Chapter 5

24K 2.1K 31
                                    

[Elbara pov]

Walaupun gue sudah mengancam adik kelas agar tidak membully Raya, tapi tetap saja cewek-cewek dari kelas XI dan XII masih mengusili Raya. Bagaimana pun juga, gue harus menghentikan pembullyan itu. Gue nggak mau Raya terluka lagi. Sudah cukup dia pingsan terkena bola. Tapi bagaimana cara untuk menghentikan mereka?

"Elbara?" Seorang cewek cantik, seksi, dengan seragam press body menghampiri gue. Namanya Pamela.

Gue hanya menoleh sebentar lalu kembali menyesap sepuntung rokok. Dia mendekat kemudian duduk di samping gue. Gue pun bergeser. Jijik rasanya jika berada di dekat cewek kayak dia. Di mata gue, dia itu seperti cacing, tubuhnya suka menggeliat nggak jelas.

"El, disapa cewek lo tuh!" Ejek Zen setelah mengeluarkan asap rokok yang telah dihisapnya.

Gue hanya diam dan kembali merokok. Renan, Arsyaf, dan Dodot hanya tertawa cekikikan.

"Galak banget sih ayang El ini! Jadi tambah gemes!" Pamela mulai merangkul tangan kanan gue.

Sumpah demi Tuhan, gue jijik banget! Gue pun menghempaskan tangannya dengan kasar tanpa berkata sepatah kata pun.

"El, kenapa sih lo nggak suka gue? Emangnya gue kurang apa?" Tanya Pamela manja.

"Iya, El! Pamela itu cewek paling cantik di sekolah ini. Kenapa lo nggak suka sih?" Ujar Berliana yang menggeliat di bahu Zen.

"Jangan bilang kalau lo suka sama Raya!" Celetuk Tantri yang saat itu duduk di samping Renan.

"Jangan asal ngomong lo, Tan!" Tukas Arsyaf ngotot.

Gue biarkan mereka lelah bertengkar dan beropini sesuka mereka. Yang penting, gue suka sama Raya. Gue sayang banget sama dia. Dan tidak ada yang bisa merubah itu.

"Lalu, kenapa sampai sekarang El belum punya pacar?" Tambah Natasya setelah menyesap rokoknya. Dia duduk di samping Teo, salah satu anak buah gue.

"Ya mungkin dia homo kali!" Kata Arsyaf mengangkat bahu.

Gue melempar sepatu ke arahnya. Tapi dengan sigap dia menampiknya dengan cepat. Gue melotot. Dia melotot juga. Dodot segera mengambilkan sepatu gue lalu meletakkannya di depan kaki kiri gue. Kemudian gue pun memakainya.

Di dalam base camp ini, hanya gue, Arsyaf, dan Dodot yang nggak membawa pasangan. Zen bersama Berliana, Renan tentu bersama Tantri, dan Teo bersama Natasya. Dan yang lainnya gue nggak terlalu hafal nama pacarnya.

Arsyaf nggak mungkin membawa Raya ke tempat kayak begini. Penuh asap rokok dan aksi-aksi anak brandal. Tak jarang Zen dan Teo melakukan hal yang tidak senonoh di base camp ini. Raya itu cewek lugu. Dia bahkan selalu mempercepat adegan yang tidak senonoh kalau menonton drama korea. Kalau tidak sempat mempercepat, dia pasti menutup mata. Dia memang lucu! Itulah yang gue suka.

"Kalau dipikir-pikir lagi, lo itu emang cocok sama gue, El!" Tangan Pamela mulai merambat menuju lengan gue. "Lo itu leader semua cowok di sekolah ini. Sedangkan gue leader semua cewek yang ada di sekolah ini. Kalau lo sama gue pacaran, kita bakalan jadi pasangan paling beken sepanjang sejarah SMA 5 Cendrawasih!"

Gue berdiri, menghempaskan tangan pamela lalu membuang puntung rokok yang tersisa ke atas tanah kemudian menginjaknya dengan kaki sampai bara rokok tersebut padam. Gue selalu menganggap dia nggak ada. Karena memang gue sangat jijik sama dia.

"Gue cari kopi dulu, guys!" Ucap gue sambil memasukkan kedua tangan gue ke dalam saku celana. Lalu pergi.

Pamela masih belum puas juga. Dia mengikuti gue dari belakang menuju kedai kopi yang tak jauh dari base camp kami. Huh! Menyebalkan!

Note    : jika pada season 1 saya lebih menceritakan betapa besar cinta Arsyaf, kali ini gantian! Saya akan menceritakan betapa besar cinta Elbara hehehe

DILARANG BAPER!! 😃

vote dan komen yakk

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now