🌟Part 25🌟

1.3K 88 0
                                    

Sore Hari telah tiba...
Makanan masih hangat:v

Axel dan Ukhti tengah menikmati makanan yang mereka beli tadi.Dibawah pohon,mereka memakannya bersama-sama.

"Enak enggak?" Tanya Axel.

Ukhti itu mengangguk dan tersenyum..

"Habis ini,saya ijin pulang dulu.Nanti bila Kak Geo belum pulang,nanti saya kesini lagi.Saya ajak Salsa biar ada temennya." Sahut Axel,sambil merapikan piringnya.

"Emmm,kalau begitu...saya boleh minta nomer Antum?" Tanya Ukhti.

Axel tersentak,lalu dengan respon cepat menyerahkan Ponselnya.Ukhti itu mengeluarkan Ponselnya,lalu mulai mengetik sesuatu.Axel baru menyadari kalau Ukhti ternyata memiliki Ponsel juga.

"Handphonenya baru ya?" Sahut Axel sambil tertawa pelan.

"Enggak kok,ini Ponsel lama.Saya memiliki ketika saya baru masuk SMA." Jawab Ukhti.

"Tapi kala itu...?"

"Kan pas itu,saya belum mengenal Antum Jadinya,saya gak berani nomer ke antum." Sela Ukhti.

"Hemm alasan yang logis." Axel tertawa.

Ukhti itu mengembalikan Handphonenya,lalu mengirim pesan ke Axel,untuk mengetes kontaknya.

"Saya kasih Nama Lian aja ya di Phonebooknya saya."

"Boleh atuh,makasih ya Xel.Untuk hari ini,Saya sangat senang sekali." Sahut Ukhti sambil tersenyum.

"Sama-sama Ukhti.Kalau begitu,saya pamit pulang dulu,Assalamualaikum." Seru Axel,kemudian berbalik menuju mobilnya.

"Hati-hati di jalan,jangan ngebut bawanya." Ukhti itu melambaikan tangannya.

Axel menoleh,lalu membalas lambaiannya.Axel masuk ke dalam mobil,lalu melajukan mobilnya.Ukhti menatap mobil Axel yang pada akhirnya menghilang di belokan.Ukhti itu masuk ke dalam rumah,ketika ingin membuka pintu,tiba-tiba Ukhti tertegun ketika melihat sebuah buku tergeletak di atas meja terasnya.Ukhti mengambilnya,lalu mengamati buku tersebut.

"Ini seperti punya Axel,apa jangan-jangan bukunya dia.Kok di tinggal disini ?" Ukhti itu berguman.

Ukhti itu membuka buku tersebut,lalu membaca Halaman demi halaman.Ukhti kagum membacanya,karena tulisan Axel sangat bagus.Jarang-jarang ada laki-laki yang tulisannya sebagus dan seindah tulisan Axel.Kemudian Ukhti melanjutkan membacanya.Tiba-tiba ada sebuah kertas terjatuh dan Ukhti itu terkejut.Ukhti memgambil Kertas tersebut,lalu membukanya.Alangkah terkejutnya Ukhti ketika membaca Kertas tersebut.

"Ketika hati mulai tertambat padanya,Saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya.Ukhti,itulah seseorang yang mampu menggetarkan hati saya lewat perkataannya.Yang mampu mengubah saya menjadi seseorang yang lebih baik dan menuntut saya ke jalan yang benar.Apalah sebuah nama,Nama hanya sebuah kiasan untuk hidup ini."

Axel Dwi Saputra.

Ukhti itu terdiam,lalu memasukkan kertas itu ke dalam tas miliknya.

🍁🍁🍁

Diperjalanan menuju rumah..

Axel masih membayangkan ketika Ukhti mengatakan Namanya kepadanya.Axel juga teringat ketika Ukhti itu memeluk Sapu Tangan miliknya.Axel senyum-senyum sendiri ketika mengingat itu.Axel telah sampai di perempatan ITN,ia berhenti karena Lampu lalu lintas berwarna Merah.Ketika sedang menunggu,Tiba-tiba Ponsel Axel meraung-raung.Axel mengambilnya,ternyata ada yang meneleponnya,dan pada Nama phonebooknya adalah SALSA.Axel berdecak,lalu mengangkatnya dengan malas.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin