Chapter 74

18.6K 1.6K 153
                                    

[Raya pov]

Gue mendelik kaget saat menyimak cerita El tentang Damian. Gue benar-benar nggak nyangka kalau Tuan Suryabara yang menyuruh Damian untuk merayu gue waktu itu.

"Oke, kalau Damian adalah ujianku yang pertama. Lalu, ujian apa yang kedua?" tanya gue begitu penasaran.

El kemudian duduk di samping gue, memegang tangan gue, lalu menatap gue tajam. "Kamu ingat proyek ruko di Depok?" tanyanya.

Bola mata gue sejenak melihat ke atas, mencoba mengingat-ingat kembali proyek-proyek yang pernah gue kerjakan di Depok tahun lalu. Saat gue mengingatnya, gue mengangguk.

"Pak Santoso adalah orang suruhan Papa yang kedua," jelas El.

"Jadi, Pak Santoso adalah orang suruhan Papa kamu?" Mata gue mendelik kaget.

El mengangguk pelan. "Waktu itu, kamu nggak sengaja mengetahui rahasia Pak Santoso, bawahan Pak Bagas, mandor penyedia bahan bangunan."

"Iya, waktu itu aku memergokinya menelpon dengan seseorang. Dia bilang akan mengganti sebagian bahan yang berkualitas dengan bahan yang biasa untuk maraup keuntungan."

"Sebenarnya, Pak Santoso sengaja memberi tahumu secara tidak langsung, dengan begitu, Pak Santoso bisa menawarkan sogokan ke kamu untuk uang tutup mulut," jelas El menambah.

"A ... apa maksudnya?" Gue menggeleng tak mengerti.

"Papa berharap kamu akan menerima uang sogokan itu. Tapi nggak berhasil. Kamu dengan tegas menolak uang itu dan melaporkan Pak Santoso ke Pak Bagas. Dan akhirnya Pak Santoso harus mendekam di penjara."

"Tapi ... kenapa Pak Santoso mau melakukan hal yang sangat beresiko seperti itu untuk Papa kamu?"

"Sebenarnya, Pak Santoso sudah melakukan tindakan korupsi sejak lama. Papa pikir, cepat atau lambat dia akan masuk penjara. Jadi, Papa memanfaatkan dia untuk mengujimu."

"Memanfaatkan?" Dahi gue berkernyit.

"Iya. Papa telah mengancam Pak Santoso. Jika Pak Santoso tidak mau mengikuti skenario yang dirancang Papa, secara otomatis dia akan masuk penjara karena Papa akan melaporkan tindakannya yang sudah sering menggelapkan dana di perusahaanmu."

"Tapi ... bukankah dia akhirnya masuk penjara karena skenario Papamu? Kenapa dia repot-repot mengikuti skenario Papamu?"

"Jika kamu menerima suap dari Pak Santoso dan berhasil menjebakmu, Papa sudah berjanji tidak akan membocorkan tindakan korupsinya selama ini."

Mata gue terbelalak lalu menelan ludah karena takut. Bagaimana tidak? Calon Ayah mertua gue ternyata orang yang sangat licik oy! Dia beberapa kali berusaha menjebak gue karena dia nggak mau gue dan El bersatu.

"Lalu, bagaimana dengan ujian yang ketiga?" tanya gue setelah menenangkan diri beberapa saat.

"Karena Papa tahu kalau kamu tidak mampan digoda lelaki tampan atau pun uang, Papa mencoba cara yang lainnya."

"Memangnya, apa ujian yang ketiga?" tanya gue begitu penasaran.

"Kamu ingat Pak Rafli?"

Gue mengangguk cepat.

"Pak Rafli adalah orang suruhan Papa juga. Dia datang padamu dengan penawaran yang menggiurkan," papar El.

"Iya. Waktu itu, dia datang dan menawariku beasiswa S2 dan S3 di Jepang. Dia bahkan berjanji akan memberiku dana untuk mencapai gelar profesor dengan syarat, aku harus pindah ke perusahaannya dan menghianati Pak Bagas."

"Jujur saja, waktu itu aku sedikit takut. Karena kamu terlihat tergiur dengan penawaran itu. Tapi akhirnya, kamu menolaknya juga," ucap El lalu tersenyum.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now