🌟Part 9🌟

1.9K 145 1
                                    

Malang,27 Agustus 2019.

"Ini tidak mungkin...Ini tidak mungkin." Sahut Axel dalam hatinya.

Axel masih tidak percaya, dengan apa yang ia lihat 2 hari yang lalu. Axel melihat dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Ukhti itu lagi bersama dengan laki-laki. Dan ia sangat dekat dengannya. Axel masih tidak percaya dengan ia lihat 2 hari yang lalu. Axel bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan Sholat dhuha. Tanpa ia sadari, Ukhti itu datang dan melaksanakan juga sholat dhuha.

Setelah selesai, Axel tidak langsung masuk kelas. Karena Axel tau, pada jam sekarang adalah jam kosong. Memang, Axel sudah memahami dengan sistem pembelajaran di sini. Axel juga paham betul mana guru yang sering masuk kelas dan mana guru yang hanya sering memberi tugas. Maka dari itu, Axel lebih memilih membaca buku novel yang ia beli 3 hari yang lalu. Yaitu Sunset Terakhir Di Langit Teheran. Ketika ia sedang membacanya novel tersebut, tiba-tiba....

Gubrakkk....

Kontan Axel kaget dan menoleh asal suara itu. Axel melihat Ukhti itu, yang sedang menata buku yang berserakan di lantai. Axel paham betul, Ukhti itu habis ke Perpustakaan. Terus langsung melaksanakan sholat dhuha. Maka tak heran bila ia sering membawa buku ke masjid. Axel bangkit dan menolong Ukhti itu.

"Assalamualaikum." Sahut Axel

"Wa'alaikumsalam." Jawab Ukhti itu memandang Axel sebentar, lalu melanjutkan menata buku yang berserakan.

"Apakah aku boleh membantumu membawa buku itu? Kelihatannya buku itu terlalu banyak dan kamu kelihatan kesulitan membawanya ?" tanya Axel.

"Hemm...makasih atas penawarannya. Tapi gak usah, takut merepotkan antum." Sahut Ukhti itu sambil mengangkat buku yang telah tertata rapi.

Tiba-tiba...

Gubrak....

Buku-buku itu kembali terjatuh, Axel pun membantu menata kembali. Kali ini Axel membagi menjadi 2 tumpukan.

"Sudah, aku akan membawakan sebagian bukunya." Sahut Axel

Ukhti itu hanya mengangguk.

Axel menata buku yang besar-besar untuk ia bawa, sedangkan untuk Ukhti itu. Ia memilih buku yang kecil-kecil untuk di bawa Ukhti itu.

"Kamu bawa yang kecil-kecil saja. Yang besar-besar, biar aku yang bawa saja."

Ukhti itu hanya terdiam. Memandangi Axel agak lama, lalu tertunduk kembali.Setelah selesai, Axel pun bergegas mengantarkan buku-buku itu ke kelasnya Ukhti itu.

Sesampainya di kelas, Ukhti itu memanggil Temannya untuk membantu membawa buku-buku itu ke kelas. Setelah selesai, Ukhti itu keluar dari kelasnya.

"Syukron atas bantuannya. Jazakumullahu Khairan..." sahut Ukhti itu untuk pertama kalinya mengembangkan senyumnya di depan Axel.

Axel pun merasa deg-degan. Hatinya gak karuan ketika pertama kali melihat Ukhti itu tersenyum kepadanya.

"I-ya, sama-sama. Kalau begitu aku balik ke kelas dulu ya. Assalamualaikum." Axel berbalik badan dan berjalan menuju ke kelasnya.

"Wa'alaikumsalam." Jawab lembut Ukhti itu.

Ketika Axel baru beberapa langkah, ia mendengar suara Ukhti itu berbicara dengan seorang laki-laki. Ketika Axel menoleh kebelakang, ia melihat Ukhti itu sedang tertawa bersama laki-laki itu. Ya, laki-laki yang Axel liat 2 hari yang lalu. Tiba-tiba perasaan Axel hancur seketika, melihat kedekatan Ukhti itu dengan Laki-laki itu. Axel pun balik kelas dengan perasaan yang kacau dan badannya tiba-tiba melemah. Axel duduk di kursi depan kelas, menunduk dan memikirkan kejadian yang barusan ia lihat.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now