🌟Part 44🌟

882 63 2
                                    

"Pernah kau merasakan situasi,dimana engkau di beratkan pada dua pilihan yang harus memilih salah satunya." (Axel).

🌟🌟🌟

Sore telah datang...
Dengan membawa Semburat senja...
Yang pamit meninggalkan dunia...
Dari hadapan Kita...

Axel masih terdiam di depan rumah Kinsya,Ia masih tertegun dengan apa yang dikatakan Kinsya.Apa yang selama ia takutkan,benar-benar terjadi juga.Kinsya sudah berlalu,ia pergi disaat Axel terdiam.Kinsya cukup tau dengan sikap Axel,maka dia memilih untuk pergi.Axel dapat melihat,Kinsya pergi dalam berlinang air mata.Pada Akhirnya,Axel melajukan mobilnya.Keadaan Axel benar-benar kacau,rasanya Ia ingin mengakhiri semuanya.Pada Akhirnya,Axel memutuskan untuk cepat-cepat bertemu Ukhti.Axel melajukan Mobil dengam kecepatan tinggi,Ia menyalip beberapa kendaraan.Ia juga hampir menabrak Mobil dari lawan arah,Namun Axel bisa menghindarinya.Sesampainya di rumah Ukhti,Axel langsung turun dari Mobilnya.Axel dapat melihat Ukhti tengah bermain dengan Jihan di teras rumah,Axel terdiam sebentar sambil memandang mereka.Tiba-tiba perasaan takut menyelimuti Axel,Takut untuk kehilangan Ukhti.Setelah apa yang ia perjuangan selama ini,akan sia-sia Jika pada akhirnya Axel kehilangan Ukhti.Ukhti tertegun,ketika melihat Axel yang terdiam di samping Mobilnya.Ukhti pun memanggil Axel,membuat lamunan Axel menjadi Buyar.Axel pun menghampiri Ukhti,lalu duduk di dekatnya.Namun tidak terlalu dekat,sekitar 1 meter.

"Assalamualaikum." Axel langsung duduk.

"Wa'alaikumsalam.Tadi gimana perjalanan pas nganter Kak Kin? Macet kah?" Tanya Ukhti sambil menyuapi Jihan makan.

Axel hanya terdiam,pandangannya terus ke bawah.Ukhti pun menjadi bingung dengan Sikap Axel,lalu Ukhti meletakan makanan milik Jihan.

"Antum kenapa? Kok cemas gitu? Cerita atuh." Sahut Ukhti.

Axel menatap Ukhti,lalu tertunduk kembali.Ia benar-benar bingung dengan keadaannya saat ini,Tak tahu harus bagaimana.Ukhti pun mencoba mendekat sedikit pada Axel,Axel pun kembali menatap Ukhti dengan tatapan tidak berdaya.

"Ukhti...." Suaranya lemah.

"Iya,ada apa? Antum kenapa si? Saya jadi khawatir dengan keadaan antum." Sahut Ukhti.

"Aku benar-benar bingung,tadi Ketika saya sampai dirumah Kinsya.Tiba-tiba dia..." Nada Bicara Axel terhenti.

Axel tertunduk,ia tak kuasa mengatakannya ke Ukhti.Melihat keadaan tersebut,Ukhti semakin yakin.Ini kaitannya dengan Kinsya,Tiba-tiba perasaannya semakin tidak karuan.

"Kenapa dia? Jawab Axel." Tanya Ukhti semakin penasaran.

Axel menghela napas,kemudian mencoba menguatkan dirinya.Dengan penuh rasa takut,akhirnya Axel memberanikan untuk mengatakannya.

"Dia telah menyatakan perasaannya pada saya." Jawab Axel,lalu menunduk karena tidak tega melihat Ukhti.

Ukhti itu terdiam,lalu beberapa saat kemudian ia tersadar dari lamunannya.Kemudian Ukhti mengangkat Jihan,untuk duduk di pangkuan Ukhti.Lalu,Ukhti mencoba tersenyum kepada Axel.Ia tak mau terlihat shock di depan Axel.

"Jika Antum mau kembali kepadanya,gak apa-apa kok.Saya Ikhlas..." Sahut Ukhti.

Axel mendongak,lalu menatap Ukhti yang tengah mengobrol dengan Jihan.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now