MEREDAH KEGELAPAN 70

179 16 10
                                    

"kak luna... saya gembira dapat bertemu dengan kakak semula.... saya fikir kakak sudah lupakan kami...", kedengaran vivian bersuara lirih di sebelah luna. perlahan lahan luna mengalihkan perhatiannya ke arah vivian yang sedang duduk dekat dengannya. "kakak tak pernah lupakan korang semua sebab kakak ambil berat tentang diri korang...", ucap luna perlahan lahan. "walau pun saya ni bukan adik kandung kakak yang sebenarnya?", soal vivian sambil memandang wajahnya. "ya... tapi akak sudah menganggap adik vivian ni macam adik kandung kakak sendiri...", balas luna dengan jujur. "oh... saya merasa sungguh terharu sebab kakak anggap saya macam adik kandung kakak sendiri... sebenarnya saya belum pernah merasai kasih sayang seorang kakak sebelum ni... maklumlah saya ni kan anak tunggal mama dan papa....", tutur vivian perlahan lahan. "oh begitu tapi sekarang awak sudah ada kakak yang baru, kan?... so senyumlah...", luna bersuara seraya tersenyum pada anak kecil itu. "yeah thanks for everything, kak.... i really appreciated it...", vivian bersuara seraya merangkul pinggang luna erat erat. luna memeluk anak kecil itu sambil tersenyum lebar. ketika dia sedang memeluk vivian, bahu kirinya di cuit orang. perlahan lahan dia menoleh ke sebelah kirinya. kelihatan joshua menarik keluar sesuatu dari dalam poket seluarnya. "kakak... saya terlupa pula nak serahkan kotak kecil ni pada kakak...", tutur joshua seraya menyerahkan kotak kecil yang di maksudkannya itu. "kotak apa ni?", soal luna ingin tahu. "akak bukalah...", tutur joshua. luna pun pantas membukanya. kelihatan seutas rantai silver beserta loket berbentuk bintang tergeletak di dalam kotak kecil tersebut. "ini rantai siapa dik? awak curi ke?", soal luna cukup terkejut. "eh... saya tak curi lah... mama yang berikannya pada saya semasa dia sakit tenat tempohari. dia kata rantai berloket bintang ni milik akak. dia suruh saya serahkan rantai ni pada akak tapi saya selalu saja terlupa nak serahkan rantai berloket bintang ni pada akak...", tutur joshua dengan wajah yang serius.

luna pantas menarik keluar rantai silver berloket bintang itu. dia memandang rantai tersebut. tiba tiba, "siapa punya rantai tu, luna?", soal zarul yang duduk bertentangan dengan mereka saat itu. "oh.... ini rantai kak luna... mama yang berikannya untuk kak luna...", balas joshua perlahan lahan. zarul seperti terkedu sebaik saja dia melihat rantai tersebut. bentuk rantai dan loket bintang itu hampir sama saja dengan rantai silver berloket bintang yang di pakainya. "saya pun ada rantai yang sama macam rantai awak tu...", tutur zarul seraya menarik keluar rantai yang tergantung kemas di lehernya. luna terkejut sebaik saja dia melihat rantai silver mereka berdua hampir sama saja bentuknya. semua orang yang ada di situ mula meneliti rantai silver tersebut. "bentuknya memang samalah....", komen martha yang turut memerhatikan rantai itu. "kenapa rantai korang hampir sama pula?", soal hilda dengan dahi yang berkerut. "entahlah...", balas luna sepatah. dia merapatkan rantai silver berloket bintang itu di sebelah rantai silver milik zarul tiba tiba saja loket bintang di kedua dua rantai tersebut bersinar bagaikan terang cahaya di waktu pagi. mereka yang lain segera menutup mata sebab cahaya di loket itu begitu menyilaukan mata....

