🌟Part 7🌟

2.3K 159 4
                                    

"Nah Di Part kali ini,Writer akan menceritakan tentang Ukhti itu.Tapi Writer tidak akan menyebutkan nama aslinya.Karena belum saatnya kalian tau.
So tetap santai dan nikmati saja.Ntar bakal ada Part."😄

Malang,24 Agustus 2018.

Suasana Minggu hari yang begitu cerah. Membuat orang lain banyak yang melakukan kegiatan seperti Joging, Bersepeda, dan Jalan-jalan. Tapi tidak untuk seorang perempuan. Ya perempuan itu yang belum banyak di kenal di luar sana. Ukhti, itu adalah nama panggilan. Ketertutupannya itu membuat Orang-orang sulit mengenalnya, terutama Axel.

Di hari minggu ini, Ukhti lebih memilih menyendiri di kamar sambil membaca Kitab kuning. Tiba-tiba kakak ukhti itu masuk ke dalam kamarnya.

"Assalamualaikum, dek." Sahut kakak laki-laki Ukhti itu sambil menutup pintu.

"Wa'alaikumusalam, kakak." Ukhti itu terlihat sumringah ketika melihat kakaknya.

Ukhti itu langsung memeluk kakaknya itu. Kontan membuat kakaknya kaget.

"Eh, ada apa nih? Tiba-tiba kamu memeluk kakak." Sahut kakaknya sambil mengusap-usap kepala Ukhti.

"Aku rindu kakak. Kakak darimana saja? Sedari Pagi hari kakak sudah pergi. Aku kesepian tau di rumah sendirian."Seru Ukhti itu dengan wajah memelas seperti ingin menangis.

Kakak ukhti itu hanya bisa tertawa melihat ekspresi Adiknya itu.

🌟🌟🌟

Oh iya,Writer lupa memperkenalkan kakaknya Ukhti.Perkenalkan,Namanya Geosatria Mangala Pratama.
.
.
Salam kenal dari Geo
Tetap enjoy dan Selamat melanjutkan membaca:v

🌟🌟🌟

Kak Geo kembali mengelus kepala adiknya itu. Sedangkan Ukhti itu, hanya memandang kakaknya dengan wajah memelas. Tiba-tiba Kak Geo merogoh Tas yang ia bawa kemana-mana. Lalu ia mengeluarkannya dan apa yang ia bawa untuk adiknya?.

Kak Geo membawakan Novel yang berjudul Sunset Terakhri Di Langit Teheran. Kontan Ukhti itu kaget dan merasakan senang yang begitu dalam.

"Ini buat kamu, dek. Dari Kak Geo untuk Adik tercinta." Tiba-tiba Kak Geo mengeluarkan Jurus pamungkasnya. Yang membuat Ukhti itu menjadi luluh hatinya.

"Syukron kakak, aku suka banget sama novel ini. Aku pernah membacanya di Perpustakaan, novelnya bagus banget."

"Yahhh, berarti Kakak membelikannya sia-sia dong. Hemm...." Kak Geo merasa sedih.

Ukhti itu tiba-tiba tertawa pelan. Yang membuat Kak Geo bingung.

"Kenapa kamu tertawa, ada yang lucu kah ?" Kak Geo kebingungan.

"Kakak lucu. Aku belum selesai ngomongnya, kakak main potong aja. Gini lho, iya aku pernah membaca buku itu. Tapikan aku bacanya bagian sinopsisnya saja. Gak adik baca semuanya kok. Kakak gak usah sedih kenapa." Ukhti itu kembali tertawa pelan.

Kak Geo hanya bisa menahan malu ketika adiknya selesai menjelaskannya.

"Lha terus, sebelum kakak membelikan novel itu. Kenapa kamu gak baca saja novel itu di perpustakaan ?"

"Adik ingin yang novel itu di baca oleh Laki-laki terlebih dahulu." Tiba-tiba Ukhti itu tertunduk.

"Lho kenapa ?" Kak geo bingung.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang