🌟Part 84🌟

689 63 26
                                    

"Hati sudah memiliki nalar tersendiri, namun nalar tidak memiliki hati."
(Blaise Pascal).

🌟🌟🌟

Keesokan harinya....

Axel dan Lian telah berada di depan Cafetarian,depan Apartemen Brawijaya.Mereka sedang menanti kedatangan Kinsya,kemarin Kinsya tiba-tiba mengajak Axel dan Lian untuk ketemuan.Pertamanya Axel ingin menolak ajakan Kinsya,ia takut nantinya ia akan membawa Bodyguard untuk membawanya secara paksa.

Akan tetapi,Lian malah menyuruh Axel untuk menyetujuinya.Pada akhirnya Axel pun menyetujuinya,walaupun ada sedikit keraguan dalam diri Axel.

Setelah menunggu cukup lama,akhirnya Kinsya datang.Ia datang tidak sendiri,ia bersama Hafshah dan juga Jihan.Ketika Jihan melihat Axel dan Lian,seketika Jihan langsung berlari menuju ke Lian.

"Mba Cantik !!" Teriak Jihan,sambil berlari.

Ketika mereka bertemu,seketika Jihan langsung memeluk Lian.Rasa rindunya terhadap Mba Cantik kesayangannya,membuat ia menangis di dalam dekapan Lian.Sementara Lian,ia merasa senang ketika dirinya bisa bertemu dengan Jihan.Pertemuan yang begitu membahagiakan bagi keduanya,sampai-sampai Lian lupa kalau dihadapannya sudah ada Kinsya.

"Assalamualaikum Axel,Lian." Seru Kinsya,memecah keheningan.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Axel dan Lian bersama.

Lian mengurai peluknya,lalu ia menghampiri Kinsya.Ada sedikit perasaan takut dan tidak enak hati pada diri Lian.Ia merasa gitu karena dirinya telah merebut kembali apa yang dulu ia pernah sia-siakan.

"Kak Kin,emmm apa kabar ?" Tanya Lian mencoba untuk basa basi,namun tiba-tiba ia merasa gugup.

Kinsya tersenyum ketika melihat adik keponakannya yang terlihat gugup ketika menyapa Kinsya.Kinsya pun langsung memeluk Lian,membuat Lian terkejut bukan main.Dalam dekapan pelukan Kinsya,Lian saat ini merasakan kepalanya di elus-elus oleh tangan Kinsya yang halus.

"Kenapa adik keponakan ku ini terlihat gugup si ketika menyapa Kakak keponakannya? Biasa aja atuh.Kak Kin gak akan marah,malah Kak Kin kesini karena ada sesuatu hal yang ingin Kak Kin sampai kan ke Axel dan Juga Lian." Seru Kinsya sambil mengurai pelukannya.

"Kalau begitu kita ngobrol sambil duduk aja.Kan lebih enak dan santai,sekalian mau di pesenin makanan atau minuman ?" Tanya Lian,sambil menyuruh Kinsya dan Hafshah duduk.

"Emm aku tidak ingin pesan apa-apa.Mungkin Hafshah mau pesan makanan atau minuman ?" Tanya Kinsya.

Hafshah hanya menggelengkan kepalanya.Hari ini ia lebih banyak diam,entah apa yang terjadi pada dirinya.Pada akhirnya Lian dan Axel saja yang memesan minuman,karena tidak mungkin jika mereka hanya duduk-duduk tanpa memesan apapun.

Sejenak Axel menatap Kinsya yang saat ini tengah mengobrol dengan Hafshah.Ada yang aneh ketika Axel menatap mata Kinsya.Matanya terlihat sembab namun tidak terlihat merah.Axel pun bertanya-tanya dalam pikirannya,apakah Kinsya habis menangis kah? Axel hanya bisa berasumsi saja.

Tak berselang lama,minuman yang Axel dan Lian pesan pun datang.Namun bukannya di minum,tiba-tiba Axel menyodorkan ke Kinsya.Kinsya pun menatap Axel karena ia terkejut.Sementara Lian,ia merasa Axel masih peduli pada keadaan Kinsya.Lian pun dapat melihat pada mata Kinsya yang terlihat sembab.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now