🌟Part 24🌟

1.3K 92 0
                                    

Mereka masih di depan MATOS...

Suasana menjadi canggung,Ukhti itu malah merunduk ketika ingin memberitahu namanya.Axel memahaminya,karena itu bukan hal yang mudah.Ia memang selama ini ingin mengetahui nama si Ukhti.Tapi itu dulu,sekarang Axel menginginkan bisa lebih dekat dengan sang Ukhti.

"Kalau Ukhti belum siap untuk mengatakannya.Gak apa-apa kok,lagipun saya sudah tidak mempermasalahkan soal nama.Saya sudah nyaman dengan panggilan Ukhti." Sahut Axel,mencoba menenangkan Ukhti agar tidak Tegang.

Ukhti itu tersenyum,lalu mengangguk pada Axel.Axel pun membalas senyumnya.Axel tidak pernah merasakan sebahagia begini ketika bersama Ukhti.

"Kalau begitu,kita jalan-jalan lagi yuk ke tempat yang lain." Sahut Axel.

Ukhti itu mengangguk...

Ukhti dan Axel berjalan menuju parkiran,ketika ingin masuk Mobil.Tiba-tiba ada pedagang Kaki Lima lewat membawa Jajanan kesukaan Ukhti.Ukhti itu membuka tas miliknya dan mencari dompet.Namun Naas,dompetnya malah ketinggalan.Ukhti itu lalu masuk ke mobil sambil memperhatikan pedagang kaki lima tersebut.Axel yang menyadarinya,langsung keluar dan memanggil Pedagang tersebut.

"Pakk..." Teriak Axel.

Pedagang itu menoleh,lalu mendekati Axel.

"Mau beli mas ?" Tanya Pedagang itu.

"Iya pak,tapi bentar ya." Jawab Axel,masuk ke dalam mobil.

Ukhti itu terkejut,ketika Axel memanggil pedagang itu.Axel pun masuk ke dalam mobil untuk mengajak Ukhti membeli jajan tersebut.

"Ukhti,ayo kita makan jajan dulu.Saya tahu,itu jajanan kesukaan Ukhti kan?" Tanya Axel.

"Emm iya,tapi...." Ukhti itu bingung harus berbuat apa.

"Tapi apa Ukhti...?" Tanya Axel bingung.

Ukhti ingin mengatakan sebenarnya,namun ia malu.Pada Akhirnya,ia memberanikan diri untuk mengatakan sejujurnya.

"Emmm sebenarnya,saya lupa bawa dompet.Jadi saya gak punya Uang untuk membelinya." Sahut Ukhti sambil menunduk malu.

Axel tiba-tiba tersenyum pada Ukhti,membuat Ukhti bingung.

"Udah,gak usah di pikirin atuh.Ayo keluar,kasihan abang-abangnya udah nungguin." Seru Axel.

"Tapi kan saya..." Nada Bicara Ukhti terpotong.

"Udah nanti saya yang bayarin.Ukhti tenang aja." Sahut Axel menyela pembicaraan Ukhti.

Akhirnya Ukhti keluar dari Mobilnya.Ia kemudian berdiri di sebelah Axel,lalu menatapnya.Axel pun tersenyum padanya,sedangkan Ukhti hanya membalasnya dengan merunduk.

"Pesen dua ya pak,satu pedes dan yang satu enggak,soalnya temen saya gak bisa makan pedes." Sahut Axel.

"Baiklah mas,mau di bungkus atau di makan disini?" Tanya Pedagang itu.

"Mau makan disini atau di bungkus aja?" Axel malah bertanya kepada Ukhti,kontan ia mendongak kaget.

"Saya terserah Antum aja,Saya ngikut Antum pokoknya."

Axel menganggukan kepalanya...

"Kalau begitu,dibungkus aja pak." Sahut Axel.

"Baiklah,ditunggu sebentar."

10 menit kemudian..

Pesanan mereka pun jadi...

"Jadi berapa semuanya ?" Tanya Axel.

"Cuma 12 ribu saja mas." Axel kemudian memberikan uangnya kepada pedagang tersebut.

"Terima kasih." Sahut pedagang,lalu pergi.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now