*** *** ***

kelihatan panglima roman sedang memerhatikan monitor radar di atas panel kontrol kapal angkasanya. tiba tiba saja dia mendapat satu signal dari peta bumi yang terpapar di atas skrin monitor radarnya itu. signal itu datangnya dari bahagian barat daya planet bumi. dia menelitinya dengan saksama. rupa rupanya signal itu datangnya tidak jauh dari dari kawasan lautan pasipik. "pahlawan konan...", panglima roman bersuara dengan pantas sekali. "ya... ada apa tuan hamba?...", soal pahlawan konan ingin tahu. "hamba rasa kita dah tahu di mana putera dan puteri diraja berada sekarang... mereka sekarang berada di kawasan perairan lautan pasipik... kita mesti pergi ke sana dengan segera... persiapkan semua bala tentera kita...", tutur panglima roman. "baiklah...", balas pahlawan konan. dia segera menyuruh para tentera mereka yang lain agar bersiap sedia sebab tidak lama lagi mereka akan memasuki atmosfera planet bumi.


*** *** ***

luna segera menarik rantai miliknya. begitu juga dengan zarul. serentak dengan itu cahaya terang tersebut hilang serta merta. mereka saling berpandangan seketika. "saya rasa rantai korang ni memang uniklah... ianya boleh mengeluarkan cahaya pula... anyway, dari mana korang dapat rantai silver tu ar?", soal profesor ismadi. "rantai ni ayah saya berikan pada saya ketika saya berumur 12 tahun. dia kata rantai ni memang dah jadi milik saya sejak saya baby lagi...", tutur zarul dengan jujur. "rantai ni di berikan oleh mama pada saya untuk di serahkan pada kak luna... itu pun ketika dia sedang sakit tenat. dia kata rantai ni milik kak luna sejak dia dari baby lagi....", balas joshua bagi mewakili kakaknya itu. mereka saling berpandangan buat beberapa ketika. "sebaiknya korang pakai saja rantai silver tu... jangan buangkannya. itu kan hak milik korang berdua...", sampuk martha setelah lama berdiam diri. tanpa banyak soal luna pun menggantungkan rantai tersebut di lehernya. begitu juga dengan zarul. selepas itu mereka berdiam diri di tempat duduk masing masing. "macamana dengan keadaan eric, profesor? dia sudah sedar ke?", soal luna ingin tahu. "dia belum sedar lagi....", jawap profesor ismadi perlahan lahan. "oh... kalau dia sedar nanti tolong bagitahu saya ya...", kata luna. "baiklah...", profesor ismadi menganggukkan kepalanya. luna pun melelapkan matanya.

kelihatan seorang wanita berambut hitam dan panjang berlari sambil menggendong dua orang bayi di tangannya. dia berlari sambil menangis. airmata mengalir perlahan membasahi pipinya. sampai di depan sebuah pintu rumah dia meletakkan bayi pertamanya di depan pintu rumah tersebut dengan beralaskan kain lampin. rantai berloket bintang di letakkan di atas dada bayi tersebut. "maafkan mama sayang... kalau mama tidak buat begini korang akan di makan oleh tentera zombie di planet medusa tu... jadi mama terpaksa lakukan ini pada korang berdua....", bisiknya dengan perasaan hiba. dia mencium dahi bayi itu. kemudian dia berlari meninggalkan bayi tersebut seorang diri di situ. wanita itu terus berlari dan berlari. airmata semakin deras membasahi pipinya. dia meletakkan bayinya yang kedua di tempat duduk penumpang di dalam sebuah kereta proton saga di tepi jalan yang sunyi sepi itu. kemudian dia berlari sambil menangis teresak esak. tangisan anaknya kedengaran sayup sayup meruntun jiwanya yang gundah gulana. pada saat itu muncul sebuah kapal angkasa yang berwarna kelabu terbang tepat di atas kepalanya. serentak dengan itu satu cahaya terang mengangkatnya naik ke dalam kapal angkasa tersebut. kemudian kapal angkasa tersebut meluncur laju meninggalkan tempat itu. tiba tiba, "luna... luna...", kedengaran suatu suara bergema di cuping telinganya. luna segera membuka matanya. kelihatan profesor ismadi memandang wajahnya. barulah dia sedar yang dia sedang bermimpi sebentar tadi. walaupun begitu dia terasa yang mimpinya seperti betul betul telah terjadi pula...

MEREDAH KEGELAPAN (PG13)Where stories live. Discover now