🌟Part 80🌟

712 62 11
                                    

"Terkadang Skenario Tuhan lebih baik dari apa yang kita telah buat dengan sendirinya."
(Axel Dwi Saputra).

🌟🌟🌟

Mentari pagi telah muncul...
Dengan semburat jingga...
Yang menyinari seluruh Alam semesta...

Pukul 5.45 pagi
Axel telah terbangun sejak tadi.Saat ini Ia tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah lebih awal.Setelah dirasa persiapan cukup,Axel pun keluar dari kamarnya.Ketika hendak menuju ke garasi,tiba-tiba Citra memanggil Axel.Kontan langkah Axel terhenti,lalu berbalik badan.

"Mau kemana kamu pagi-pagi begini ?" Tanya Citra,sambil mengambil tas milik Axel.

Axel terkejut ketika Citra membuka tas miliknya,lalu mengambil kunci motornya.Axel pun langsung berusaha untuk mengambilnya,namun Kakaknya tidak membiarkannya.

"Lho kok di ambil si Kak? Aku perlu itu.Ada hal penting yang membuat ku harus berangkat ke sekolah lebih awal." Seru Axel,sambil berusaha mengambil kunci dari Kakaknya.

"Mundur!!! Jangan sampai kunci ini Kakak lempar ke atap ya.Jadinya kamu gak bisa berangkat ke sekolah,kamu mau ?" Ancam Citra.

Akhirnya Axel memilih untuk menuruti apa kata kakaknya.Citra memasukkan kunci motor Axel,Axel hanya bisa pasrah ketika melihat kunci motornya di sita oleh Kakaknya.

"Kakak tau,alasan kamu berangkat pagi karena ingin ketemu Lian kan? Kebaca kali dek.Kakak udah bilang,jangan dekatin dia lagi.Kamu ini bentar lagi akan bertunangan dengan Kinsya,masih aja bandel deketin Lian.Mau Kakak bawa ke Oxford sekarang? atau mau selamanya gak bakal bisa ketemu dengan ibu lagi ?" Tanya Citra,lagi-lagi dia mencoba untuk mengintimidasi Axel.

Seketika perasaan Axel hancur ketika mendengar ancaman dari Kakaknya itu.Tangannya menggenggam,rasanya ia ingin meluapkan emosinya ke Kakaknya.Namun Axel mencoba untuk tidak melakukannya,karena ia masih menghormati Citra sebagai Kakaknya sendiri.Axel menghela napas sebentar,tangan tidak lagi menggenggam.

"Sekarang Kakak mengancam Adek dengan seperti itu.Dengan membawa nama ibu,Kakak seenaknya mempermainkan dan mengatur kehidupan Adek seperti robot.Dan Kakak tau itu adalah salah satu kelemahan Adek.Kali ini Adek bakal nurut apa kata Kakak demi bertemu dengan Ibu." Axel merundukkan pandangannya,ia tak mau terlihat lemah di depan Kakaknya.

Citra menatap Axel yang saat ini tengah merunduk.Sejenak Citra tersenyum tipis karena ia dapat mengendalikan Adiknya untuk tidak dekat dengan Lian.Namun hal yang terduga terjadi,ketika Axel mendongak lalu menatap Citra dengan tatapan tajam.Seketika senyum Citra berubah menjadi bingung bercampur dengan takut.

"Tapi Kakak asal tahu.Ini merupakan peringatan untuk Kakak,jika Kakak sampai berani menyakiti Lian dan membuatnya terluka.Jangan harap Kakak bisa membawa Adek ke Oxford.Sekalipun Kakak bawa nama Ibu,Adek tidak peduli karena Adek tidak mau terjadi apa-apa dengan Lian.Camkan itu !!" Seru Axel,sambil mengambil tasnya.

Axel lantas meninggalkan Citra yang masih berdiri di tempat yang sama.Citra masih terkejut dengan apa yang dikatakan Adiknya barusan.Ancaman Axel bukan hal yang main-main,Axel seketika membuat Citra bungkam.Maka dari itu,Citra mulai berpikir-pikir kembali tentang rencana Citra yang ingin membuat Lian pergi dari Kehidupan Axel.

Ketika sedang memikirkan bagaimana rencana untuk memisahkan Axel dengan Lian.Tiba-tiba Kinsya datang dan langsung memeluk Citra,kontan membuat Citra sedikit terkejut.

"Kak Citra....Selamat pagi...." Seru Kinsya,sambil memeluk Citra dari belakang.

"Ehh Kinsya,bikin terkejut saja.Selamat Pagi Cantik,udah rapi aja." Sahut Citra sambil memegang pipi Kinsya.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang