Chapter 8

23.1K 1.9K 44
                                    

[Raya pov]

Pagi itu, Lea mengoyak tubuh gue sambil teriak-teriak ke telinga gue. Sumpah! Gue masih ngantuk setelah semalaman penuh gue belajar buat UN bulan depan coy!

"Apaan sih, Lea?" Tanya gue masih dalam keadaan setengah sadar.

"Ada berita gempar, Ray!" Ujar Lea ngotot.

Gue pun terbangun sambil mengucek mata meninggalkan sedikit liur di bangku gue. "Berita apa sih, Lea?" Gue kemudian mengusap sedikit liur yang membasahi sudut bibir gue.

"El pacaran sama Pamela!" Lea semakin ngotot, tangannya kembali mengoyak badan gue.

Mata gue terbelalak lebar. Mulut gue menganga tak percaya "APA?!"

"Kok lo kaget sih, Ray? Emangnya lo nggak tau?"

Gue menggeleng cepat. "Enggak!"

El jarang bicara. Apa yang ia pikirkan tidak ada orang selain dirinya sendiri yang tau. Entah gue harus bersyukur atau berkabung atas pelepasan masa-masa jomblo sahabat gue itu. Pamela bukanlah cewek baik-baik. Dia seperti penjual aksesoris berjalan. Berbagai macam model anting ada di telinganya, satu ada di hidung, satu ada di lidah, dan konon katanya ada satu lagi di udelnya.

Gue cuma berpikir, bagaimana rasanya lidah ditindik ya? Apa nggak menyebabkan sariawan? Bagaimana rasanya udel dikasih tindik ya? Apa nggak gatel? Terus bagaimana kalau tuh perut masuk angin? Auk ah! Balik ke laptop!

"Dari mana lo tau kabar menggemparkan itu, Lea?" Tanya gue penasaran.

"Ya elah, Ray! Lo sih ngorok mulu! Makanya nggak tau kabar terhots abad ini." Lea menimpali.

"Banyak bacot lu! Lama-lama lu ngeselin juga kayak Arsyaf ya!"

"Ya elo kebangetan! Nemplok molor bin ngiler. The King and The Queen pacaran, lo malah nggak tau!"

"Ya ya ya maap! Udah! Cerita gih!"

Lea kemudian meringis malu. "Sebenernya gue sendiri nggak tau kronologinya kayak gimana. Tapi yang gue denger, El yang nembak Pamela!" Papar Lea ngotot banget.

"APA?!" Mata gue melotot kaget sambil menggebrak meja. "Bagaimana bisa?"

"Gue juga nggak tau apa alasan El nembak Pamela, Ray." Lea mengangkat bahu.

Aduh! Hati gue kok jadi cenat-cenut nyesek sih? Apa gue cemburu? Ah, sadar, Ray! Sadar, Ray! Lo harus sadar! Pacar lo itu Arsyaf, bukan El! Buat apa lo  cemburu kalau El punya pacar! Dia emang nembak lo. Tapi bukan berarti lo suka sama dia 'kan?

Nggak tau kenapa hati gue terus berseteru. Berbicara sendiri untuk meyakinkan diri kalau gue nggak perlu merasa sakit karena El pacaran sama orang lain.

***

Seperti biasa, di tempat parkir gue berdiri di samping motornya Arsyaf menunggu pemiliknya datang untuk mengantar gue pulang. Tapi saat gue tengah menunggu, gue melihat El bersama Pamela dari kejauhan, di tempat parkir sebelah timur. Pamela terlihat menggelayut manja di lengan El. Sial! Hati gue bertambah cenat-cenut nyesek ketika melihat kemesraan mereka secara langsung.

Setelah El naik motor dan memakai helm, Pemela juga ikut naik motor sambil memakai helm. Yang lebih menyesakkan lagi, dia melingkarkan tanggannya di sekeliling pinggang El dan terlebih lagi, dadanya...... Aaarrrggghh!! Gue nggak bisa cerita! Gue jijik melihatnya. Mereka pun berlalu pergi. Tapi nggak tau kenapa rasa sesak di dalam dada gue masih menggunung.

"Rayap? Kenapa lo bengong?" Arsyaf melambaikan tangan di depan mata gue.

"Ha?" Gue terperanjat kaget. "Sori. A...ayo kita pergi!" Kata gue mencoba mengabaikan pertanyaan Arsyaf.

Gue dan Arsyaf pun naik ke atas motor, memakai helm lalu melaju pergi. Di tengah perjalanan, dada gue terasa begitu sesak. Beberapa kali gue sempat memukul-mukul ringan dada gue sendiri.

"Kenapa, Yang?" tanya Arsyaf yang masih fokus mengendarai motornya.

"Enggak, enggak kenapa-napa," jawab gue bohong yang masih memukul-mukul ringan dada gue sendiri.

Arsyaf pun menghentikan motornya. Kami pun beristirahat sejenak di tepi jalan kemudian dia melepaskan helm dari kepala gue. Gue bisa tau kalau Arsyaf khawatir banget sama gue.

"Kamu sakit?" Tanya Arsyaf cemas sambil memegang tangan gue.

Gue menggeleng. "Enggak, Kay, Patkay, Gue nggak kenapa-napa!"

"Perlu ke rumah sakit?"

Gue tercekat, menatap Arsyaf lekat. Bagaimana mungkin hati gue bisa bercabang? Ini hati! Bukan rambut! Apa ada shampoo khusus untuk mencegah hati yang bercabang?

Arsyaf adalah pacar yang sempurna. Selain tampan, dia juga mempunyai tubuh yang atletis. Perlu dicatet, dulu gue pernah nggak sengaja lihat dia tanpa busana saat gue nggak sengaja membuka pintu kamarnya pas lagi ganti baju. Jadi gue tau dia itu cowok six pack. Oh iya! Dia juga baik meskipun amuba pun lebih pintar daripada dia.

Tapi......

Kenapa......

Hati gue.......

Note  : Vote dan komen ya guys!

Hayoo.... kenapa El bisa pacaran sama Pamela?

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now