🌟Part 11🌟

1.9K 144 0
                                    

Axel masih mengantri untuk membeli jajan. Axel sesekali memandang Ukhti itu, secara diam-diam. Terkadang juga tidak sengaja mereka saling memandang secara bersamaan. Yang membuat mereka malu-malu kucing kalau abg jaman sekarang bilang.

5 menit kemudian...

Setelah sekian lama ia mengantri, akhirnya Axel dapat membeli jajanan yang Ukhti itu inginkan. Ukhti itu sedang membaca Novel, hingga kehadiran Axel pun ia tidak sadar.

"Eh, Antum. Sudah disini saja. Kaget saya tau."

"Ini sesuai dengan pesanan kamu." Axel menyerahkan makanannya beserta minuman yang ia beli setelah membeli makanan tersebut.

"Emmm...jadi merepotkan antum. Saya jadi tidak enak hati." Seru Ukhti itu tertunduk malu.

"Eh santai saja. Gak merepotkan kok." Axel tersenyum.

Ukhti itu hanya mengangguk. Lalu ia merogoh sakunya dan memberikan sejumlah uang kepada Axel.

"Eh ini apaan maksudnya?" Axel kebingungan.

"Ini uang buat ganti makanan barusan." Jawab Ukhti itu menunjukkan makanan tersebut.

"Ihh gak usah kali. Udah uangnya kamu simpan saja, buat kebutuhanmu yang lain." Axel menolak uang pemberian Axel.

"Saya jadi gak enak hati. Maafkan saya ya."

"Sudah jangan seperti itu. Aku juga jadi gak enak bila kamu bilang seperti itu." Axel tersenyum pada Ukhti itu.

Ukhti itu hanya mengangguk. Lalu ia mengambil makanan tersebut.

"Antum gak beli juga?" tanya Ukhti itu.

"Enggak,aku lagi males jajan." Sahut Axel sambil meminum minuman ia yang ia beli tadi.

"Mau ?" Ukhti itu menawarkan.

"Enggak usah. Dah, kamu makan aja."

"Hemm begitu ya. Mari Makan." Ukhti itu mulai memakan makanan itu.

Ketika Ukhti itu memakannya, tiba-tiba Wajah Ukhti itu berubah. Wajah seperti orang kaget.

"Kok pedas?" sahut Ukhti itu dalam hatinya.

Ukhti itu melanjutkan makan makanan tersebut. Rasa pedas kian membara, membuat Wajah Ukhti itu menjadi merah. Axel yang menyadari ada yang aneh dari Ukhti itu. Axel langsung memberikan Air minum kepada Ukhti itu.

"Nihh, minum." Axel menyerahkan sebotol Air mineral.

Ukhti itu menatap Axel dengan wajah yang merah padam. Lalu ia menangis dan memegang perutnya. Axel pun kaget, lalu ia meminta tolong. Kemudian tak berselang lama, pertolongan pun datang. Ukhti itu langsung di tuntun oleh Mba PMR untuk dibawa ke UKS. Tiba-tiba Kak Geo menghampiri Axel.

"Apa yang telah engkau perbuat pada adik gue ?" tanya Kak Geo dengan wajah marah.

"Saya tidak berbuat apa-apa Kak. Saya hanya membelikan Makanan untuknya. Tadi saya liat, ia sedang mengantri. Lalu saya menawarkan untuk saya saja yang membelikannya. Pertamanya ia menolaknya, tetapi setelah saya memohon. Akhirnya ia mau." Jelas Axel dengan wajah ketakutan.

Kak Geo kemudian mengambil makanan tersebut. Lalu ia memakannnya.Kak Geo kaget setelah mencicipi makanan tersebut.

"Kau tau tidak? Adik ku itu mempunyai riwayat penyakit di lambungnya. Jadi dia gak bisa makan pedas. Lambungnya sangat rentan terhadap makanan pedas." Sahut Kak Geo sambil menarik baju Axel.

Axel hanya terdiam....

"Mulai hari ini, jauhi saja Adik gue.Awas aja lu, sampe berani deketin Adik gue lagi." Kak Geo mendorong Axel. Namun tidak sampai jatuh. Lalu Kak Geo pergi meninggalkan Axel.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Onde histórias criam vida. Descubra agora