Chapter 16

21.1K 1.9K 133
                                    

[Raya pov]

Mata El melebar. Ia terlihat kaget bukan main. Sudah cukup gue memendam rasa ini. Menekan perasaan itu begitu menyesakkan dada. Rasanya lega sekali mengungkapkan apa yang selama ini sudah gue simpan rapat-rapat.

"Apa?" El masih tak percaya. Matanya masih membulat, belum mengerjap.

Gue melepaskan tangan El lalu menunduk malu sambil menangis. "Maaf, gue egois. Tapi itulah yang sebenarnya. Gue nggak bisa melihat lo sama Pamela. Gue nggak bisa, El!"

El langsung mendekap gue lembut. Membelai rambut gue dari atas ke bawah beberapa kali. Gue menangis dalam pelukannya sambil memukul-mukul ringan dadanya yang lebar.

Langit mendung tiba-tiba meronta lalu hujan pun turun setetes demi setetes membasahi kami yang masih berdiri di tengah taman sambil berpelukan. Tak lama setelah itu, El melepaskan pelukannya lalu menatap gue lekat.

"Ayo kita kembali ke rumah. Nanti lo masuk angin," kata El lembut sambil menggenggam tangan gue.

Kami pun berlari-lari kecil menuju rumah El. Setelah sampai, El langsung membuka pintu dan masuk. Gue mengikutinya dari belakang. Tangan kami masih bergandengan. Sumpah! Jantung gue rasanya mau meledak karena senang.

Kami berjalan menuju sebuah kamar. Ha? Kamar? Apa jangan-jangan......
Ah! Tidak! Kenapa gue jadi berpikiran aneh?

El mengambil sebuah celana, kaos hitan gambar topeng dementor, dan handuk kering dari dalam lemari. "Pakailah! Nanti lo masuk angin," kata El sambil menyodorkan pakaian itu.

Gue bernapas lega. Gue pikir El mau..... Plaaak..... gue menjitak kening gue sendiri. Malu dengan pikiran gue yang melayang-layang kotor.

"Terima kasih," kata gue menunduk malu sambil menyambar pakaian dari tangan El.

"Lo mandi duluan saja! Gue takut lo masuk angin." El menunjuk sebuah pintu yang ada di sudut ruangan.

Gue hanya mengangguk cepat, berlari kecil menuju kamar mandi, lalu menutup pintu. Gue terhenti dengan punggung yang bersandar di dada pintu kamar mandi. Mata gue beberapa kali mengerjap memikirkan semua yang terjadi hari ini.

Gue tadi pas di taman bilang apa yak? Nggak tau kenapa gue jadi lupa-lupa ingat. Semoga gue amnesia saja! Terus gue jadi lupa kejadian hari ini. Ditambah lagi gue juga lupa nama gue kayak di tipi-tipi gitu. Duduk di rumah sakit sambil bertanya-tanya gue siapa? Siapa gue? Arrrrghhh! Gue mengacak rambut kesal. Bagaimana mungkin gue bisa bilang cinta ke El? Gue masih tak percaya apa yang telah gue lakukan hari ini. Bushet dah mulut gua!

***

Gue menatap rintikkan hujan dari balik kaca jendela. Sudah tigapuluh menit berlalu tapi hujan masih saja belum berhenti juga. Malah semakin lama semakin deras.

"Kenapa?" Tanya El yang tiba-tiba berdiri di samping gue.

"Hujannya kok nggak berhenti-berhenti yak?" Gue menoleh ke samping, melirik El. "Gue mau pulang soalnya."

"Maaf ya, nggak bisa ngenter lo pakek mobil. Soalnya mobilnya dipakek papa. Yang satunya lagi ada di bengkel. Kalau gue anter lo pakek motor, nanti lo masuk angin."

Gue mengerucutkan bibir lalu kembali menatap hujan yang turun begitu lebat. Krucuk krucuk krucuk... waduh! Perut gue tiba-tiba meronta. Hellow rut, perut! Laper, laper aja! Nggak usah pakek demo juga keles!

