🌟Part 56🌟

929 61 2
                                    

"Yakinlah pada suatu takdir,Percayalah pada suatu ketetapan,dan Tepislah pada suatu Perasaan yang membuatmu ragu."
(Axel Dwi Saputra).

🌟🌟🌟

Malang,15 Desember 2018.

Seminggu telah berlalu....
Hari ini adalah hari terakhir mereka bersekolah.Senin besok akan di adakan acara Festival Akhir Tahun SMA Tunas Bangsa,sekalian pengumuman Siswa dan Siswi terbaik per Angkatan.Axel dan Ukhti saat ini tengah berada di perpustakaan,bersama Fara dan Zahra.Entah kenapa,Perpustakaan menjadi  tempat Favorit mereka ketika berada di sekolah.Semenjak PAS selesai,Mereka jarang ada di kelas.Karena sudah tidak ada KBM,tak jarang ada yang tidak berangkat.

"Mas,antum jadi pergi ke Oxford ?" Ukhti sering bertanya akan hal itu.

Tidak bisa di pungkiri,Kepergian Axel dari Sekolah ini,Apartemen miliknya,Kota Malang,dan Negara ini semakin dekat.Axel terdiam sambil memandang Ukhti,lalu duduk mendekat ke Sisi Ukhti yang tengah membaca buku.Sudah berkali-kali Ukhti menanyakan hal itu,semenjak sesudah PAS,sampai Hari ini.

"Belum tahu,Soalnya Ibu belum kasih kabar untuk masalah keberangkatannya." Axel berusaha bersikap biasa.

Ukhti itu hanya terdiam ketika Axel mengatakan seperti itu.Axel paham betul,kenapa Sikap Ukhti menjadi seperti ini.Itu merupakan bentuk ketidakinginan Ukhti,jika harus berpisah dengan Axel.Axel pun akhirnya beranjak dari duduknya,lalu mengajak Ukhti keluar dari Perpustakaan.Ukhti hanya menuruti,ia pun mengikuti Axel dari belakang.

"Kita mau kemana si ?" Tanya Ukhti,sambil memakai sepatunya.

"Udah,Ukhti ikut aja.Kita cari tempat yang lain,Yang enak buat cerita." Jawab Axel.

Mereka berdua akhirnya berjalan menyusuri melewati kelas-kelas.Mereka tak lepas dari pandangan semua mata para Siswa dan Siswi,yang membuat Ukhti jadi tidak nyaman.Ketika ingin menuruni tangga,tiba-tiba ada yang memanggil mereka berdua.

"Axel..." Sahutnya.

Axel dan Ukhti pun memberhentikan langkah mereka,lalu menoleh ke arah suara yang memanggil dirinya.Ternyata yang memanggil adalah Salsa,Axel pun menghampirinya.

"Iya,ada apa ?" Tanya Axel.

"Gue di titipin pesan sama Kepala Sekolah.Katanya suruh manggil Axel sama Ukhti,ditunggu Kepala Sekolah diruangannya." Sahut Salsa.

Axel hanya mengernyitkan dahinya,karena merasa bingung.Sementara itu,Ukhti hanya terdiam sambil merunduk.

"Lho emang ada apaan si? Kok tiba-tiba di panggil Kepala Sekolah ?" Axel setengah terkejut.

"Mana gue tahu,udah mending lo sama Ukhti ke sana.Biar gak kebanyakan nanya,gue ada urusan.Daahh..." Salsa meninggalkan Axel dan Ukhti.

Axel berbalik,lalu menatap Ukhti.Ukhti yang sedari tadi merunduk,lalu mendongak dan menatap Axel.

"Udah,tenang aja kok.Gak ada apa-apa,Ukhti jangan takut ya.Sekarang mending kita ke Ruang Kepsek aja yuk,udah ditunggu soalnya." Sahut Axel,mengajak Ukhti.

Ukhti hanya mengangguk pelan.Mereka pun mulai berjalan menuju ke Ruang Kepala Sekolah.Seperti biasa,mereka harus melewati setiap kelas.Tak jarang mata mereka semua menatap ke Axel dan Ukhti.Axel tidak menghiraukannya,yang terpenting adalah tentang pemanggilan dirinya dan Ukhti ke Ruang Kepala Sekolah.Sesampainya di depan Ruang Kepala Sekolah,Axel dan Ukhti bergegas masuk.

"Assalamualaikum." Sahut Mereka berdua.

"Wa'alaikumsalam.Eh kalian berdua,masuk sini." Jawab Kepala Sekolah,sebut saja Bu Diah.Ia telah menjabat menjadi Kepala Sekolah selama 3 Tahun.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang