Chapter 14

20.7K 1.8K 20
                                    

[Raya pov]

Beberapa hari ini gue merasa ada yang aneh. Cewek-cewek cabe-cabean di sekolah tiba-tiba berhenti membully gue. Sekarang, gue nggak lagi terjatuh di atas lantai gara-gara di sleding tekel, gue juga nggak lagi kena lemparan bola. Tidak hanya itu! Gue juga nggak lagi mendapatkan surat ancaman dari fansnya Arsyaf. Sebenarnya ada apa ini?

"Lea, akhir-akhir ini gue merasa ada yang aneh deh?" Kata gue lalu menyeruput es jeruk melalui sedotan.

Lea berhenti menyeruput es jeruknya. Dahinya terlihat mengerut heran. "Aneh kenapa?" Tangannya memaju mundurkan sedotan di dalam gelasnya.

"Akhir-akhir ini cewek-cewek yang ngefans Arsyaf tiba-tiba berhenti membully gue. Kira-kira kenapa ya?"

Lea mengangkat bahu. "Enggak tau. Ya Alhamdulillah dong kalau mereka berhenti. Iya kan?"

"Iya juga sih!"

"Eh, ngomong-ngomong, lo udah nonton goblin nggak?"

Gue manggut-manggut semangat. "So pasti itu! Tuh drama serunya minta ampun cuy!"

"Yang dibahas selalu sama. Drama korea!" Arsyaf tiba-tiba duduk di samping gue. Ia menyandarkan kepalanya di telapak tangan dengan siku yang bertumpu di meja kantin. Cowok gila itu memandangi gue dari samping.

"Lo kok sewot?" Tanya gue ketus.

"Sekali-kali bahas pacarmu yang tampan ini kek!"

Gue langsung mendorong kepalanya. "Kepedean lo!"

"Eh, aku beliin ice cream dong!"

"Ice cream rasa apa?" Gue berdiri, bersiap menuju kulkas ice cream.

"Rasa ingin memilikimu selamanya!" Kata Arsyaf menggombal.

"NAJIS!"

"Ciyeee......" Lea meringis senang.

Jujur, gue senang kalau digombalin Arsyaf walaupun mulut gue selalu bilang najis, lebay, dan lain sebagainya ketika dia menggombal seperti sekarang ini. Bahkan terkadang, gue suka senyum-senyum sendiri di kamar saat ingat gombalannya. Pandai banget dia membuat ladang bunga di hati gue. Dasar cowok bego!

***

Setelah makan begitu banyak di kantin tadi, perut gue jadi males. Eh, maksud gue mules. Lama banget gue nabung di closet hingga akhirnya gue mendengar percakapan aneh ketika gue hendak keluar. Entah siapa dengan siapa gue nggak tau. Gue hanya bisa mendengarkan percakapan mereka dari dalam bilik closet.

"Buat apa sih si Pemela ngebelain cewek cetar itu?" Tanya seorang cewek yang bersuara agak purau.

"Ya jelas karena El! Terus karena siapa lagi?" Sahut seseorang yang bersuara agak serak. "Lo tau sendiri kan? El itu sahabatan sama Raya. Dia pasti nggak tega ngelihat Raya setiap hari di bully."

"Lo benar! Jangan-jangan El mau pacaran sama Pamela hanya untuk melindungi Raya!"

"Ya itu pasti! Itulah sebabnya Pamela menggunakan kekuasaannya untuk menghentikan pembullyan kita semua!"

Percakapan apa ini? Apa maksud mereka? El pacaran sama Pamela untuk melindungi gue? Hati gue tiba-tiba terasa sesak. Beberapa kali gue memukul-mukul dada gue ringan agar rasa sesak yang ada di dalam dada gue segera menghilang. Air mata gue tiba-tiba merembes.

Kenapa gue nangis? Tangan gue mengusap air mata yang terjatuh di kedua pipi gue. Ada apa sebenarnya? Kenapa El tidak mengatakan kalau dia tau pembullyan itu? Kenapa dia rela pacaran sama Pamela demi gue? Kenapa? Kenapa?!

Setelah dua cewek yang bercakap-cakap tadi keluar dari toilet, gue pun keluar dari tempat persembunyian gue lalu berlari-lari kecil mencari di mana El berada. Gue butuh penjelasan! Kenapa El melakukan semua ini demi gue.

Note   : apa yang akan dilakukan Raya ketika dia tau bahwa El melakukan semua itu demi dirinya? Gimana gengs pendapat kalian?

Lo sebut kita gengs, thor? Sebut kita cecan!

Apaan cecan?

Cewek Cuantik

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now