🌟Part 45🌟

919 73 1
                                    

*Masih Di Rumah Sakit

Axel pun memasuki Ruangan ICU.Keadaan yang begitu remang-remang,dengan Tabung Gas Oksigen berada di samping Tempat Tidur Kinsya.Axel memakai baju khusus dengan penutup Kepala,agar Steril ketika masuk.Axel sekarang tengah berdiri di samping Kinsya,yang terbaring lemah di di Tempat Tidur.Penutup Oksigen yang menutupi hidung Kinsya dan Selang Infus yang terpasang di tangan kirinya.Axel pun jadi merasa menyesal,ketika Melihat ada perban yang membalut kepala Kinsya.Axel membelai pelai Rambut Kinsya yang tidak diperban.Tiba-tiba Air matanya menetes,ia benar-benar tak kuasa melihat keadaan Kinsya saat ini.Walaupun perasaannya saat ini sudah tidak ada nama kinsya,Namun ia masih Respect dengan Kinsya.Ketika Air Matanya terjatuh tepat di telapak tangan,Seketika Jari Kinsya bergerak.Axel pun merasa terkejut,lalu mencoba membangunkan Kinsya.

"Kinsya,apa kau mendengar ku ?" Tanya Axel.

Matanya masih terpejam,namun Jarinya bergerah terus menerus.Axel pun mencoba membangunkan Kinsya untuk kedua kalinya.Pada Akhirnya,Mata Kinsya terbuka.Lalu ia mengamati Seluruh ruangan,Namun tatapannya terhenti ketika ia menetap Axel.Moment itu berlangsung lama,Kinsya membuka Penutup Oksigennya.Lalu mencoba bangkit,Axel pun membantu Kinsya untuk bangun.Setelah itu,Kinsya tersenyum pada Axel dengan Air mata yang berlinang.

"Axel,ini benar kah kamu ?" Tanya Kinsya.

"Iya ini aku,Axel." Axel lalu membalas senyumnya.

Tiba-tiba Kinsya menarik tangan Axel dan memeluknya.Axel tertegun,ia mencoba melepas pelukan itu.Namun Kinsya memeluknya dengan erat,tidak membiarkan Axel melepasnya.Axel pun hanya terdiam ketika Kinsya memeluk dirinya,Tanpa membalas pelukannya.

"Aku rindu dengan mu.Setelah sekian lama hilang ingatan,akhirnya ingatan ku kembali." Sahut Kinsya.

Axel hanya terdiam,mendengarkan seluruh curahan hat Kinsya.

"Aku tidak mau kehilangan dirimu,Aku mau selalu bersama mu." Kinsya menangis,mempererat pelukannya.

Lagi-lagi Axel hanya terdiam,lalu matanya tertuju pada Pintu Ruang Icu.Axel terkejut,ketika melihat ada Ukhti di balik kaca pintu bersama Jihan.Ia menatap Axel,dengan mata yang berkaca-kaca.Axel tahu,saat ini Hati Ukhti tengah bersedih.Melihat Calonnya di peluk oleh orang lain,Lebih parahnya Orang lain itu adalah Mantannya.

"Maaf..." Axel mengucapkan kata itu pelan.

Ukhti itu mengerti apa yang dikatakan Axel,Ukhti itu tersenyum dengan Air yang masih berlinang.Axel pun memberi kode dengan mengusap Pipinya,agar Ukhti menghapus air matanya.Jihan yang melihatnya,lantas melakukannya persis Axel yang lakukan.Ukhti itu tertegun,lalu tersenyum pada Jihan.Tatapannya kembali pada Axel,yang memberi Isyarat untuk Ukhti dengan menunjukk bibirnya.Lalu membentuk lengkukan atau tersenyum maksud dari Axel.Ukhti pun melakukan apa yang di perintah Axel,ini benar-benar moment mengharukan.Axel pun mengurai pelukannya.Kinsya hanya menatap Axel,ia merasa ada yang berbeda pada diri Axel.

"Aku mohon ijin,mau keluar sebentar." Seru Axel.

"Mau kemana? Disini dulu aja.Temenin Aku,Pliss." Kinsya memegang pergelangan Axel,membuat Axel sedikit tersentak.

Axel perlahan melepas tangan Kinsya,Kinsya pun melepaskan pegangannya pada Tangan Axel.

"Ada urusan penting yang harus aku selesaikan." Jawab Axel.

"Ntar balik lagi kan?" Tanya Kinsya penuh Harap.

"Insyaallah,kalau begitu aku keluar dulu ya.Assalamualaikum." Sahut Axel,kemudian berjalan meninggalkan Kinsya.

"Wa'alaikumsalam." Kinsya hanya bisa menatap Axel dengan lemas.

Axel pun keluar dari kamarnya,lalu ia melihat Ukhti tengah duduk bersama Jihan.Pak Ferdy menghampiri Axel,Istrinya pun ikut menghampiri Axel.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now