🌟Part 2🌟

3.5K 217 13
                                    

Malam hari.

Axel dan teman-temannya bersiap-siap untuk mengikuti balapan tersebut. Keadaan Axel setelah menangis pun mulai membaik kembali. Walaupun pikirannya masih belum fokus dan masih suka melamun.

"Xel, lu kenapa si sebenarnya?" tanya Firman yang sebangku dengan Axel di kelas.

"Gak apa-apa, cuma lagi gak fokus aja.Lagi banyak pikiran."Jawab Axel dengan kepolosannya.

Teman-temannya tiba-tiba tertawa.

"Lho kok kalian tertawa? Ada yang lucu apa dari jawaban gue barusan?" Heran Axel.

"Tunggu dulu nih bro, lo tadi ngomong gak ada apa-apa, terus lo tadi juga bilang lagi banyak pikiran, ya kali lagi banyak pikiran gak ada apa-apa, lo mau nutupin dari kita kita, tapi lo malah menceritakan sendiri, kan lucu jadinya." Firman tidak bisa menahan tawanya.

"Ahh, serah lu dah. Gue jadi males ikut balapan. Gue pulang dulu, ok." Axel menggunakan helmnya. Teman-temannya kontan kaget. Karena Axel membatalkan balapan tersebut secara sepihak.

"Lho kok gitu Xel?, baperan amat si lo jadi laki-laki, dikit-dikit ngambek."

Axel turun dari motornya dan meletakkan kembali helmnya diatas motor.

"Selow bro, semuanya bisa di selesaikan secara baik-baik." Sahut temannya yang ketakutan melihat Axel mendekat padanya.

Axel tatap terus mendekati Firman dengan tatapan yang sulit di artikan, sehingga membuat Firman gemetar ketakutan.

"Xel,sabar dulu lh." Firman mulai berjalan mundur.

Tiba-tiba Axel memegang kerah Firman dengan tangannya sebelah kanan yang mengepal.

Tiba-tiba...

"Pukk....."

Semuanya melongo saat melihat Axel hanya menepuk pundak Firman.

"Gue ikut balapan itu." Suasana hening tiba-tiba pecah ketika teman yang merekam pertikaian mereka itu berteriak.

"Wuhuuuu....., akhirnya lu mau juga ikut." Sahut Altar yang tiba-tiba memeluknya.

Axel pun kontan kaget dengan tingkah Altar. Sementara itu Firman hanya bisa tertawa melihat tingkah dari kedua temannya.

"Apaan sih ni orang?! Main peluk aja, Lepasin gak?!, nanti dikira orang kita homo lagi." Axel berusaha melepaskan tangannya Altar.

"Hidih, amit-amit! Geli banget gue suka ama lo!, mending gue jomblo kali daripada suka sama ama lo." Altar bergidik ngeri.

Axel tertawa.

"Lho kok gantian lo yang ketawa?" Heran Altar.

"Lucu aja bro, lo ngomong kaya gitu.serasa lo punya pacar, padahal lo kan emang beneran jomblo.....wkwkwk." Axel tertawa dan di ikutin Firman.

"Yeee....pacar gue itu masih di simpen sama yang diatas. Biar nanti saja ketemunya, pas gue udah mapan aja. Biar gak tiap hari jadi budak cinta kaya lo dulu. Terus biar fokus sekolah. Gue percaya, kalau jodoh gue udah di atur sedemikian rupa dan takkan tertukar oleh siapapun. Kalau tertukar, ntar sama yang diatas dibalikin lagi. Makanya jangan terlalu berlebihan sama pacar. Kali kita cuma jaga jodoh orang lain." Axel dan Firman terperangah dengan ucapan si Altar.

Ucapan Altar barusan membuat Axel kembali mengingat Kinsya, saat Axel baru merasakan kasih sayang, tiba tiba saja Kinsya pergu untuk selama lamanya, memeng begitulah takdir, tak ada yang tau, dan tak ada yang bisa mencegahnya.

"Kesambet apa lo hari ini?" Tanya Firman yang berhasil membuyarkan lamunan Axel.

"Iya lagi dapet hidayah dari mana lu? Bisa ceramah gitu?" Axel tertawa pada temannya.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now