🌟Part 93🌟

532 36 15
                                    

"Cinta sejati adalah ketika dia mencintai seseorang, dan dia masih mampu tersenyum disaat orang yang di cintainya bukan miliknya."
(Afifah Nur Shalihatunnisa).

🌟🌟🌟

Keesokan harinya....
Diruang perawatan.

Pukul 8 pagi.

Lian terbangun dari tidurnya. Sejenak ia mencoba membuka matanya. Ia kesulitan membuka matanya, karena cahaya lampu yang begitu terang. Beberapa saat kemudian, Lian berhasil membuka matanya. Lian menatap sekeliling. Ia tersadar Axel tidak ada di ruangan ini. Lian pun beranjak dari duduknya. Lalu ia menghampiri Citra yang tengah menyuapi Adel makan.

Tadi malam Adel berhasil melewati masa kritis. Sempat terjadi kericuhan, ketika Adel tersadar. Adel berteriak karena ingatannya masih mengingat kejadian yang ia alami di Gudang bekas Pabrik Apel. Asyhar pun berusaha menenangkannya, namun gagal. Citra juga berusaha menenangkan Adel, tetapi sama saja. Hingga akhirnya, Axel berusaha menenangkan Adel dan ternyata berhasil.

Setelah Adel tenang, dokter pun memeriksa keadaan Adel. Disaat Adel tengah di periksa dokter, Axel tetap berada di samping Adel. Adel menggenggam tangan Axel begitu eratnya. Sehingga Axel tidak bisa kemana-mana. Setelah dokter memeriksanya, dokter pun memberitahukan bahwa keadaan Adel mulai membaik. Dua hari lagi Adel di perbolehkan pulang.

*****

Lian berdiri di samping tempat tidur Adel. Adel tersenyum ke arah Lian. Lian pun membalas senyuman dari Adel. Entah mengapa setelah kejadian kemarin. Sikap Adel menjadi berubah. Dengan Axel pun juga sama, yang dulu benci, sekarang menjadi ramah dan tidak jutek lagi.

"Kamu sudah bangun Lian. Pasti tadi malam begadang nemenin Axel jagain Adel sampai pagi." Citra masih menyuapi Adel.

"Iya kak. Tapi kalau boleh tahu. Axel si dimana?" Tanya Lian sambil mengupas jeruk untuk Adel.

"Tadi dia pamit keluar sebentar. Katanya ada urusan."

"Urusan apa kak?" Lian memberikan jeruk itu ke Citra.

"Kakak gak tahu. Dia cuma bilang, kalau dia mau keluar sebentar." Jawab Citra sambil menerima jeruk dari Lian.

Lian tidak bertanya lagi. Namun pikirannya masih saja kepikiran tentang Axel yang tiba-tiba pergi. Entah mengapa kali ini firasatnya tiba-tiba merasa tidak enak. Perasaannya pun menjadi khawatir. Namun Lian mencoba untuk berpikir positif. Dalam hatinya pun ia berdoa, agar Axel selalu di lindungi dari bahaya apapun. Pada akhirnya Lian pun kembali beraktifitas, yaitu menjaga Adel karena Citra mau pulang duluan untuk mengambil pakaian.

Sementara itu...

Axel yang baru saja keluar dari Rumah Sakit. Ia pun langsung menuju parkiran. Axel hendak menuju tempat rongsokan mobil. Seperti apa yang di beritahukan oleh Cakra kemarin. Saat ini ia tengah memikirkan keadaan Alexandria yang tengah di sekap oleh Cakra. Axel tak menyangka jika Cakra akan melakukan hal senekat ini. Tanpa berlama-lama lagi, Axel langsung melajukan mobilnya. Tanpa Axel sadari, Hafshah yang habis saja menjenguk kerabatnya di Rumah Sakit yang sama dimana tempat Adel  di rawat. Dia tidak sengaja melihat Axel keluar dari dalam Rumah Sakit.

Tadi sekilas Hafshah nampak wajah Axel begitu panik. Karena penasaran, akhirnya Hafshah pun mengikutinya. Hafshah mencoba mengatur jaraknya dengan Axel, agar Axel tidak curiga. Mobil Axel melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga Hafshah kesulitan mengikuti Axel dari belakang, apalagi Hafshah paling takut dengan namanya kebut kebutan. Akan tetapi, mau gak mau Hafshah pun menambah kecepatannya, agar Hafshah tak tertinggal jauh dari mobil Axel.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora