Chapter 11

21.5K 1.9K 29
                                    

[Raya pov]

Hari minggu sudah datang. Pasti si Arsyaf merengek minta cabut kencan. Tapi gue sering sekali menolak ajakannya. Alasannya pun bervariasi. Kadang gue malas karena ada drama korea yang seru banget, susah ditinggal. Kadang gue sudah ada janji sama mama mau jalan-jalan ke mall. Kadang juga gue malas dandan buat kencan.

Ya! Sejak kencan pertama kami, Arsyaf selalu meminta gue buat dandan setiap kami pergi kencan. Dia merengek terus sampai gue capek ngomel. Dan akhirnya gue selalu kalah. Wajah gue pun selalu berakhir dengan bedak, maskara, eyeliner, dan lainnya.

"Halo, sayang. Ayo kita kencan." Kata Arsyaf manja.

"Kencan ke mana, sayang?" Jawab gue sambil memasukkan kacang goreng ke mulut lalu mengunyahnya.

"Bagaimana kalau ke dufan? Kali ini cuma kita berdua aja. Nggak usah ngajak Renan dan El."

Gue menatap malas drama korea yang gue tonton di laptop. "Oke. Jam berapa?" Kata gue sambil menaruh kaki di atas meja belajar, hingga kaki gue berdampingan dengan laptop.

"Satu jam lagi aku ke sana, Sayang. Jangan lupa dandan ya. Aku suka banget kalau kamu dandan. Kamu cantik deh!"

Uhuuk uhuuk, gue tersedak kacang yang gue makan. "Iya. Aku tau kalau aku cantik kok. Kalau nggak cantik, nggak mungkin dua cowok paling eksis di sekolah nembak gue. Iya kan?" Goda gue sambil cengar-cengir.

"Huuus! Udah nggak usah dibahas. Lagian El sudah punya pacar. Pacarnya bahkan jauh lebih cakep daripada kamu. Ngaca dong!" Arsyaf selalu marah jika gue membahas El yang pernah nembak gue.

Gue tercekat mendengar apa yang dikatakan Arsyaf. Dia benar! Dulu El memang cinta banget sama gue. Tapi sekarang, dia pacaran sama Pamela, cewek pentolan sekolah. Selain cantik, dia juga sangat sexy. Tubuhnya sebelas dua belas sama Hyolyn Sistar. Aduhai! Gue nggak boleh mengharapkan El. Nggak boleh! Nggak boleh!

Selalu begitu. Hati gue selalu berkecamuk setiap kali gue mengingat El dan Pamela. Fakta bahwa mereka pacaran membuat dada gue terus menerus terasa sesak. Rasa sesak yang pernah gue alami ketika Arsyaf dan Bianca pacaran dulu.

"Ya udah! Hari ini jadi ke dufan nggak?" Tanya gue ketus.

"Enggak! Kita nggak jadi kencan!" Jawab Arsyaf nggak kalah ketus. Lalu dia menutup telepon. Tut.... sambungan pun terputus.

Kadang, gue merasa iba pada Arsyaf. Hati gue sering kali berbelok menatap El. Padahal, gue tau betul kalau Arsyaf nggak pernah mencintai cewek lain selain gue.

Gue menghela napas panjang. Lalu menaruh HP gue ke sembarang tempat. Kemudian gue merebahkan tubuh gue ke atas kasur. Beberapa kali mata gue sempat mengerjap menatap langit-langit kamar. Lama sekali gue melamun, meratapi rasa ambigu yang menyesakkan.

Ting tung ting tung

Lamunan gue seketika buyar ketika mendengar bunyi bel yang terus melantun. Itu pasti tandanya Kak Icha lagi nonton drama korea yang seru banget dan nggak mau diganggu. So, itu juga berarti dia nyuruh gue buat bukain pintu. Huh! Kalau melawan tuh nenek-nenek, udah kalah dah gua!

Gue pun berjalan malas menuju pintu lalu membukanya. Betapa terkejutnya gue ketika mendapati Arsyaf sudah berdiri di sana dengan muka garang. Mata gue membulat lalu menelan ludah

"Arsyaf?" Tanya gue yang masih tak percaya dia ada di depan rumah gue.

"Boleh masuk?" Tanya cowok itu judes.

"Boleh!" Jawab gue tak kalah judes.

Arsyaf langsung masuk ke dalam rumah lalu duduk di sofa. Sedangkan gue masih berdiri di ambang pintu.

"Gue tunggu lima belas menit. Lo harus sudah selesai dandan. Titik!" Papar Arsyaf ketus.

"Katanya nggak jadi kencan!"

"Terserah gue dong mau berubah pikiran atau enggak. Pokoknya lo harus siap-siap sekarang juga. Titik!"

"IYA! BENTAR!!" teriak gue masih ketus.

Tak lama berdandan ala kak Icha, gue pun siap. Seperti biasa, Arsyaf selalu terperangah ketika gue memakai rok pendek dengan make-up tipis dan tanpa kacamata.

"Kita mau ke mana nih?" Ucap gue sambil berkacak pinggang.

"Kita jalan-jalan ke mall. Dufannya lain kali aja." Arsyaf berdiri lalu menghampiri gue, kemudian menggenggam tangan gue erat.

"SYAF! TITIP RAYA YA!" teriak kak Icha dari dalam kamarnya. Biasalah! Tuh nenek punggungnya lagi encok kali yak? Malas banget buat jalan dikit doang.

"IYA, KAK!" jawab Arsyaf.

***
Note : vote dan comment gengs. Hayoo makin bingung pilih yang mana kan? Author juga bingung soalnya. Author suka cowok humoris kayak Arsyaf tapi nggak memungkiri author juga suka cowok perhatian kayak El. Eaaah! Author mah gitu orangnya!

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang