Chapter 55

19K 1.3K 72
                                    

[Raya pov]

"Raya-chan, tolong antarkan pesanan ini ke meja nomor sebelas," ucap Matsumoto-san, seorang ibu-ibu paruh baya yang merupakan majikan gue di restoran ramen ini. Dia memberi gue sebuah nampan lebar dengan dua mangkuk mie ramen di atasnya.

"Baiklah," sahut gue sambil menyambar nampan dari tangannya.

Oh iya, sehari-hari gue berinteraksi dengan bahasa Jepang. Gue menggunakan bahasa Indonesia jika berinteraksi dengan senpai ganteng yang minggu lalu menyapa gue. Dia orang Indonesia juga. Aneh rasanya jika gue dan dia bercakap-cakap dengan bahasa Jepang padahal kita ini orang Indonesia.

Dengan berjalan agak cepat, gue menuju meja nomor sebelas lalu meletakkan dua mangkuk mie ramen di depan pelanggan tersebut.

"Elo?" Dahi pelanggan itu berkernyit, melihat gue dengan tatapan heran. "Elo kerja di sini?" intonasi suaranya terdengar setengah terkejut.

Mata gue melebar ketika mendapati senpai ganteng itu ternyata adalah salah satu pelanggan di kedai ramen ini.

"Senpai?" kata gue setengah kaget.

"Gue nggak nyangka, elo kerja di sini," ucapnya.

Gue tersenyum. "Kerja di mana saja bukan masalah. Yang penting halal kan?"

Dia mengangguk, membenarkan perkataan gue. "Setelah lo selesai kerja, boleh bicara sebentar?" tanya cowok berhidung mancung itu.

Gue menjawabnya dengan anggukan pelan lalu tersenyum tipis padanya.

"Raya-chan!" panggil Matsumoto-san dari dalam dapur.

"Iya?" sahut gue sambil menoleh ke arah dapur kemudian melihat kembali ke arah senpai. "Eh, aku balik ke dapur dulu ya," pamit gue.

Gue bergegas menuju dapur, memenuhi panggilan Matsumoto-san.

"Apa dia pacarmu?" tanya Matsumoto-san setengah berbisik.

Dahi gue langsung berkernyit. "Bukan. Dia bukan pacarku," jawab gue canggung dengan pertanyaan Matsumoto-san.

"Baguslah kalau begitu."

"Memangnya kenapa?" Dahi gue kembali berkerut heran.

Matsumoto-san mendekatkan wajahnya ke telinga gue lalu berbisik. "Itu karena Reiko-chan sudah menyukai pemuda itu sejak lama." Matsumoto-san menunjuk seorang gadis dengan dagunya.

Gue melirik sebentar gadis itu. Namanya Hashimoto Reiko, rekan kerja gue di kedai ramen ini. Memang sih, namanya mirip merk micin di Indonesia. Tapi wajahnya benar-benar kawaii, alias imut bingits kayak anime dengan rambut harajuku yang selalu ia banggakan.

"Aku hanya ingin memberi tahumu agar kamu tidak menyukai laki-laki yang sama dengan Reiko-chan. Hati-hati ya." Matsumoto-san menepuk pundak gue dua kali lalu kembali ke panci ramen dan kompornya.

Gue mengedikkan bahu setelah mendengar nasihat dari Matsumoto-san yang terdengar sedikit alay menurut gue. Mungkin karena dia belum tahu kalau gue sekarang sudah tidak berburu cogan. Pacaran sama cogan hanya buat makan ati aja. Dua kali pacaran, dan dua kali juga gue disakitin. Mending jadi JOLAL, Jomblo sampai Halal.

"Raya-chan, tolong antarkan ke meja nomor tiga," kata Matsumoto-san sambil menyodorkan sebuah nampan lebar yang dia atasnya ada semangkuk ramen panas.

"Baik," sahut gue penuh semangat sambil meraih nampan tersebut lalu bergegas keluar menuju meja nomor tiga.

Setelah berjam-jam bolak-balik mengantarkan pesanan dari satu meja ke meja yang lain, akhirnya restoran ini tutup juga pada pukul sebelas malam. Dan itu berarti gue harus membersihkan meja-meja kotor bekas pelanggan.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now