Chapter 65

17.6K 1.4K 139
                                    

[Arsyaf pov]

Gue berjalan mendekat perlahan ke arah mereka. Sungguh! Gue masih tak percaya dengan apa yang gue lihat saat ini. Jantung gue terasa mengeras, sakit karena sesak bukan main.

"Halo, Syaf!" sapa Renan tampak agak sedikit canggung.

Raya pun demikian. Ia juga tampak canggung saat bertemu dengan gue. Arrrgghh!! Tidak mungkin! Semoga saja ini hanyalah sebuah kesalah pahaman semata. Bagaimana bisa Raya menikah dengan Renan?

"Raya... Apa kamu sama Renan..." ucap gue jadi terbata-bata.

"Syaf, aku sama Renan..." ucap Raya tercekat.

"Papa, ayo kita ke toko mainan!" ujar anak kecil yang Renan gendong di atas pundaknya.

"Papa?" tanya gue kaget.

"Syaf, gue bisa jelasin ini semua," papar Renan bingung.

"Jadi, kalian berdua sudah menikah?" tanya gue dengan dada yang tiba-tiba terasa semakin sesak.

Betapa tidak? Wanita yang sudah gue tunggu selama 8 tahun tiba-tiba sudah menikah dengan lelaki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Gue sadar! Gue hanya mantan di sini. Tapi kenapa harus Renan? Renan itu tak lebih baik daripada gue. Kenapa Raya harus memilihnya? Mungkin Renan adalah cinta pertama Raya. Tapi gue adalah pacar pertamanya!

Mereka terdiam, mereka tampak sangat bingung mau menjelaskan dari mana. Tapi gue butuh penjelasan. Gue butuh! Kalau tidak, gue bisa jadi gila!

"Eh Raya, apa kabar?" tanya Mama setelah mengurus pembayaran di kasir.

Raya buru-buru mencium punggung tangan Mama. "Alhamdulillah baik, Tante."

"Kamu apa kabar, Ren?" tanya Mama sambil melihat ke arah Renan. Nada bicara Mama yang terdengar akrab seolah semakin mengintimidasi gue.

"Baik, Tante." Renan mengangguk hormat, tidak bisa mencium punggung tangan Mama karena ada anak kecil di bahunya. "Tante sendiri?"

"Oh tante mah selalu baik," jawab Mama sangat ceriwis.

Shit! Dada gue terasa begitu sesak. Sakit banget rasanya melihat mereka berdua yang tiada kabar ternyata tiba-tiba memiliki seorang anak. Lantas, bagaimana dengan penantian gue selama 8 tahun ini? Apa hanya akan berakhir sia-sia saja?

"Ya ampun! Kalian sudah punya anak?" tanya Mama terkejut setelah menyadari ada seorang anak kecil gendut yang duduk di atas bahu Renan.

"Anu... Em..." Raya tampak semakin bingung menjelaskan.

"Mama, Papa, ayo kita ke toko mainan!" kata anak kecil itu manja, yang jelas-jelas tertuju pada Raya dan Renan.

"Omo! Daebak!" kata Mama semakin kaget. Maklum, emak gua juga penggemar Korea.

"Tante, sebenarnya..." Raya tercekat.

"Mama ayo, Ma!" potong anak kecil itu rewel.

"Iya sayang, sebentar!" tegur Raya lembut.

"Mau sampai kapan Mama ngobrolnya?" anak kecil itu bertambah rewel. Bacotnya banyak banget persis seperti Raya.

"Iya iya, sayang. Bentar lagi kita ke toko mainan," kata Renan mencoba menenangkan anak kecil itu.

Gue hanya tertegun tanpa berkedip sedikit pun. Orang yang gue sayang, orang yang gue cinta sejak dulu, cinta pertama gue, sekarang sudah menikah dengan orang lain dan mempunyai anak.

"Tuh, Syaf! Lihat!" Mama menyikut lengan gue. "Mantan kamu aja sudah punya anak! Kamu kapan nikah?"

"Tante... Sebenarnya aku be..." Lagi, ucapan Raya tak rampung.

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now