🌟Part 92🌟

377 31 0
                                    

"Mungkin kamu hanyalah mimpi,yang kenyataanku tak mampu milik."
(Kinsya Arpitha).

🌟🌟🌟

Dua minggu berlalu...

Hari Terakhir PTS...
Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan PTS bagi SMA di seluruh kota Malang. Saat ini tengah bersiap, ia memasukkan buku-buku yang perlu ia bawa hari ini. Jadwal ulangan hari ini ialah Sastra Inggris dan Ekonomi perminatan. Axel pun bergegas keluar dari Kamar, lalu berpamitan dengan Ibu dan Kakaknya.

"Bu, Kak, Axel berangkat dulu ya." Ucap Axel sambil mencium tangan ibunya.

"Gak sarapan dulu, ibu dah siapin makanan buat kamu lho." Sahut Ibu Rani.

"Iya atuh dek, sarapan dulu aja." Tambah Citra.

"Iya deh, Aku nurut apa kata ibu sama kakak." Jawab Axel, sambil meletakkan tasnya di sebelah kursi.

Ibu Rani merasa senang, lalu ia mengambilkan makanan untuk Axel.

"Makasih, bu." Ucap Axel,sambil menerima makanan dari ibunya.

"Iya sama-sama nak. Makan yang banyak, biar kamu nanti kuat pas ngerjain soalnya." Ujar Ibu Rani, sambil mengambil minum untuk Axel.

Axel hanya tersenyum, lalu mulai menyantap makanan yang tadi Ibunya siapkan. Sejenak Axel merasakan makanan yang dibuat ibunya, sudah lama Axel tidak merasakannya semenjak ibunya pergi ke Oxford. Enak, itulah yang Axel bisa rasakan ketika ia menyantap makanan buatan ibunya. Selain enak, Axel bisa merasakan ada cinta pada masakan ibunya. Axel pun makan dengan lahap, sampai tak terasa makanan yang Axel makan habis tak bersisa.

Setelah selesai makan, Axel pun bergegas berangkat ke sekolah. Tak lupa untuk Axel mencium tangan Ibunya dan juga Kakaknya, Ibunya pun merasa senang melihat anak laki-lakinya yang tumbuh semakin dewasa. Terlebih lagi Citra, ia juga merasa senang melihat perubahan adiknya yang sekarang lebih dewasa.

Sementara itu, Axel baru saja keluar dari Apartemen. Sejenak Axel menatap Apartemen milik Lian, ingin rasanya Axel memanggil Lian untuk berangkat sekolah bersama. Namun lagi-lagi rasa takut menyelimuti Axel, ia tidak memiliki keberanian untuk memanggil Lian. Dalam waktu seminggu, semenjak PTS dimulai. Axel dan Lian berangkat bersama hanya dua kali, itupun bertemu tidak sengaja.

Selama ini Axel tidak pernah berangkat bersama Lian lagi, apalagi mengajaknya. Axel pun memutuskan untuk berangkat sendiri tanpa mengajak Lian. Ketika Axel sedang menunggu pintu lift terbuka, tiba-tiba ada seorang perempuan berdiri disamping Axel. Axel yang menyadari ada sosok perempuan disampingnya, namun beberapa saat kemudian Axel menyadarinya.

Axel terkejut ketika menyadari bahwa perempuan yang ada disampingnya itu adalah Lian. Axel pun menjadi kalut, entah apa yang ia harus lakukan. Beberapa saat kemudian pintu lift terbuka, keduanya pun masuk ke dalam lift. Di dalam lift, Axel dan Lian hanya saling diam. Keheningan menyelimuti mereka, tidak ada percakapan apapun. Namun beberapa saat kemudian, Lian tiba-tiba memulai pembicaraan.

"Apakah saya boleh bertanya?" tanya Lian, memecah keheningan.

Axel yang terkejut ketika Lian bertanya kepadanya, seketika menjadi gugup dan bingung hendak menjawabnya.

"Emm...boleh. Emangnya mau nanya apa?" tanya Axel gugup.

Lian tersenyum, ketika melihat Axel yang begitu gugup. Membuat Axel menjadi tidak karuan, dirinya semakin sulit untuk mengontrol dirinya untuk tenang.

"Mas kenapa gugup si? Gak usah gugup gitu atuh." Jawab Lian sambil geleng-geleng kepala dan tertawa kecil.

Axel hanya menggaruk kepala, ia benar-benar merasa malu karena dirinya tidak bisa mengontrol perasaannya. Lian pun juga berusaha untuk berhenti tertawa. Setelah berhasil, Lian pun bertanya kepada Axel.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Where stories live. Discover now