🌟Part 20🌟

1.5K 113 0
                                    

"Yang bertahan untuk mempertahankan perasaannya,tak selamanya akan bertahan.Ia akan menemukan titik dimana saatnya ia untuk mengikhlaskan sesuatu yang tak akan mungkin ia dapatkan." (Ukhti).

🌟🌟🌟

Pagi-pagi sekali Ukhti itu sudah datang sekolah.Kemarin,Ukhti itu langsung pulang dari Rumah Axel tanpa berpamitan dengan ibu Axel.Kak Seza pun kemarin ikut pulang bersamanya.Semenjak kejadian kemarin,Ukhti itu jadi pendiam.Iya masih sangat trauma dengan apa yang dilakukan oleh Salsa.Kata-kata yang keluar dari Mulutnya itu,masih terngiang-ngiang di pikirannya.
Ukhti sedang merapikan meja guru,setelah ia sesampainya dikelas.Lalu ia menghapus papan tulis,merapikan kembali buku-buku yang berserakan di Meja guru.Setelah selesai merapikan kelas,Ukhti itu keluar dan duduk di depan kelas.Keadaan masih sepi,belum banyak yang datang di Sekolah.Ketika ia sedang melihat sekitar,tiba-tiba mata Ukhti itu melihat sesosok Laki-laki yang tidak asing dimatanya.Ya,itu Axel.Gumannya dalam Hatinya.Ia memperhatikan setiap langkah Axel.

"Alhamdulillah,dia sudah sembuh.Terimakasih ya Allah." Sahut Ukhti itu dalam hatinya sambil memandang Axel.

Tiba-tiba langkah Axel terhenti di pertigaan dekat kelas 11 Mipa 3.Lalu ia berbelok ke kiri.Ukhti itu kontan kaget.

"Lho,kok dia belok ke kiri.Bukannya kelasnya dia belok kanan." Guman Ukhti kebingungan.

Ukhti itu masih memperhatikan Axel dari atas.Tiba-tiba,Axel menaiki tangga yang menuju ke kelasnya.Ukhti itu panik,karena ia tahu kalau Axel akan ke kelasnya.Ketika Ukhti itu tengah kebingungan,tiba-tiba Axel telah sampai di atas dan akan segera menuju ke kelasnya.Ukhti itu mengambil buku Novel,lalu berpura-pura sedang membaca Novel.
Ketika langkah sepatu axel makin terdengar dekat,Ukhti itu makin panik.Keringat dingin mulai membasahi tubuh ukhti itu.

"Assalamualaikum,Ukhti." Sapa Axel dengan senyuman.

"Wa-wa'alaikumsalam.Eh Axel,udah sembuh?" Tanya Ukhti itu.

"Alhamdulillah nih.Udah agak mendingan.Cuma masih lemes aja." Jawab Axel langsung duduk di sebelah Ukhti.Namun tidak terlalu dekat.

"Alhamdulillah,jangan beraktivitas yang berat-berat dulu.Tubuh Antum belum sepenuhnya Fit." Sahut Ukhti itu Canggung.

Tiba-tiba Axel tersenyum,membuat Ukhti itu tersenyum.

"Kenapa Antum tersenyum?" Tanya Ukhti bingung.

"Saya tersenyum,karena liat Ukhti yang canggung ketika saya datangi." Axel kembali tersenyum ke Ukhti.

Ukhti terdiam,lalu merunduk malu.Axel yang tengah menatap Ukhti itu,tiba-tiba tatapannya beralih ke sebuah novel.Novel yang tak asing ia lihat,ya itu mirip Novel miliknya.

"Boleh saya lihat novel itu ?" Tanya Axel.

"Eh,iya.Boleh kok." Sahut Ukhti itu sambil memberikan Novelnya kepada Axel.

Axel memperhatikan setiap lekat Novel itu.Setelah memperhatikan agak lama,Novelnya memang memiliki kesamaan yang persis.

"Ini persis kaya milik saya." Sahut Axel sambil membuka tasnya.Lalu mengambil sesuatu.

Ukhti itu mengambil Novelnya,lalu Axel mengeluarkan sebuah buku Novel yang memang mirip dengan miliknya.

"Tuhkan sama,Kok bisa punya Novel yang sama yak ?" Tanya Axel sambil tertawa pelan.

Ukhti itu ikut tertawa.Lalu Ukhti itu meminta Novel milik Axel.Axel pun menyerahkannya.Ukhti itu membuka halaman pertama,disitu sudah ada nama AXEL DWI SAPUTRA.Demi halaman Ukhti membukanya.Lalu,ketika membuka di halaman 324.Tiba-tiba ada sebuah kertas terjatuh,lalu Ukhti itu mengambilnya.Ukhti itu pun bertanya kepada Axel.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang