🌟Part 41🌟

952 73 0
                                    

"Apapun yang kulakukan,Apapun yang yang ku katakan,mereka akan mempercayainya." (Jihan).

🌟🌟🌟

Tante Fatimah dan Jihan masih bermain dirumah Axel,Ukhti tengah bermain dengan Jihan.Sementara Tante Fatimah,ia tengah berbincang dengan Axel.Ukhti mengajak Jihan Main diruang tengah,Ukhti tak mau mengganggu Perbicaraan mereka.Ukhti menggendong Jihan dan dibawa ke ruang tengah,kemudian Ukhti mengajak Jihan untuk menonton Kartun.Jihan tampak diam ketika berada di pangkuan Ukhti,dengan wajah polosnya Jihan menonton Kartun.Sesekali Ukhti membelai kepalanya,lalu menciumnya.Sesekali Ukhti mengajak Jihan bercerita.

"Jihan udah makan belum?" Tanya Ukhti.

Jihan hanya terdiam,ia malah menatap  Ukhti dengan Wajah Polosnya.Membuat Ukhti tersenyum geli melihatnya.Ketika Ukhti kembali  menonton kartun,tiba-tiba Jihan memanggil Ukhti.

"Mba Tantik." Sahut Jihan.

"Iya,ada apa?" Tanya Ukhti,sambil mengangkat Jihan dari Pangkuannya.

"Mba Tantik,Jihan Laper." Sahut Jihan sambil memegang perutnya.

Ukhti itu tertawa.lalu mengajak Jihan ke dapur.Kemudian Ukhti membuka Kulkas milik Axel,di dalamnya ada banyak sekali makanan.

"Nah,Jihan mau makan apa?" Tanya Ukhti.

"Bubur,Mba Tantik." Jawab Jihan,sambil memegang pipi Ukhti.

Akhirnya Ukhti mencari bahan-bahan untuk membuat Bubur.Namun setelah Ukhti cari,Ukhti tidak menemukannya.Namun betapa terkejutnya Ukhti,ketika Jihan merogoh saku bajunya yang agak kecil.Ia mengeluarkan sebuah bungkusan,yang ternyata itu adalah bubur cepat saji yang khusus anak dibawah 5 tahun.

"Mba Tantik,aku mau bubur ini." Sahutnya sambil memegang Bungkusan itu.

Ukhti pun mengambilnya dari tangan Jihan,lalu membukanya.Kemudian Ukhti menuangkan Air hangat,lalu diaduknya hingga merata semua.Disaat sedang menunggu buburnya jadi merata,Jihan sesekali bermain dengan Pipi Ukhti.Namun Ukhti tidak merasa terganggu,malah Ukhti merasa senang.Setelah Bubur itu matang,Ukhti pun membawa Jihan di depan Tv.Ukhti menyuapi Jihan,Jihan pun dengan lahap memakannya.Tak berselang lama,makanan itu pun habis.

"Anak Pintar,Gak rewel kalau lagi di suapin,makasih ya mba." Sahut Tante Fatimah,tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Iya tante,sama-sama.Kalau begitu,saya kedapur dulu." Sahut Ukhti,sambil membawa mangkuk.

"Mba Tantik,ikut." Seru Jihan,membuat langkah Ukhti terhenti.

"Ehh,nak.Kamu disini aja,Kasihan Mba Cantiknya.Harus gendong kamu terus,Pastinya Mba Cantiknya Capek." Ucap Tante Fatimah.

Ukhti menghampiri Jihan,lalu menggendongnya.

"Tidak apa-apa bu,saya malah merasa senang." Sahut Ukhti,lalu pergi ke dapur.

Ketika Ukhti sedang di dapur,Axel mendekati Tante Fatimah.

"Gimana Tante? Pilihan ku tak salah kan?" Tanya Axel.

Tante Fatimah menoleh pada Axel,kemudian tersenyum sambil mengelus pipi Axel.

"Memang dia baik,Baik banget.Kamu tidak salah memilih dia dan perjuangan mu selama ini tidak sia-sia." Jawab Tante Fatimah.

"Jadi,Tante yakin tidak akan membawa Jihan ke Malaysia?" Tanya Axel.

Tante Fatimah Hanya terdiam,ia bagaikan Musafir Ditengah Oase padang pasir.Seperti bingung,ingin melewati jalan yang mana ditengah Luasnya pada pasir.Tiba-tiba Tante Fatimah menangis,seperti ingin tidak meninggalkan Jihan.Namun,keadaan harus membuat Tante Fatimah harus meninggalkan Jihan di Indonesia.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang