐤🐤*****
Hai hai

Jangan lupa bom vote dan bom komen. Spam, promosi novel kagak apa-apa. Sesama pejuang wattpad, saya memaklumi.

Oh iya.
Jangan lupa baca karyaku yang lain judulnya :

1. Lantunan Lafadz Kerinduan
2. Wonderful Heart Zahra

*****🐤🐤🐤*****
Kilasan novel "Lantunan Lafadz Kerinduan"

Jika aku mencintaimu lebih dari aku mencintai Tuhanku, maka itu bukanlah cinta. Itu hanyalah nafsu belaka.
-Siti Maysarah-

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now