Chapter 85

21.1K 1.6K 155
                                    

[Author pov]

Arsyaf sudah bersiap tidur di sofa. Sementara Lea masih berdiri di dekat ranjang. Arsyaf sudah 3 minggu hidup bersama Lea. Tapi tak sedikit pun ia menyentuh wanita cantik itu. Apakah dia akan terus bersikap dingin seperti itu? Entahlah.

"Arsyaf, aku aja yang tidur di sofa. Lagipula, besok kamu harus berangkat kerja kan? Aku takut tidurmu kurang nyenyak," ucap Lea memberanikan diri. Ia sadar bahwa ia tidak memiliki arti bagi Arsyaf.

Arsyaf tak mendengarkan Lea. Ia malah menata bantal lalu menarik selimut dan bergegas tidur membuat Lea menghela napas kecewa.

Tok tok tok

Arsyaf dan Lea terkesiap. Keduanya spontan menoleh ke arah pintu. Arsyaf gelagapan membereskan bantal dan selimutnya dari sofa. Sementara Lea berjalan menuju pintu.

"Resya? Kenapa kamu kemari, sayang?" tanya Lea.

"Aku barusan mimpi buruk," jawab Resya sesenggukan seperti baru saja menangis.

Lea langsung memeluk Resya dan membelai lembut rambut panjang Resya. "Nggak apa-apa. Nggak usah takut. Kan itu cuma mimpi, Sayang."

Hati Arsyaf melunak, melihat sikap Lea terhadap Resya. Ia pun berjalan menuju pintu dan duduk berjongkok untuk menyamai tinggi badan Resya.

"Kalau kamu takut, malam ini kamu boleh tidur sama Mama," ujar Arsyaf mencoba menenangkan Resya.

"Sama Papa juga?" tanya Resya antusias. Ia sangat menyukai Papanya bahkan ia sangat manja pada Papanya.

Arsyaf mengangguk mengiyakan. Mereka bertiga pun akhirnya tidur bersama.

***

Hari ini El tidak pergi ke kantor untuk bekerja. Dia tidak fokus mengerjakan pekerjaan kantornya. Ia lebih memilih nge-gym, berolah raga untuk menenangkan pikiran sebelum hari H pernikahannya dengan Raya.

Sementara itu, Raya juga demikian. Sama seperti El, ia juga tidak bisa fokus bekerja. Ia lebih memilih berpura-pura sakit dan bermalas-malasan di kamar tidur.

Raya : lagi apa, Mas Bara? Hehehe 😂

Elbara : Mas Bara? Ya udah. Mulai sekarang, km harus panggil aku dg sebutan itu. Soalnya aku suka.

Raya : iya nih. Selama kita pacaran, kita gk pernah bikin nama kesayangan.

Elbara : oooh ya udah deh. Nanti aku panggil kamu Tong Sam Cong kayak dulu. 😂

Raya : Ih kamu mah 😬

Hanya keisengan dua sejoli yang akan menikah minggu depan. Sekedar berkirim pesan tapi itulah kebahagiaan sejati yang jarang orang-orang sadari.

****
Jantung El berdegup kencang ketika menjabat tangan Pak penghulu. "Saya terima nikahnya Soraya Aldric binti Abdul Hakim dengan Mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap El cepat.

"Bagaimana saudara saudara?" tanya Pak penghulu pada para saksi yang hadir.

"Sah! Sah! Sah!" Sorak semua orang sambil tersenyum bahagia.

Setelah akad nikah, mereka bergegas menuju sebuah hotel bintang lima karena resepsi pernikahan diadakan di sana. Banyak tamu undangan yang hadir dari kedua belah pihak. Meskipun tamu undangan El jauh lebih banyak karena dia mengundang semua kolega perusahaan. Beribu ucapan selamat terucapkan untuk mereka.

"Wuaah sahabat gue paling kece habis ini nggak perawan lagi," kata Renan diselingi dengan suara tangis yang terdengar dibuat-buat.

"Huuuus!" tegur Raya sambil gebukin punggung Renan dengan geram. "Lidah lo perlu disunat. Soalnya kalo ngomong suka bener."

FEMME FATALE 2 / Cewek Cetar Season 2 Where stories live. Discover now