"Suara apa itu?" Tanya El mengulum tawa.

Gue meringis malu. "Laper," papar gue lalu tertawa paksa.

"Ya udah. Lo mau makan apa?"

"Apa aja. Yang penting enak."

El melangkah menuju dapur, mengambil pisau, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah lalu mencincangnya dengan halus. Gue hanya melongo tak percaya. Mata gue mendelik kaget. Boleh dicolok kalau mau.

"El, lo belajar masak dari mana?" Gue masih tak berkedip, melihat tangan El yang berayun-ayun dengan pisau.

"Belajar sendiri."

"Ha?" Mulut gue menganga. "Belajar sendiri? Bagaimana bisa?"

"Mama gue sudah lama meninggal. Papa sering pulang malem. Dan Bik Sum sudah tua. Jadi, gue sering menyuruhnya pulang sebelum dzuhur."

"Oooooh....." gue mengangguk mengerti.

Tak lama menunggu, dua piring nasi goreng dengan telur mata sapi tersaji di meja makan. Mata gue langsung berbinar.

"Waaah! Enak banget!" Puji gue setelah mengunyah sesendok nasi goreng buatan El.

El tersenyum lalu duduk di samping gue. Dia ikut menyendok nasi goreng buatannya.

"Kapan-kapan ajari gue ya, El!" Tambah gue penuh semangat.

El terkekeh. "Emangnya lo nggak bisa masak?"

"Iya." Gue manggut-manggut. "Selama ini gue cuman bisa masak mie instan doang. Itu pun syukur-syukur kalau jadi. Kadang-kadang, kurang mateng. Kadang-kadang terlalu lembek. Malah pernah dua kali mienya gosong gara-gara gue tinggal nonton drama korea."

Lagi-lagi El terkekeh. "Parah lo!"

"Jangan ngetawain gue kayak gitu dong!" Gue menepuk ringan bahu El.

Tiba-tiba El berhenti tertawa. Sorot matanya berubah serius. "Ray?"

"Hm?" Gue mulai menyendok lagi nasi goreng buatan El dan memakannya.

"Ayo kita selingkuh!"

"Uhuk uhuk!" Gue langsung tersedak karena kaget.

El buru-buru mengambilkan segelas air putih buat gue. Kemudian dengan cepat gue meneguk air putih itu sampai tenggorokan gue kembali normal.

"Gue tau, lo nggak bisa ninggalin Arsyaf. Dan gue juga nggak bisa ninggalin Pamela," papar El.

Gue hanya menyimak, menatap El yang dengan tulus mengungkapkan apa yang dipikirkannya.

"Kalau gue ninggalin Pamela sebelum kita lulus, bisa-bisa lo dibully lagi," lanjut El.

"El, asal lo tau." Gue memegang satu tangan El dengan kedua tangan. "Lebih baik gue dibully daripada harus melihat lo menderita pacaran sama orang yang nggak elo cinta."

"Dan asal lo tau juga, gue lebih baik sengsara pacaran sama Pamela. Daripada harus melihat lo menderita karena dibully."

"Tapi El....."

"Gue pacaran sama Pamela hanya sampai kita lulus SMA. Oleh karena itu, ayo kita selingkuh!" Potong El.

Alis gue terangkat, mulut gue tertutup rapat, lidah gue terasa kering dan tidak bisa untuk digerakkan. Gue bingung harus menjawab apa. Selingkuh?

***

Note : Hei, readers. Nama asli author itu Zaimatul Hurriyyah. Nama Zaeemaazzahra itu cuma nama di wattpad. Author pakek nama Zaeemaazzahra di wattpad soalnya pas daftar pakek nama asli kagak bisa 😕😯

50++ comment, langsung lanjuuutt

Apakah Raya akan menerima ajakan El untuk selingkuh?

Oh iya, baca juga karyaku yang berjudul "Wonderfu Heart Zahra". Itu karya author pas jaman masih kelas XI Aliyah. Sekitar 6 tahun lalu. Jadi, harap maklum kalau penulisannya kurang mengena.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang